ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Keluarga
merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita.
keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan
bagiannya dani keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang
berarti.
Keperawatan
keluarga merupakan tingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau
dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan
sehat sebagai tujuan dan perawatan sebagai penyalur. Sasaran keperawatan
keluarga yaitu individu, family atau keluarga dn community atau masyarakat.
Prinsip utama dalam perawatan kesehatan masyarakat mengatakan bahwa keluarga
adalah unit atau kesatuan dari pelayanan kesehatan.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Memasuki usia tua
berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisisk yang ditandai dengan
kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang
jelas, penglihatan semakin buruk gerakan lambat, dn figur tubuh yang tidak
proporsional.
Kurangnya
perhatian yang memadai terhadap populasi lansia ini menciptakan ruang kosong,
yang kemudian diisi oleh dunia medis. Disatu sisi, perhatian besar dari
kalangan kedokteran ini harus disambut secara positif oleh dunia keperawatan
sehingga masalah kesehatan lansia dapat teratasi. Kesehatan merupakan aspek
sangat penting yang perlu diperhatikan pada kehidupan lansia. Semakin tua
seseorang, cenderung semakin berkurang daya tahan fisik mereka. Dalam kaitan
ini, kajian terhadap keperawatan lansia (keperawatan gerontik dan geriatrik)
perlu ditingkatkan.
Keluarga
mempunyai peran yang penting dalam perawatan pasien lansia. Peran penting
tersebut dimiliki keluarga dikarenakan keluarga paling banyak berhubungan
dengan pasien (lansia), keluarga adalah orang yang paling dekat dan paling
mengetahui keadaan pasien, Pasien (lansia) yang dirawat di rumah sakit nantinya
akan kembali ke lingkungan keluarga.
Salah satu
aspek penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil
dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan
keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan
anggota keluarga yang sakit. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan
anggota keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.
Prioritas
tertinggi dari keluarga adalah kesejahteraan anggota keluarganya. Hal ini
tercapai apabila fungsi-fungsi dari keluarga untuk memenuhi kebutuhan tiap
individu yang ada dalam keluarga dapat tercapai dan terpenuhi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga
1.
Pengertian
Keluarga
didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi keluarga berbeda-beda, tergantung
kepada orientasi teoritis “pendefinisi” yaitu dengan menggunakan menjelaskan
yang penulis dari untuk menghubungkan keluarga. Burgess dkk (1963) membuat
definisi yang berorientasi pada tradisi dan digunakan sebagai referensi secara
luas:
a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah
dan ikatan adopsi.
b. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah
tangga, atau jika mereka hidup secra berpisah, mereka tetap menggangap rumah
tangga tersebut sebagai rumah mereka.
c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran
peran sosial keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu, anak laki-laki
dan
perempuan, saudara dan saudari
d. Keluarga sama-sma menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang
diambil dari
masyarakat dengan beberpa ciri unik tersendiri.
2.
Tipe Keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung
pada konteks keilmuwan dan orang yang mengelompokan. Secara tradisional
keluarga dikelompokan menjadi dua, yaitu:
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu,
dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga
lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek/nenek, paman/bibi)
3.
Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga terdiri dari fungsi
afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, fungsi
perawatan kesehatan. (friedman, 1998, hal 349-401)
a. Fungsi Afektif, berhubungan dengan fungsi-fungsi internal keluarga yaitu sebagai
perlindungan dan dukungan psikososial bagi para anggotanya. Pemenuhan fungsi
afektif merupakan basis sentral bagi pembentukan dna kelanjutan dari unit
keluarga
(stair, 1972)
b. Fungsi Sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan
orang
lain di luar rumah.
c. Fungsi Reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dn menjaga
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi Ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan
kesehatan
anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi, fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
4.
Dimensi Struktur Dasar Keluarga
Struktur keluarga dapat menggambar
bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya. Parad
dan caplan (1965) yang diadopsi oleh friedman mengatakan ada empat struktur
keluarga yaitu:
a. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota
keluarga
dalam keluarga sendiri dan perannya dilingkungan masyarakat
atau peran formal
dan informal.
b. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang
dipelajari dan
diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.
c. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola
komunikasi
ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak,
dan anggota
keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti.
d.
Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga
untuk
mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah
perilaku keluarga yang
mendukung kesehatan.
B. Konsep Perkembangan Keluarga Lansia
1.
Pengertian
Menua atau
menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga
tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik
secara biologis maupun psikologis.
WHO dan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia pada Bab I Pasal
1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir
dengan kematian.
2.
Tipe-tipe Lansia
a. Tipe arif bijaksana : lansia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan
diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,
sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
b. Tipe mandiri : lansia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan
baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan, serta memenuhi undangan.
c. Tipe tidak puas: lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin,
menentang proses penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan
daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi,
pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung menuntut, sulit dilayani dan
pengkritik.
d. Tipe pasrah : lansia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai
konsep habis (habis gelap datang terang), mengikuti kegiatan beribadat, ringan
kaki, pekerjaan apa saja yang dilakukan.
e. Tipe bingung : lansia yng kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,
merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh.
3. Tugas Perkembangan Lansia
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
Pengaturan hidup bagi lansia
merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam mendukung kesejahteraan lansia
mis. Perpindahan tempat tinggal lansia.
b. Penyesuaian terhadap pendapatan menurun
Ketika lansia memasuki pensiun,
pendapatan menurun secara tajam dan semakin tidak memadai, karena biaya hidup
terus meningkat, sementara tabungan/pendapatan berkurang.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan
Hal ini menjadi penting dalam
mewujudkan kebahagiaan keluarga. Perkawinan mempunyai kontribusi yang besar
bagi moral dan aktivitas yang berlangsung dari pasangan. Contoh: mitos tentang
aseksualitas
d. Penyesuaian terhadap kehilangan pasangan
Tugas perkembangan ini secara
umum:tugas yang pali traumatis. Lansia menyadari bahwa kematian adalah bagian
dari kehidupan normal, tetapi kesadaran akan kematian tidak ada. Hal ini akan
berdampak pada reorganisasi fungsi keluarga secara total.
e. Pemeliharaan ikatan keluarga antar generasi
Ada kecenderungan lansia untuk
menjauhkan diri dari hub.sosial, namun keluarga menjadi fokus interaksi lansia
dan sumber utama dukungan sosial.
4.
Mitos lansia dan kenyataannya
a. Mitos konservatif
Ada pandangan bahwa lansia pada umumnya:
1)
Konservaatif
2)
Tidak kreatif
3)
Menolak inovasi
4)
Berorientasi ke masa silam
5)
Merindukan masa lalu
6)
Kembali ke masa kanak-kanak
7)
Susah menerima ide baru
8)
Susah berubah
9) Keras
kepala
10) Cerewet
Faktanya :
tidak semua lansia bersikap, berfikiran, dan berperilaku demikian.
b.
Mitos berpenyakit dan kemunduran
Lansia
sering kali dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai dengan
berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai proses
menua
(lansia merupakan masa berpenyakitan dan kemunduran)
Faktanya :
memang proses menua disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh
dan metabolisme
sehingga rawan terhadap penyakit. Akan tetapi, saat ini telah
banyak penyakit yang
dapat dikontrol dan diobati.
c.
Mitos senilitas
Lansia
dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh adanya kerusakan
sel otak.
Faktanya:
banyak lansia yang masih tetap sehat dan segar bugar, daya pikirnya
masih
jernih dan cenderung cemerlang, bnyak cara untuk menyesuaikan diri
terhadap perubahan daya ingat.
d. Mitos ketidakproduktifan
Lansia
dipandang sebagai masa usia yang tidak produktif, bahkan menjadi beban
keluarganya.
Lansia
dipandang sebagai masa usia yang tidak produktif, bahkan menjadi beban
keluarganya.
Faktanya:
tidak demikian, banyak individu yang mencapai kebenaran, kematangan,
kemantapan, serta produktifitas mental dan material dimas lanjut usia.
e. Mitos asektualitas
Ada
pandangan bahwa pada lansia, minat, dorongan, gairah, kebutuhan, dan daya
seks
menurun.
Faktanya:
kehidupan seks pada lansia berlangsung normal, dan frekuensi
hubungan seksual
menurun sejalan meningkatnya usia, tetapi masih tetap tinggi.
f.
Mitos tidak jatuh cinta
Lansia sudah
tidak lagi jatuh cinta, tidak tertarik atau bergairah kepada lkawan jenis.
Faktanya:
perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa, perasaan cinta
tidak
berhenti hanya karena menjadi lansia.
g. Mitos
kedamaian dn ketenangan
Lansia dapat
santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa muda
dan dewasanya.
Badai dan berbagai goncangan kehidupan seakan-akan telah
berhasil dilewatinya.
Faktanya:L
sering ditemukan stres karena kemiskinan dan berbagai keluhan
serta penderitaan
karena penyakit, kecemasan, kekhawatiran, depresi, paranoid,
dan psikotik.
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
1.
Konsep asuhan keperawatan pada lanjut usia
Asuhan
keperawatan lansia atau gerontik diberikan berupa bantuan kepada klien lanjut usia karena adanya :
a.
Kelemahan fisik, mental dan social
b.
Keterbatasan pengetahuan
c.
Kurangnya kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari
secara
mandiri
a. Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pemeliharaan kesehatan,
sehingga memiliki ketenangan hidup dan produktif sampai akhir hayatnya.
b. Mempertahankan kesehatan dan kemampuan mereka yang usianya telah lanjut
dengan
perawatan dan pencegahan.
c. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidup
klien
lanjut usia.
d. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau mengalami
gangguan tertentu.
e. Merangsang petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosis
yang
tepat dan dini bila mereka menemukan kelainan tertentu.
f. Mencari upaya semaksimal mungkin agar klien lanjut usia yang menderita suatu
penyakit / gangguan masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa
perlu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal).
Fokus asuhan
keperawatan pada lanjut usia :
a. Peningkatan kesehatan
b. Pencegahan penyakit (preventif)
c. Mengoptimalkan fungsi mental
d. Mengatasi gangguan kesehatan secara umum .
2. Pengkajian
Perawat
harus ingat, akibat adanya perubahan fungsi yang sangat mendasar pada proses
menua yang meliputi seluuh organ tubuh, dalam melakukan pengkajian perawat
memerlukan pertimbangan khusus. Pengkajian harus dilakukan terhadap fungsi
semua system, status gizinya, dan aspek psikososialnya.
Hal-hal yang
dapat ditemukan pada pengkajian lanjut usia :
a. Mulut dan gigi
Gigi menjadi ompong yang dapat
menyebabkan timbulnya berbagai penyakit periodontal sehingga gusi menjaadi
atrofi secara progresif. Mulut kering sehingga air ludah mudah mengental.
Selain itu dapat menimbulkan risiko mukosa mudah mulut mudah pecah sehingga
timbul stomatitis dan perasaan tidak nyaman.
b. Kulit
Akan sering ditemukan data subjektif
dari lanjut usia gatal-gatal dan Nampak kulit kering serta mudah terluka.
c. Ekstermitas atas dan bawah
Terjadi penebalan pada kulit yang
tertekan terutama pada telapak kaki, mata kaki termasuk telapak tangan.
Beberapa kulit di daerah ekstermitas bahkan menipis, kulit terkelupas,
pecah-pecah dan mudah tergores. Terjadi pula kelainan pada kuku seperti lapisan
tanduk yang semakin mengeras, hipertrofi kuku atau kuku yang merusak jaringan
lunak di bawahnya.
d. Mobilitas
Terdapat keterbatasan pergerakan
yang terjadi akibat beratnya penyakit atau kompleksitas dari gangguan fungsi
tubuhnya, sehingga dapat menimbulkan masalah mobilitas. Untuk itu perlu dikaji
kemampuan lama dan jenis aktivitas yang dapat dilakukan serta waktu yang
digunakan untuk beristirahat setelah menjalani aktivitas tertentu.
e. Eliminasi
Konstipasi, inkontinensia urin dan
atau fekal, diare merupakan keluhan utama klien lanjut usia yang paling
menonjol. Perlu dilakukan pengkajian frekuensi dan pola defekasi, pola diet,
masukan dan keluaran cairan, aktivitas klien, integritas kulit sekitar anus dan
kemaluan serta mengidentifikasi factor penyebab munculnya masalah eliminasi.
f. Penglihatan
Klien lanjut usia akan sering
mengalami gangguan penglihatan diantaranya akan ditemukan glaucoma dan katarak.
Perlu dikaji jenis alat bantu penglihatan yang digunakan serta pemeriksaan
fisik pada mata sesuai dengan masalah yang muncul.
g. Pendengaran
Ketahuilah tentang penggunaan alat
bantu pendengaran yang digunakan klien, keterbatasan melakukan aktivitas sehari-hari
atau terjadi gangguan hubungan social akibat gangguan pendengaran.
h. Jantung dan pembuluh darah
Terjadi peningkatan tekanan darah,
hipotensi orthostasis, penyakit jantung koroner atau bahkan gagal jantung
merupakan penyakit yang lazim terjadi pada lanjut usia. Perubahan hemodinamik,
pola diet, nyeri dada, kembung, bingung, sesak nafas, palpitasi, vertigo bahkan
sinkop akan sering dijumpai pada pemeriksaan fisik.
g. Pernafasan
Pneumonia dan obstruksi paru menahun
juga merupakan masalah kesehatan pada system respirasi yang menonjol pada
lanjut usia. Akan ditemukan adanya data batuk, kesulitan mengeluarkan dahak,
mudah lelah, lemah, berat badan menurun, tidak nafsu makan dan lain-lain.
h. Endokrin
Diabetes mellitus dan
penyakit-penyakit tiroid kerap merupakan masalah kesehatan yang banyak ditemui
pada lanjut usia. Maka perawat perlu mengidentifikasi adanya tanda-tanda dan
gejala terhadap kehilangan atau meningkatnya berat badan, hilangnya atau
meningkatnya nafsu makan, sesak nafas, palpitasi, tremor, kelemahan atau adanya
intoleransi terhadap perubahan cuaca dingin atau panas.
i. Nyeri
Nyeri pada lanjut usia dirasakan dua
kali lebih berat dibandingkan pada usia muda. Data-data yang dapat ditemukan
antara lain adanya temuan skala nyeri, menangis, mengerang kesakitan, agitasi,
lemah dan tampak tertekan disamping adanya perubahan tanda-tanda vital.
j. Depresi
Perasaan tidak berdaya muncul akibat
hilangnya berbagai fungsi organ tubuh oleh karena bertambahnya usia. Sulit
berkonsentrasi, merasa sedih dan pesimis, kesulitan atau terlalu banyak tidur,
kelebihan atau kehilangan berat badan, hilangnya minat melakukan motivasi serta
energy merupakan tanda-tanda bagi klien yang mengalami depresi.
k. Demensia
Kehilangan daya ingat terutama
ingatan jangka pendek, gangguan dalam memberikan alasan yang abstrak, sangat
tergantung dengan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari serta
tidak mampu berkomunikasi dengan jelas secara lengkap dan ekspresif.
D. Format Pengkajian Keperawatan Keluarga
Identitas kepala keluarga
Nama
: Tn.T
Umur
: 70 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat
: Jl. Kom.Yos Sudarso, Gg Bunga No 15
1. Komposisi Keluarga
No
|
Nama
|
L / P
|
Umur
|
Hub. Klg
|
Pekerjaan
|
Pendidikan
|
1.
2.
|
Tn.T
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1794439243386878299#editor/target=post;postID=4016615917763662095;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=12;src=link
Ny.S
|
L
P
|
70 Thn
60 Thn
|
Ayah
Ibu
|
Wirausaha
IRT
|
Sarjana
SMA
|
b. Tipe
Keluarga :
1) Jenis
tipe keluarga : Nuclear Family
2) Masalah
yang terjadi dengan tipe tersebut : tidak pernah ada masalah dalam
keluarga tersebut.
c. Suku Bangsa :
1) Asal
suku bangsa : Melayu
2) Budaya
yang berhubungan dengan kesehatan : tidak ada budaya yang
berhubungan dengan kesehatan
dalam keluarga tersebut.
d. Agama
dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : Islam
e. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
1) Anggota
keluarga yang mencari nafkah : Ayah
2) Penghasilan
: minimal 6 juta / bulan
3) Upaya
lain : tidak ada
4) Harta
benda yang dimiliki : Tn.T memiliki 1 buah rumah pribadi,
1 buah rumah kosan, 3
buah rumah
kontrakan, 1 buah sepeda motor
5) Kebutuhan
yang dikeluarkan tiap bulan : 3 juta
f. Aktifitas
Rekreasi Keluarga : Tn.T mengatakan jarang mengadakan
aktifitas rekreasi
keluarga.
1. RIWAYAT
DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini ( ditentukan dengan anak tertua ):
keluarga dengan lanjut usia
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
tidak
ada
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
1. Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Tn.T menderita penyakit Diabetes Melitus
2. Riwayat penyakit keturunan : -
3. Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga
No
|
Nama
|
BB
|
Keadaan
Kesehatan
|
Imunisasi
(BCG/Polio/DPT/HB/Campak
|
Masalah
Kesehatan
|
Tindakan
yang telah dilakukan
|
1.
2.
|
Ayah
Ibu
|
80 Kg
65 Kg
|
Klien
mudah capek, sering berkemih di malam hari
Baik dan
Sehat
|
Terpenuhi
Terpenuhi
|
DM
|
Pergi ke
dokter praktek setiap bulan
|
4) Sumber
pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Rumah sakit dan Dokter praktik
5) Riwayat
kesehatan keluarga sebelumnya : Tn.M mengatakan di keluarganya tidak
ada yang
menderita penyakit seperti yang dideritanya.
2. PENGKAJIAN
LINGKUNGAN
a.
Karakteristik rumah :
1) Luas
rumah : 15 x 12 m persegi
2) Type
rumah : permanen
3) Kepemilikan
: Milik Sendiri
4) Jumlah
dan ratio kamar/ruangan : Kamar : 4, Ruang Depan, Tengah, Dan
Dapur
5) Ventilasi
/ Jendela : 14/ 8
6) Pemanfaatan
ruangan : dimanfaatkan dengan baik
7) Septic
tank : ada
8) Sumber
air minum : Air Galon
9) Kamar
mandi / WC : 1 / 1(WC jongkok)
10) Sampah : Buang ketempat
pembuangan sampah
11) Kebersihan lingkungan :
Bersih
b. Karakteristik
Tetangga dan Komunitas RW
1) Kebiasaan: klien mengatakan orang-orang di sekitar tempatnya mempunyai
kebiasaan menyabung ayam dan jarang diadakan kegiatan
gotong royong.
2) Aturan
/ kesepakatan : jika ada pendatang baru wajib lapor RT
3) Budaya
: tedapat banyak kebudayaan di daerah setempat
c. Mobilitas Geografis Keluarga : keluarga baru berpindah tempat tinggal
sebanyak 1 kali
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :
Keluarga hanya berkumpul setahun sekali pada saat idul fitri dengan anak
anaknya. Klien jarang berinteraksi dengan masyarakat, hanya sesekali ngobrol
ngobrol dengan tetangga didepan rumah.
e. System pendukung keluarga : Tn.T dan Ny.S selalu merawat satu sama lain
apabila ada yang sakit.
3. STRUKTUR
KELUARGA
a. Pola / cara Komunikasi Keluarga : keluarga berkomunikasi menggunakan
bahasa melayu
b. Struktur Kekuatan Keluarga : pada ayah
c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) : Ayah : KK, Ibu : IRT
d. Nilai dan Norma Keluarga : keluarga Tn.T beragam islam dan
Tn.T menanamkan kepada keluarganya tidak boleh
meninggalkan shalat.
4. FUNGSI
KELUARGA
a. Fungsi afektif :
Ayah berperan dalam mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan keluarga
sekaligus mengatur keuangan, sesekali ibu ikut berperan dalam mengatur
keuangan.
b. Fungsi sosialisasi
1) Kerukunan hidup dalam keluarga : keluarga hidup dengan kurang
harmonis karena
Tn.T lebih sering tinggal di rumah kontrakannya yang
sekarang ditempati oleh
adiknya dengan alasan tidak nyaman dengan
lingkungan tempat tinggalnya dan Tn.T
mengatakan ia ingin meninggal
dikamar yang dulunya di tempati orang tuanya di
rumah kontrakan tersebut.
2) Interaksi
dan hubungan dalam keluarga : setiap anggota berinteraksi
dengan baik
tetapi lebih sering berkomunikasi melalui telfon.
3) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan :
Ayah (Tn.T)
4) Kegiatan keluarga waktu senggang : Kumpul dengan keluarga tetapi
Tn.T dan Ny.S
lebih sering berkumpul dengan anak-anaknya hanya
diwaktu lebaran meskipun
sesekali anak-anaknya mengunjungi mereka.
5) Partisipasi dalam kegiatan sosial : di lingkungan keluarga Tn.T jarang
diadakan
kegiatan sosial
c. Fungsi perawatan kesehatan : ibu berperan penting dalam perawatan
kesehatan
keluarga
d. Fungsi reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak : klien tidak merencanakan untuk mempunyai
anak
lagi
2) Akseptor : tidak
e. Fungsi ekonomi
1) Upaya pemenuhan sandang pangan : terpenuhi
5. STRESS
DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek : Tn.T mengatakan cemas dengan penyakit yang
dideritanya
b. Stressor jangka panjang : Tn.T mengatakan sangat tidak menyukai
kebiasaan
tetangagnya yaitu menyabung ayam.
c. Respon keluarga terhadap stressor : Tn.T mengatasi cemasnya dengan
membiasakan
untuk rutin cek gula darah
d. Strategi koping : beribadah dan sering membaca dzikir.
e. Strategi adaptasi disfungsional : Tn.T lebih sering tinggal dirumah yang
ditempati adiknya.
6. KEADAAN
GIZI KELUARGA
Pemenuhan gizi : Makan 2 x sehari,
dengan pagi sarapan kue, siang makan
nasi sedikit dengan menu bervariasi dan
malam lebih sering makan buah-buahan.
Upaya lain :
tidak ada.
7. HARAPAN
KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatannya : kadar gula darahnya dapat dikontrol sehingga
tidak memperburuk kondisi klien.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : Puskesmas lebih ditingkatkan lagi
pelayanan kesehatannya jadi klien bisa berobat ke puskesmas dan tidak perlu
ke
dokter praktik lagi.
8. PEMERIKSAAN
FISIK
NO
|
VARIABEL
|
NAMA
ANGGOTA KELUARGA
|
|
Tn.T
|
Ny.S
|
||
1
|
Riwayat
penyakit saat ini
|
Diabetes
Melitus
|
-
|
2
|
Keluhan yg
dirasakan
|
Mudah
capek, pusing, sering kesemutan dan ngilu pada kaki, tremor, sering berkemih
di malam hari.
|
Tidak ada
keluhan yang dirasakan
|
3
|
Tanda dan
gejala
|
Klien
tampak gelisah, lemah, nafas terengah-engah, kulit tampak kering da turgor
tidak elastis.
|
Tidak ada tanda
dan gejala yang timbul
|
4
|
Riwayat
penyakit sebelumnya
|
Klien
mengatakan sebelumnya mengira terkena asam urat tetapi setelah diperiksa
ternyata klien menderita DM
|
-
|
5
|
Tanda –
tanda Vital
|
TD:
130/100 RR: 26x/m N:75x/m S: 370 C
|
-
TD: 120/70 RR: 24x/m N: 60x/m S: 370C
|
6
|
System
CardioVaskuler
|
||
7
|
System
respirasi
|
||
8
|
System GI
Tract
|
||
9
|
System
persarafan
|
||
10
|
System
muskuloskeletal
|
Kekuatan
otot : 5
|
Kekuatan
otot : 5
|
TIPOLOGI
MASALAH KESEHATAN
NO
|
DAFTAR
MASALAH KESEHATAN
|
1
|
ANCAMAN
|
-
Tidak dapat mempertahankan keakraban suami istri
-
Tn.T mengaggap lingkungan tempat tinggalnya merupakan ancaman karena
kebiasaan tetangga yang bertentangan dengan nilai dan norma yang dianutnya.
|
|
2
|
KURANG/TIDAK
SEHAT
|
-
Tn.T merasa tidak sehat akibat penyakit DM yang dideritanya.
|
|
3
|
DIFISIT
|
-
|
PENGKAJIAN KHUSUS BERDASARKAN 5
TUGAS KELUARGA
NO
|
KRITERIA
|
PENGKAJIAN
|
1
|
Mengenal
masalah
|
Keluarga
mengatakan sudah mengetahui bahwa Tn.T menderita penyakit Diabetes Melitus.
|
2
|
Mengambil
keputusan yang tepat
|
Tn.T mengatakan
keputusan yang diambil adalah rutin periksa gula darah dan pergi ke dokter.
|
3
|
Merawat
anggota keluarga yang sakit atau punya masalah
|
Keluarga
saling merawat apabila ada anggota keluarga yang sakit.
|
4
|
Memodifikasi
lingkungan
|
Keluarga
mengatakan belum mampu memodifikasi lingkungan sekitar tempat tinggalnya
termasuk kebiasaan buruk yang dilakukan oleh tetangga Tn.T
|
5
|
Memanfaatkan
sarana kesehatan
|
Keluarga
memanfaatkan sarana kesehatan berupa rumah sakit dan dokter praktik untuk
mengobati penyakit DM.
|
DAFTAR
MASALAH
NO
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
PROBLEM
|
1
|
Ds:
-
Tn.T mengatakan jarang
berkomunikasi dengan anggota
keluarganya kecuali melalui telepon
-
Tn.T mengatakan lebih sering berada
di rumah kontrakan yang ditempati
adiknya
o:
-
kurang keakraban antara Tn.T dan
istrinya
-
Tn.T sering tinggal di rumah
kontrakan yang ditempati adiknya
|
Modifikasi
dalam status sosial keluarga
|
Proses
keluarga, perubahan
|
2
|
DS :
-
Tn.T mengatakan merasa tidak
nyaman dengan lingkungan tempat
tinggalnya.
Do :
- klien tampak jarang berkumpul
dengan masyarakat sekitar.
|
Ketidakefektifan
komunikasi di antara subkelompok atau komunitas
|
Penatalaksanaan
program terapeutik : Komunitas, ketidakefektifan
|
3
|
Ds:
-
klien mengatakan mengetahui
menderita DM sejak 1 tahun lalu,
-
klien mengatakan mudah capek dan
sering pusing
-
klien mengatakan sering kesemutan
dan ngilu pada kaki, tremor
-
klien mengatakan sering berkemih di
malam hari.
Do:
-
klien tampak gelisah, lemah dan
nafas terengah-engah.
-
Kulit tampak kering dan turgor tidak
elastic
|
Diuresis
osmotik
|
Kekurangan
volume cairan
|
SKORING
Dx 1 : Perubahan proses keluarga b.d
Modifikasi dalam status sosial keluarga
KRITERIA
|
SKOR
|
BOBOT
|
NILAI
|
PEMBENARAN
|
SIFAT
MASALAH
o
Tidak sehat
o
Ancaman kesehatan
o
Krisis atau keadaan
sejahtera
|
3
2
1
|
1
|
2/3X1= 2/3
|
Sifat
masalah ini adalah ancama kesehatan karena Tn.T mengatakan sudah jarang
berkumpul dengan keluarganya.
|
KEMUNGKINAN
MASALAH DAPAT DIUBAH
o
Dengan Mudah
o
Hanya Sebagian
o
Tidak dapat
|
2
1
0
|
2
|
1/2x2= 1
|
Kemungkinan
masalah dapat diubah hanya sebagian karena Tn.T mengatakan masih kesulitan
untuk
|
POTENSIAL
MASALAH DAPAT DICEGAH
o
Tinggi
o
Cukup
o
Rendah
|
3
2
1
|
1
|
2/3x1= 2/3
|
Potensial
masalah dapat dicegah adalah cukup karena Tn.T sesekali pulang ke rumahnya
|
MENONJOLNYA
MASALAH
o
Masalah berat, harus
segera ditangani
o Ada
masalah, tapi tidak
perlu segera ditangani
o Masalah
tidak
dirasakan
|
2
1
0
|
1
|
2/2x1= 1
|
Menonjolnya
masalah adalah masalah berat, harus segera ditangani karena apabila dibiarkan
maka akan berpengaruh pada keharmonisan rumah tangga Tn.T
|
2/3+1+2/3+1 =3 1/3
Dx 2 : Penatalaksanaan program
terapeutik : Komunitas, ketidakefektifan b.d Ketidakefektifan komunikasi di
antara subkelompok atau komunitas
KRITERIA
|
SKOR
|
BOBOT
|
NILAI
|
PEMBENARAN
|
SIFAT
MASALAH
o
Tidak sehat
o
Ancaman kesehatan
o
Krisis atau keadaan
sejahtera
|
3
2
1
|
1
|
2/3X1= 2/3
|
Sifat
masalah adalah ancaman kesehatan karena dengan ketidakefektifan komunikasi
antara Tn. T dan masyarakat sehingga menyebabkan Tn. T tidak merasa nyaman
dengan masyarakat sekitar dan menjadi pikiran buat Tn. T baik tentang
dirinya, dengan masyarakat sekitar maupun keluarganya. Tn. T
meninggalkan istrinya karena tidak merasa nyaman dengan lingkungan sekitar.
|
KEMUNGKINAN
MASALAH DAPAT DIUBAH
o
Dengan Mudah
o
Hanya Sebagian
o
Tidak dapat
|
2
1
0
|
2
|
1/2x2= 1
|
Kemungkinan
masalah dapat diubah hanya sebagian karena untuk mengubah masalah tersebut
diperlukan kerjasama dari semua anggota masyarakat
|
POTENSIAL
MASALAH DAPAT DICEGAH
o
Tinggi
o
Cukup
o
Rendah
|
3
2
1
|
1
|
2/3x1= 2/3
|
Potensial
masalah dapat dicegah adalah cukup karena masalah tersebut masih bisa diatasi
apabila Tn.T dan masyarakat mampu mengungkapkan permasalahan tersebut
|
MENONJOLNYA
MASALAH
o
Masalah berat, harus
segera ditangani
o Ada
masalah, tapi tidak
perlu segera ditangani
o
Masalah tidak
dirasakan
|
2
1
0
|
1
|
2/2x1= 1
|
Menonjolnya
masalah adalah masalah berat, harus segera ditangani karena apabila masalah
tersebut dibiarkan maka masyarakat khususnya Tn.T akan merasa semakin tidak
nyaman dengan lingkungannya
|
2/3+1+2/3+1=2 1/3
Dx 3 : Hiperglikemi b.d peningkatan
kadar gula darah
KRITERIA
|
SKOR
|
BOBOT
|
NILAI
|
PEMBENARAN
|
SIFAT
MASALAH
o
Tidak sehat
o
Ancaman kesehatan
o
Krisis atau keadaan
sejahtera
|
3
2
1
|
1
|
3/3X1= 1
|
Sifat
masalah adalah tidak sehat karena Tn.T mengatakan merasa tidak sehat akibat
penyakit DM yang dideritanya
|
KEMUNGKINAN
MASALAH DAPAT DIUBAH
o
Dengan Mudah
o
Hanya Sebagian
o
Tidak dapat
|
2
1
0
|
2
|
0
|
Kemungkinan
masalah tidak dapat diubah karena penyakit DM merupakan penyakit yang sulit
disembuhkan
|
POTENSIAL
MASALAH DAPAT DICEGAH
o
Tinggi
o
Cukup
o
Rendah
|
3
2
1
|
1
|
1/3x1= 1/3
|
Potensial
masalah dapat dicegah adalah rendah karena Tn.T mengatakan hanya bisa
mengatasi penyakitnya dengan mengontrol makanannya dan sekali-sekali minum
obat
|
MENONJOLNYA
MASALAH
o
Masalah berat, harus
segera ditangani
o
Ada masalah, tapi
tidak perlu segera
ditangani
o
Masalah tidak
dirasakan
|
2
1
0
|
1
|
2/2x1= 1
|
Menonjolnya
masalah adalah masalah berat, harus seger ditangani karena Tn.T mengatakan
harus selalu mengontrol makanannya dan harus segera minum obat apabila merasa
tidak sehat
|
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan proses keluarga b.d Modifikasi dalam status sosial keluarga
2.
Penatalaksanaan program terapeutik : Komunitas, ketidakefektifan b.d
Ketidakefektifan
komunikasi di antara subkelompok atau komunitas
3. Kekurangan volume cairan b.d diuresis osmotik
C.
Rencana Tindakan
No
|
Dx keperawatan
|
Intervensi
Keperawatan
|
||
Tujuan dan
kriteria hasil
|
Tindakan
keperawatan
|
Rasional
|
||
1
|
Perubahan
proses keluarga b.d modifikasi dalam status sosial keluarga yang ditandai
dengan :
Ds:
- Tn.T mengatakan
jarang
berkomunikasi
dengan anggota
keluarganya kecuali
melalui telepon
- Tn.T mengatakan
lebih sering berada
di rumah kontrakan
yang ditempati
adiknya
Do:kurang
keakraban antara Tn.T dan istrinya
|
Keluarga dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan proses keluarga dengan KH :
-
Keluarga dapat
memahami
perubahan peran
dalam keluarga
-
Keluarga dapat
meningkatkan
komunikasi antara
anggota keluarga
-
Keluarga dapat
meningkatkan
keharmonisan
keluarga
|
-
Pantau hubungan
keluarga saat ini
-
Kaji interaksi
antara Tn.T
dan
keluarga
-
Kaji keterbatasan
anak
-
Dukung keluarga
untuk menyatakan
perasaan dan
masalahnya secara
verbal
|
-
Untuk mengetahui
keharmonisan di
keluarga tersebut
-
Untuk mengetahui
apakah Tn. T dalam
berinteraksi dengan
keluarga lainnya
lancar dan baik aatau
ada
masalah dalam
interaksi dengan
keluarga lainnya.
-
Untuk memberikan
kebebasan
yang
positif terhadap anak.
-
Agar interaksi antara
klien dan kelurga
menjadi harmonis dan
komunikasi lancar
antar keluarga.
|
2.
|
Penatalaksanaan
program terapeutik : Komunitas, ketidakefektifan b.d Ketidakefektifan
komunikasi di antara subkelompok atau komunitas yang ditandai dengan :
DS : -
Tn.T mengatakan merasa tidak nyaman dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Do : klien
tampak jarang berkumpul dengan masyarakat sekitar.
|
Penatalaksanaan
program terapeutik:
komunitas efektif dengan KH :
-
Keluarga
khususnya
Tn.T
dapat
berkomunikasi
dengan
baik dengan
masyarakat
sekitarnya.
-
|
-
Kaji pola interaksi
- Lakukan
penapisan faktor
risiko yang
berpengaruh pada
kesehatan dari
lingkungan
-
Berkolaborasi
dalam program
tindakan
pengembangan
masyarakat
-
Bekerja sama
dalam
memodifikasi
lingkungan, yaitu
dengan
meningkatkan
kesadaran anggota
masyarakat
|
-
Mengetahui
kebiasaan
klien dalam
berinteraksi antar
masyarakat sekitar
dan
mencari apakah
ada
masalah dalam
berinteraksi antar
masyarakat sekitar
atau tidak.
-
Untuk mencegah
agar faktor resiko
tidak sampai terjadi
baik pada klien
maupun pada
kesehatan
lingkungannya.
-
Untuk
mengupayakan agar
klien tidak hanya
berinteraksi dengan
keluarga tetapi juga
berinteraksi dengan
masyarakat sekitar.
-
Agar klien maupun
masyarakat dapat
berinteraksi dengan
baik, tidak ada
perselisihan tentang
kepercayaan lagi
antara klien dan
masyarakt sekitar,
dan
tujuan nya agar
klien mau
berinteraksi
dengan masyarakat
sekitar.
|
3.
|
Kekurangan
volume cairan b.d diuresis osmotik yang ditandai dengan :
Ds:
-
klien mengatakan
telah menderita
DM sejak 1 tahun
yang lalu,
-
klien mengatakan
mudah capek dan
sering pusing
-
klien mengatakan
sering kesemutan
dan
ngilu pada kaki,
tremor
-
klien mengatakan
sering berkemih di
malam hari.
Do:
- klien tampak
gelisah, lemah dan
nafas terengah-
engah.
- Kulit tampak
kering dan turgor
tidak elastis
|
Kebutuhan cairan
atau hidrasi terpenuhi dengan KH :
-
Klien
menunjukkan
dehidrasi yang
adekuat dibuktikan
oleh tanda
vital stabil, nadi
perifer dapat diraba,
turgor kulit dan
pengisian kapiler
baik, haluaran urin
dan
elektrolit tepat
dalam batas normal
|
-
Pantau TTV
-
Pantau masukan
dan
pengeluaran
cairan
- Observasi
adanya
kelelahan
yang
meningkat,
edema
peningkatan
BB
- Kaji
nadi perifer,
pengisian
kapiler,
turgor
kulit dan
membran
mukosa
|
- Perubahan tekanan
darah akan dapat
mempengaruhi
kesehatan klien dan
menjadi faktor resiko.
- Untuk memantau
nutrisi klien apakah
sudah cukup dari
kebutuhan tubuh atau
kurang.
- Memantau adanya
tanda dan gejala
edema saat kelelahan
meningkat dan
peningkatan BB akan
mempengaruhi
kesehatan klien.
- Untuk memantau
turgor kulit tetap
elastis dan membran
mukosa tidak kering.
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keluarga
merupakan kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan
emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing (friedman 1998).
Dimana keluarga juga bagian atau unit terkecil dari masyarakat yang
beranggotakan dua orang ataupun lebih dan masing – masing mempunyai ikatan
perkawinan dan hubungan darah, mempunyai kepala dalam rumah tangga, mempunyai
peran masing – masing serta menganut suatu budaya yang keluarga itu yakini.
Keluarga mempunyai beberapa tipe dan memiliki fungsi. Keluarga juga mempunyai
struktur yang dapat digambarkan bagaimana keluarga menjalankan peran dan
fungsinya sebagai bagian dari masyarakat sekitar. Dalam hal ini, perawat
mempunyai peran juga untuk membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
Asuhan
keperawatan keluarga dengan tahap usia lanjut merupakan salah satu dari proses
keperawatan dimana dalam hal ini dapat mengoptimalkan peran dan fungsi lansia.
Jadi, semakin tinggi tingkat pengetahuan lansia terhadap masalah-masalah
yang terjadi, maka dapat diminimalisir masalah itu terjadi.