Contoh Askep Post Apendiktomy



ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
 POST APENDIKTOMY DI BANGSAL MAWAR  RSUD SRAGEN
 
A.    PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 14 Mei 2011 jam 14.00 bangsal Mawar.
1.      Biodata
a.      Pasien
Nama                                    : Tn. D
Umur                                    : 29 tahun
Jenis Kelamin                      :  Laki – laki
Status                                   : Kawin
Agama                                  : Islam
Suku/bangsa                         : Jawa / Indonesia
Alamat                                  : Ngemplak Rt 13 banaran kali jambe sragen
Alasan Pasien Masuk RS   : Pasien mengatakan 6 hari sebelum masuk RS nyeri terus menerus dan pindah ke perut kanan bawah
Tanggal masuk                      : 12 Mei 2011
Nomor register                      : 312340
Diagnosa medis                     : Post Apendiktomy

b.      Penanggung Jawab
Nama                                    : Tn. J
Umur                                    : 60 tahun
Agama                                  : Islam
Hubungan dengan pasien     : Ayah kandung
Alamat                                  : Sragen 

2.      Riwayat Kesehatan
a.       Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri pada daerah luka post operasi.
b.      Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut di kuadran kanan bawah sejak 6 hari yang lalu. Nyeri perut terasa terus menerus dan diikuti mual.
c.       Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan pasien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelum sakit usus buntu tersebut.
d.      Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan bahwa di dalam keluarga Tn. D tidak mempunyai mempunyai penyakit hipertensi dan diabetes.

3.      Pola Fungsional
a.       Persepsi tentang kesehatan dan managemen kesehatan
Pasien mengatakan sehat adalah bebas dari penyakit. Pasien juga mengatakan kesehatan merupakan suatu hal yang penting dan berharga dalam kehidupan. Pasien selalu berdoa untuk meminta kesembuhan. Usaha untuk memperoleh kesembuhan dan menjaga kesehatan dengan cara melakukan pengobatan di Rumah Sakit.
b.      Pola nutrisi
1)     Sebelum sakit    :  -    Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan minumnya, biasa minum 8 gelar air setiap harinya yang terdiri dari air putih dan teh.
                                  -    Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan pola makannya, pasien mengatakan kalau makannya teratur yaitu makan 3 kali.      
2)     Selama sakit    :  -    Pasien mengatakan sejak operasi pasien dipuasakan dengan sekarang minumnya hanya satu atau dua sendok untuk membasahi bibirnya.
                                  -    Pasien mengatakan sejak dioperasi pasien dipuasakan sehingga belum pernah makan post Apendiktomy.

c.       Pola Eliminasi
1)     Sebelum sakit    :  -    Pasien mengatakan BAB 1 x sehari dengan konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, bau khas dan tidak ada masalah.
    -       Pasien mengatakan BAB sedikit + BAK 2 – 3 x sehari dengan warna kuning, jernih, bau khas.
2)     Selama sakit       :  -    Pasien mengatakan BAB baru sekali setelah operasi.
  -       BAK sedikit sebanyak 500 cc/10 menit, warna kuning jernih, bau khas kateter.
d.   Pola Istirahat Tidur
1)     Sebelum sakit    :  -    Pasien mengatakan di rumah + 7 – 8 jam dan tidak ada gangguan.
2)     Selama sakit           :  -    Pasien mengatakan sulit tidur dan sering terbangun.
e.    Pola aktifitas dan latihan
1)     Sebelum sakit    :  -    Pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam melakukan aktifitas
2)     Selama sakit         :  -    Aktifitas pasien terbatas selama sakit dan memerlukan bantuan dalam pemenuhan ADL karena proses penyakitnya.
f.    Pola Kognitif
1)     Sebelum sakit      :  -    Pasien mengatakan jika sakit biasanya pasien berobat ke mantri atau Puskesmas terdekat, tapi kalau sakitnya biasa seperti flu, pasien hanya minum obat warung dan tidak membawanya berobat ke Puskesmas.
2)     Selama sakit      :  -    Pasien mengatakan kalau pasien mengetahui tentang penyakit yang dideritanya saat ini dan mengerti tentang penyakitnya.

g.   Persepsi diri dan konsep diri
1)  Ideal diri       :  Pasien mengatakan sekarang kondisinya sudah lebih baik dari sebelumnya, pasien ingin segera sembuh dan pulang ke rumah.
2)  Harga diri        :  Pasien mengatakan menerima kondisinya saat ini, tetapi kadang pasien sering merasa sedih dengan kondisinya saat ini.
3)  Gambaran diri      :  Pasien mengatakan ada perubahan pada dirinya, bahwa dirinya saat ini sedang sakit.
4)   Peran                :  Pasien adalah seorang suami dan bapak dari 1 orang anak. Pasien mengatakan perannya dalam keluarga saat ini sedang terganggu karena pasien tidak mampu melaksanakan tugasnya selama sakit.
h.   Pola hubungan peran
1)     Sebelum sakit  :  Pasien mengatakan sebelum sakit pasien adalah kepala keluarga, perannya sebagai bapak dari 1 orang anaknya dan suami untuk istrinya dan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
2)     Selama sakit   :  Selama sakit pasien tidak dapat melaksanakan perannya sebagai kepala keluarga, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga menjadi terhambat karena pasien sedang sakit.
i.    Pola keping dan toleransi stress
1)     Sebelum sakit :  Pasien mengatakan jika mengalami suatu masalah, pasien sering menceritakan kepada istri dan terkadang juga sering dipendam sendiri, tergantung berat ringannya masalah.
2)     Selama sakit      :  Pasien mengatakan selama sakit keluarga selalu memperhatikan dan menunggui pasien selama dirawat, dan jika ada masalah pasien menceritakan kepada keluarganya.
j.    Pola sexual dan reproduksi
1)     Sebelum sakit    :  Pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam masalah sexual, dan sekarang pasien mempunyai 1 orang anak laki-laki.
2)     Selama sakit      :  Pasien mengatakan selama sakit pasien tidak melakukan hubungan sexual.
k.   Pola nilai dan kepercayaan
1) Sebelum sakit :  Pasien mengatakan selalu menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
2)     Selama sakit      :  Pasien mengatakan selama sakit tidak menjalankan ibadah.

4.      Pemeriksaan Fisik
TD                      : 120/70 mmHg            R         : 20 x/menit
N                        : 84 x/menit                  S          : 37,5 0C
Keadaan umum  : Baik
Kesadaran          : GCS, E : 4, V : 5, M : 6, Compos mentis 
Kepala                : mesochepal, tidak ada luka
Rambut               : warna hitam, lurus, tidak ada uban
Mata                 : konjungtiva, tidak anemis, sklera tidak ikteris, simetris antara kanan dan kiri.
Hidung             : lubang hidung simetris, tidak ada pembesaran polip, bersih, tidak ada serumen, terpasang NGT.
Telinga               : tidak ada serumen, simetris, tidak ada lesi, pendengaran baik.
Mulut                 : mukosa mulut kering, bersih, lidah bersih, tidak ada stomatis.
Leher                  : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada                  : simetris
Paru    I          : pengembangan dada kanan dan kiri sama
               P          : fremitus teraba kanan dan kiri
               P          : sonor
               A         : tidak ada bunyi nafas tambahan

LCR    I          : cordis tidak nampak
            P          : ikterus cordis teraba
            P          : pekak
            A         : bunyi jantung I – II, intensitas normal
Abdomen
            I          : distensi
            A         : terdengar
            P          : tympani
            P          : terdapat luka post operasi, keadaan luka bersih
Ekstremitas atas kanan dan kiri      :  tangan kanan terpasang infus RL
  • Ekstremitas bawah kanan dan kiri  :  kaki kanan dan kiri dapat digerakan
Kulit                   : turgor kulit kurang baik, kulit tampak kering, warna sawo matang.
Genetalia            : terpasang kateter.

5.      Data Pengunjung
a.       Terapi obat dan infeksi
No
Tanggal
Jenis obat dan infus yang diberi
Cara pemberian
Indikasi & Dx. Medis
1.
14 Mei 2010




Cefotaxim
Metamizol
Ranitidin
Metronidazol
RL
Injeksi IV
Injeksi IV
Injeksi IV
Infus
Infus
1 gr/12 jam
1 gr/8 jam
1 gr/12 jam
500 ml/8 jam
20 tetes/menit

15 Mei 2010
Cefotaxim
Metamizol
Ranitidin
Metronidazol
RL
Vit. B1
Injeksi IV
Injeksi IV
Injeksi IV
Infus
Infus
Injeksi IV
1 gr/12 jam
1 gr/8 jam
1 gr/12 jam
500 ml/8 jam
20 tetes/menit
1 gr/12 jam


16 Mei 2010
Cefotaxim
Metamizol
Ranitidin
Metronidazol
RL
Keterolak
Injeksi IV
Injeksi IV
Injeksi IV
Infus
Infus
Injeksi IV
1 gr/12 jam
1 gr/8 jam
1 gr/12 jam
500 ml/8 jam
20 tetes/menit
1 gr/8 jam

b.      Diit : Nasi  
c.       Laboratorium
Pemeriksaan Lab
Hasil
Satuan
Ø  Hematologi
§  Hemoglobin
§  Hematokrit
§  Leukosit
§  Trombosit
§  Eritrosit
Ø  Kimia Klinik
§  Protein total
§  Albumin
Ø  Elektrolit
§  Natrium
§  Kalium
§  Klorida

10,9
35
22,1
284
3,55

4,4
2,2

139
3,2
109

9/dl
%
ribu/Ul
ribu/Ul
juta

9/dl
9/dl

mmol/L
mmol/L
mmol/L

6.      Data Fokus
Tunggal pengkaijian : 14 Mei 2011
Jam                            : 14.00 WIB
Nama pasien              : Tn. D
Diagnosa medis         : Apendisitis
Data Subyektif          : 1.   Pasien mengatakan luka operasinya terasa nyeri dan panas
                                    2.   Pasien mengatakan haus, mulutnya kering, tenggorokan kering.
                                    3.   Pasien mengatakan badan terasa panas.
                                    4.   Pasien mengatakan badan terasa lemas.
                                        
Data Obyektif           : 1.  Pasien tampak lemas dan pucat.
                                    2.   Membran mukosa dan bibir pasien kering.
                                    3.   Pasien hanya berbaring di tempat tidur.
                                    4.   Terpasang selang drainase, kateter, infus ringer laktat 20 tetes/menit di tangan kanan.
                                    5.   Luka operasi tertutup kasa.
                                    6.   Abdomen kaku
                                    7.   Pengkajian Nyeri
                                         P     : Post Apendiktomi
                                         Q    : Nyeri panas
                                         R    : Perut kanan bawah
                                         S     : Skala nyeri 2
                                         T     : Terus menerun

7.      Analisa Data
Hari,
Tanggal
Data pendukung
(Data Subyektif & Obyektif)
Etiologi
Masalah
(Problem)
Sabtu,
14 Mei 2011
DS  :  Pasien mengatakan luka operasinya nyeri, panas.
Pasien mengatakan badan terasa panas
Resiko tindakan post op
Nyeri

DO :  Pasien terlihat menahan sakit.  Pasien terlihat pucat & lemas.
Luka operasi tertutup kasa.
Terpasang luka drairage
Pengkajian nyeri :
P    : Post op Apendiktomi
Q   : Nyeri panas
R   : Perut kanan bawah
S    : Skala nyeri 2
T    : Terus menerus



Sabtu,
14 Mei 2011
DS  :  Pasien mengatakan haus dan mulutnya kering, tenggorokan kering.
Pasien mengatakan badan terasa lemas.
Pasien mengatakan badan terasa panas.
Pembatasan intake cairan pasca operasi
Resiko kekurangan volume cairan

DO :  Membran mukosa dan bibir kering.
Pasien tampak lemas.


Sabtu,
14 Mei 2011
DS  :  Pasien mengatakan luka operasinya panas.
Pasien mengatakan badan terasa panas
Prosedur invasif, insisi bedah
Resiko infeksi

DO :  Post operasi apendiktomi.
Terpasang selang drainase
Luka operasi tertutup kasa
Peristaltik belum berfungsi dan abdomen distensi
TD   : 120/70 mmHg
N     : 84 x/menit
R     : 20 x/menit
S      : 37,5 0C



8.       Diagnosa Keperawatan
a.       Nyeri b/d. resiko tindakan operatif
b.      Resiko kekurangan voluma cairan b/d pembatasan intake cairan pasca operasi.
c.       Resiko tinggi  infeksi b/d prosedur invasif.

9.      Rencana Asuhan Keperawatan
No
Tanggal/
Jam
No.
DO
Perencanaan
Tujuan dan KH
Intervensi
Rasionalisasi
1.
14 Mei 2011/
14.00
I
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam nyeri teratasi.
KH :
-     Persepsi subyektif pasien nyeri menurun dan ditunjukkan dengan skala nyeri.
-     Indikator subyektif pasien, tentang nyeri menurun dan pasien, tampak rileks.
-     Kaji cacat kualitas, lokasi dan durasi nyeri.
-     Bantu pasien memberi posisi untuk kenyamanan optimal.
-     Ajarkan teknik relaksasi.
-     Pertahankan puasa setelah pembedahan.
-     Dorong ambulasi dini.
-     Beri analgetik.
-     Upaya mengetahui kemauan penyembuhan.
-     Kenyamanan pasien pada posisi miring dengan lutut ditekuk sehingga nyeri berkurang.
-     Melemaskan otot yang tegang.
-     Menurunkan ketidak nyamanan pada peristaltik usus dini.
-     Meningkatkan hormalisasi fungsi organ.
-     Menurunkan nyeri
-      


II
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam resiko kekurangan volume cairan tidak terjadi.

-     Observasi vital sign.
-     Kaji membran mukosa, turgor kulit dan pengisian kapiler.

-     Mengidentifikasi kebutuhan volume intravaskuler.
-     Penurunan haluan urin, urin rekat diduga dehidrasi, atau kebutuhan pasien cairan


III
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam infeksi tidak terjadi .
KH :
-     Pasien bebas dari injeksi ditandai   dengan :
-     Vital sign normal
-     Abdomen lunak dan tidak distensi
-     Bising usus 5 – 34/menit tiap kuadran abdomen.

-     Pantau TD terhadap peningkatan suhu, nadi, pernafasan dangkal dan cepat.
-     Kaji abdomen terhadap distensi, penurunan atau tidak adanya bising usus.
-     Pertahankan tirah baring pada posisi semi fowler.
-     Beri antibiotik sesuai indikasi.
-     Observasi insisi bedah, perawatan luka.

-     Mengetahui tanda-tanda infeksi.
-     Mendeteksi adanya ruptor atau perforasi apendik.
-     Untuk mengurangi terganggu pada otot abdomen.
-     Untuk menurunkan organisme, penurunan penyebaran-penyebaran pertumbuhan organisme pada rongga abdomen.
-     Mendeteksi dini adanya infeksi pada luka.








10.  Catatan Keperawatan
Tanggal/
Jam
No.
DX
Tindakan Keperawatan
Respon Pasien Terhadap Tindakan
TTD &
Nama
14 Mei 2011/
14.00
1
Mengkaji dan mencatat kualitas lokasi dan durasi nyeri.
S : Pasien mengatakan luka operasinya panas.
Pasien mengatakan badan terasa panas.
O  :      Pasien terlihat pucat dan lemas.
Post OP Apendiktomy


1
Membantu pasien memberi posisi untuk kenyamanan optimal.
S : Pasien mengatakan perutnya sudah agak nyaman.
O  :      Pasien mengatakan nafas dan ekspresi muka berubah menjadi terang.


1
Mengajarkan teknik relaksasi
S : Pasien mengatakan masih sakit.
O  :      Pasien terlihat menahan rasa sakit.














15.00
1






1





2







2





Mempertahankan puasa setelah operasi





Memantau TTV





Mengkaji dan mencatat kualitas lokasi dan durasi nyeri.





Membantu pasien memberi posisi untuk kenyamanan optimal.
Mempertahankan puasa setelah operasi
S : Pasien mengatakan badan panas dan lemas.
Pasien mengatakan belum makan dan minum, hanya 1 sendok untuk membasahi bibir.
O  :      Pasien tampak lemas.
S   :  -
O  :    TD  : 120/70 mmHg
          N    : 84 x/menit
          R    : 20 x/menit
          S     : 37,5 0C

S : Pasien mengatakan luka operasinya panas.
Pasien mengatakan badan terasa panas.
O  :      Pasien terlihat pucat dan lemas.
Post OP Apendiktomy

S : Pasien mengatakan perutnya sudah agak nyaman.
O  :      Pasien mengatakan nafas dan ekspresi muka berubah menjadi terang.








2
Memantau TTV
S   :  -
O  :    TD  : 120/80 mmHg
          N    : 84 x/menit
          R    : 20 x/menit
          S     : 37,5 0C
  

15 Mei 2011/
14.00
2
Mengkaji membran mukosa dan turgor kulit
S : Pasien mengatakan haus.
Pasien mengatakan tenggorokannya panas dan kering.
O  :      Membran mukosa kering.
Terpasang metronidazol per infus.
Urin back berisi 50 cc.



2
Mengawasi masukan cairan
S : Pasien mengatakan minum 1 sendok untuk membasahi bibir.
O  :      Pasien tampak lemah.







16.00
2




2






2
Memberi cairan IV dan elektrolit (mentrodinazol, cefatoxim, metamizol, ranitidin, RL)
Mengkaji membran mukosa dan turgor kulit





Mengawasi masukan cairan
S : Pasien mengatakan mau disuntik.
O  :      Tidak ada reaksi alergi.


S : Pasien mengatakan haus.
Pasien mengatakan tenggorokannya panas dan kering.
O  :      Membran mukosa kering.
Terpasang metronidazol per infus.
S : Pasien mengatakan minum 3 sendok untuk membasahi bibir.
O  :      Pasien tampak lemah.


16 Mei 2011/
14.00
3
Mengkaji abdomen terhadap kekakuan,
S : Pasien mengatakan perutnya masih sakit.
O  :      Ternyata nyeri tekan pada abdomen.








3
Mempertahankan tirah baring pada posisi floewer
S : Pasien  mengatakan perutnya agak nyaman.
O  :      Ekspresi muka tenang.



3
Mengkaji luka operasi
S : Pasien mengatakan luka nyeri dan panas.
O  :      Terdapat luka di abdomen tertutup kasa.



3
Merawat luka Post OP
S : Pasien mau dirawat lukanya.
O  :      Luka bersih tidak ada pus.


11.  Evaluasi
Tanggal
Jam
No.
DX
Tindakan Keperawatan
Respon Pasien Terhadap Tindakan
TTD &
Nama
14 Mei 2011/
14.00
1

Nyeri b/d

S : Pasien mengatakan luka nyeri dan panas.
O  :      Pasien tampak menahan sakit
A  :      Gangguan rasa nyaman nyeri belum teratasi.
P : Planning dilanjutkan. 


2

Resiko kekurangan volume cairan b/d pembatasan intake cairan pasca operasi.

 S  :  Pasien mengatakan haus.
Pasien mengatakan tenggorokan panas dan kering.
O  :  Bibir tampak kering. Terpasang infus RL 20 TPM.
A  :  Resiko kekurangan volume cairan belum teratasi.
P   :  Planning dilanjutkan.


3
Resti infeks b/d prosedur invasif
S   :  Pasien mengatakan luka operasi masih sakit dan panas.
O  :  Abdomen distensi dan ada nyeri tekan.
Terpasang drainase
A  :  Resti infeksi belum teratasi.
P   :  Planning dilanjutkan

15 Mei 2011/
09.00
1

Nyeri b/d insisi bedah

S   :  Pasien mengatakan luka nyeri dan panas berkurang.
O  :  Pasien sudah tampak tidak begitu sakit
A  :  Gangguan rasa nyaman nyeri sudah teratasi.
P   :  Planning dilanjutkan. 


2

Resiko kekurangan volume cairan b/d pembatasan pasca bedah.

 S  :  Pasien mengatakan sudah tidak haus. Pasien mengatakan sudah tidak panas dan kering ditenggorokan .
O  :  Bibir sudah tampak lembab. Terpasang 13infus RL 20 TPM.
A  :  Resiko kekurangan volume cairan teratasi.
P   :  Planning dilanjutkan.



3
Resti infeks b/d prosedur 13nvasive
S   :  Pasien mengatakan luka operasi sudah  tidak sakit dan panas.
O  :  Abdomen distensi dan ada nyeri tekan. Terpasang drainase
A  :  Resti infeksi belum teratasi.
P   :  Planning dilanjutkan

16 Mei 2011/
09.00
1

Nyeri b/d insisi bedah

S   :  Pasien mengatakan sudah tidak nyeri dan panas.
O  :  Pasien tampak rileks
A  :  Gangguan rasa nyaman nyeri teratasi.
P   :  Planning dihentikan. 


2

Resiko kekurangan volume cairan b/d pembatasan pasca bedah.

 S  :  Pasien mengatakan sudah tidak  haus.
O  :  Bibir tampak basah. Terpasang infus RL 20 TPM.
A  :  Resiko kekurangan volume cairan teratasi.
P   :  Planning dihentikan.



3
Resti infeks b/d prosedur invasif
S   :  Pasien mengatakan luka operasi sudah tidak sakit dan panas lagi.
O  :  Abdomen distensi dan ada nyeri tekan.
A  :  Resti infeksi teratasi.
P   :  Planning dihentikan.