FISTULA ENTERO CUTANEOUS
Entero – enteral atau enterocutaneous fistula
adalah saluran abnomal terjadi pada perut atau usus besar/ usus kecil dengan
organ lain, bisa terjadi pada usus yang
satu dengan usus lainnya ( enteroenteral ) atau usus dengan kulit
enterocutaneous fistul).
Fistul adalah hubungan abnormal antara dua
struktur tubuh baik interna (
antara dua struktur ) atau eksterna ( antara struktur interna dan permukaan
luas tubuh).
Entero Cutaneous fistul : gastrointestinal fistul
Setiap hubungan abnormal antara dua buah
permukaan atau rongga tubuh.
B. PENYEBAB
- Akibat pembedahan
- Trauma, khususnya trauma penestrasi seperti luka bacok atau
luka tembak
- Proses inflamasi
- Infeksi
- Penyakit inflamasi usus ( penyakit Crohn )
D. PATOFISIOLOGI
D. TANDA - TANDA DAN GEJALA
Entero
cutaneous fistula tidak mempunyai tanda- gejala spesifik tergantung pada segmen
usus yang terkena , antara lain :
- Diare
- Malabsorption of nutrisi
- Dehidrasi
- Terjadi kebocoran pada usus dan ada yang
menembus sampai kulit
E.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan
laborat
Hitung
darah lengkap untuk mengkaji HMT , Kadar
Hb yang biasanya menurun serta hitung sel darah putih ( yang mungkin meningkat
). Laju Sedimentasi biasanya akan meningkat. Kadar albumin dan protein menurun
yang menunjukkan malnutrisi
2. Pemeriksaan Rontgen
Dengan radio pague untuk mengetahui antomi
fistule
Bila fistel terjadi pada colon penggunaan
contras enema ( pemberian contras di
berikan melalui rektum ) lebih bermanfaat
3. CT Scan Abdomen
Untuk mengetahui peradangan atau
infeksi
4. Fistulogram
Dengan
memberikan cairan radio opaque disuntikan dalam fistul enterocutaneus,kemudian
di rontgen maka hasilnya akan tampak lebih bagus
F. PENATALAKSANAAN
1. Fistul akan menutup
dengan sendirinya setelah beberapa minggu sampai beberapa bulan.
Tergantung keadaan kliniknya, yaitu klien mendapatkan n tambahan nutrisi per IV
, tanpa suplemen makanan fistul akan
menutup
2. Masukan diit
dan cairan
Cairan oral , diit
rendah residu tinggi protein tinggi kalori dan terapi suplemen vitamin dan
pengganti zat besi untuk diberikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
3.
Terapi
obat-obatan
Obat-obatan
sedatif dan antidiare atau antiperistaltik digunakan untuk mengurangi
peristaltic sampai minimun untuk mengistirahatkan usus yang terinflamasi
4. Pembedahan
Pembedahan
akan dilakukan pada bagian tertentu, untuk membuka bagian usus tertentu
seandainya mengalami kesulitan penyembuhan
5. Segera periksa :
- bila anda
menemukan perubahan yang signifikan pada
kebiasaan eliminasi, diare yang hebat
- Ada kebocoran dari usus atau
kebocoran dari kulit setelah
pembedahan
G. PROGNOSIS
Prognosis tergantung paa penyebab dan
kekomplekan fistul,
serta kondisi pasien banyak
pasien mempunyai prognosis yang
bagus
atau sebaliknya
H. KOMPLIKASI
Fistule bisa mengakibatkan manultrisi dan dehidrasi, tergantung
pada lokasinya di usus. Fistule juga
merupakan sumber dari masalah kulit dan infeksi
I. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Nyeri akut b.
d. agen injuri fisik ( pembedahan)
2. Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b. d ketidakmampuan pemasukan atau
mencerna makanan atau mengabsorbsi zat-zat gizi dari faktor biologis
3. Kerusakan
mobilitas fisik b. d.kurang pengetahuan tentang kegunaan pergerakan fisik
4. Kurang
pengetahuan tenteng penyakit fistul enterokutaneous b.d. tidak mengenal (familiar) dengan sumber-sumber
informasi.
5. Volume
cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d kehilangan cairan secara aktif
6.
PK : Infeksi
7.
PK :
Anemia
8.
PK : Hipoalbumin
DAFTAR
PUSTAKA
Brunner dan
Suddart (2001) Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Vol 2 Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, Jakarta
Jeanne C. Mc
Closkey, Gloria. M Bulechets (1996) Nursing Intervention Classification
( NIC) Mosby Year-Book, ST Louis.
Larraine m
Wilson, Syliva A PIERE (1994) Patofisiologi Konsep Klinik Proses- proses
Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran,EGC,Jakarta
Marion
Johnson dkk(2000) Nursing Outcome Clasisification (NOC) Mosby, Year
BOOK, St Louis
NANDA (2005) Nursing
Diagnosis Defenition dan Classification 2005-2006, NANDA
www. Google
.com/ Fistula EnteroCutaneous /18 Mei 2005
ASSUHAN KEPERAWATAN
PADA NY.W . DENGAN
FISTULA ENTEROCUTANEOUS
PENGKAJIAN
I. Identitas Diri Klien
Nama : Ny W
Umur : 51 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Sedayu, Bantul, DIY
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SD
Status
Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal masuk
RS : 5 Mei 2005
Tanggal
Pengkajian : 16 Mei 2005
Sumber
Informasi : Klien, Keluarga, Medical Record
II. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Saat Masuk Rumah Sakit
Penurunan
kesadaran dan keluar cairan dari luka operasi. Kiriman
pasien Rumah Sakit Panembahan Senopati
2. Riwayat
Penyakit Sekarang.
- 7 hari SMRS OS mengalami penyambungan usus,
2 hari kemudian OS mengeluarkan keluar cairan dan luka eperasi warna kuning
- 15 jam SMRS OS mendadak kejang – tipe klonik ,
+ 3 menit pada kanan dan kiri, lengan
dan tungkai dan leher, mata mendadak mendelik ke atas, setelah kejang OS tidak
sadar + 5 menit
- 12 jam SMRT OS kejang kembali dengan tipe yang
sama
- 10 jam SMKS OS kembali kejang dengan tipe yang
sama dan setelah itu selalu tampak mengantuk à Rujuk Rumah
Sakit
- Keterangan rujukan :
Riwayat
tanggal 27 April 2005 dilakukan operasi Laparotomi dan reseksi Ilium
Diagnosa Pra
bedah : Peritonitis dan diagnosa post bedah : peritonitis oleh karena ileus
Perforasi.
Laporan
operasi : Iris kulit. Buka peritoneum dan keluar pus
campur sisa makanan 750 cc. Usus dieksplorasi terdapat perforasi mulai 3 cm - 10 cm dari ileocaical, ileum terminal direseksi 15 cm di hunting endo
to side ke kolon transversum. Ujung ileum masuk kolon ditutup dan dijahit.
Dilakukan omentectomi. Bebaskan perlengketan. Cuci Naci, Tutup lapis demi
lapis.
Terapi yang
diberikan : Injeksi Tertacef 2 x 1 g iv
Injeksi
transamin 2 x 1 amp iv
Injeksi
trandosik 2 x I amp im
Fortagil
2 x I
Amparin
I x I
Infus = asering
: KenMg3 : Dektrose
= 1 :
1 : 1
3. Riwayat
Penyakit Dahulu
Klien
mengatakan satu tahun yang lalu perutnya sering sakit dan terasa panas,
terus berobat ke dokter umum minum obat sembuh, kumat lagi sampai
berulang-ulang . Tidaka mempunyai riwayat Diabetis Mellitus, Hipertensi dan
asma
4. Diagnosa
Medik Saat Masuk Rumah Sakit:
- Penurunan Kesadaran dengan internalisasi ke kiri dan ke kanan dan
riwayat kejang general-klonik e. c susp
stroke
- Peritonitis umum e.c ilium perforasi post
laparotomi dan reseksi ilius.
Tindakan yang telah
dilakukan
Tanggal 5 Mei
2005 di UGD
- O2 3 ltr
/ menit
- Infus Asering 16 ltr/mnt
- Infeksi neurotam 4 x 3 amp ( ganti piracetam
injeksi )
- Injeksi brain Act 2 x 250 mg
- Diit TKTP ( extra putih telur )
- Raber bedah digestif : Injeksi Tertacef 1x1 gr
Infus farnof
3 x 500 mg
Norit Test 8 tab → awasi
luka nanti
Tanggal 6 Mei
2005
- O2 3 ltr / menit
- Infus Asering 16 ltr / menit
- Injeksi pinacetan 4 x 2 amp
- Infjeksi
brain ACT 2 X 250 mg
- Diit TKP ( extra putih telur)
- Raber bedah digestif : Injeksi Tertacef 1x 1 gr
Infus
farnof 3 X 500 mg
- Raber UPD : Tranfusi PRC s/d HB > 10 gr /dl
Tranfusi cek
MDT/ Retikulosit/ states besi
Konsul bedah
untuk perawatan luka past op
Tanggal 7 Mei
2005
- Infus asering 16 ltr / mnt
- Injeksi piracetam 4 x 3 amp
- Injeksi Brain ACT 2 x 250 mg
- Raber Bedah digestif : Injeksi tertacef 1x1 gr
Injeksi farnof 3 x 500 mg
- Raber UPD : Tranfusi PRC s/d HB > 10 g/dl
Transfusi albumin
Tanggal 8 Mei 2005
- Transfusi PRC 1 calf, masuk jam
20.00 WIB.Selesai Jam 24.00
- Injeksi piracetam 4 x 3 amp
- Injeksi brain ACT 3 x 250 mg
- Tx bedah
Digestif : Injeksi tertacef 1x1 gr
Injeksi farnof 3 x 500 mg
Tanggal 9 Mei
2005
- Injeksi piracetam 4x 3 amp
- Injeksi brain ACT 3 x 250 mg
- TX bedah digestif : Injeksi tertacef 1x1 gr
Injeksi farnof 3 x 500 mg
Tanggal 9 Mei 2005
- Infeksi piracetam 4x 3 amp
- Infeksi brain ACT 3 x 250 mg
- TX bedah digestif : Injeksi tertacef 1x1 gr
Injeksi farnof 3 x 500 mg
- TX UPD : Monitor VS
Ck HB post transfusi
Transfusi plasbumin 1 calf
Tanggal 10
Mei 2005
- Injeksi piracetam 4x 3 amp
- Injeksi brain ACT 3 x 250 mg
- Tx bedah digestif : Injeksi tertacef 1x1 gr
Injeksi farnof 3 x 500 mg
- Tx UPD :
Cek HB post transfusi
Tranfusi plasbumin 1 calf masuk
Tanggal 11
Mei 2005
- Injeksi piracetam 4x 3 amp
- Injeksi brain ACT 3 x 250 mg
- Tx bedah digestif : Injeksi tertacef 1x1 gr
Injeksi farnof 3 x 500 mg
Tanggal 12
Mei 2005
- Injeksi piracetam 4x 3 amp
- Injeksi brain ACT 3 x 250 mg
- TX bedah digestif : Injeksi tertacef 1x1 gr
- Injeksi farnof
3 x 500 mg
Tanggal 13
Mei 2005
- Injeksi piracetam 4x 3 amp
- Injeksi brain ACT 3 x 250 mg
- Tx bedah digestif : Injeksi tertacef 1x1 gr
Injeksi farnof 3 x 500 mg
Tanggal 14
Mei 2005
- Piracetam 3 x 800 mg ( per oral)
- Tunggu bedah untuk laparatomi ulang
Tanggal 15
Mei 2005
- Piracetam 3 x 800 mg ( per oral)
- Pindah ke B2 /Bedah umum/ Cendana 2
Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan
laboratorium
Hasil
pemeriksaan laboratorium:
Tanggal
05 Mei
2005
- WBC : 7,4
X 10 /UL
- Ne
% : 19,6
%
- Ly
% : 12,3
%
- Mo % : 7,6 %
- Eo
% : 0,3
%
- BA % : 0,2 %
- NE # : 5 - 9
10/UL
- LY# : 0 - 9 10/Ul
- MO # : 0 - 6 10/UL
- EO # : 0 - 0 10/UL
- BA # : 0 - 0
10/UL
- RBC : 2,81
10/UL
- HGB : 7,9
g/dl
- HCT : 23,6
%
- MCV : 84,9
fl
- MCH : 28,3 pg
- MCHC : 23,3 g/dl
- RPW : 12,5
%
- PLP : 294
10/UL
- MPV : 6,2 fl
- PCT : 0,183 %
- PDW : 16,9 ratio
- Na ( serum )
: 134
- K (
serum ) : 3,4
- Cl ( serum )
: 104
- TP : 5,38 g/dl
( 6,40 – 8,30 )
- ALB : 1,83 g/dl
( 3,50 – 5,00 )
- AST : 30,2 iu/L
( 10,0 – 42,0 )
- ALT : 22,5 iu/L
( 10,0 – 40,0 )
- Bun : 8,9 mg/dl
( 7,0 -
18,0)
- Creat : 0,64 mg/dl ( 0,60 – 1,30)
- Choles : 86 mg/dl
( 0 – 200 )
- TG : 60 mg/dl
( 0 - 200 )
- Glu : 144 mg/dl
Tanggal 6 mei 2005
- Fe : 5 ug/dl ( 49
- 181)
- TIBC : 238 ug/dl ( 250 – 400)
- %Saturation : 2
% ( 20 – 50 )
- Retikulosit : 6,9 % ( 05 – 1,5 )
- Gol Darah : B
- Gol Darah Rh : Rh (positif)
Tanggal 7 Mei
2005
- Gambaran Sediaan Apus Darah Tepi :
Kesan
Eritrosit : Anisositosis, mikrosit,
Normokromik
Kesan
Lekosit : Jumlah meningkat, nefrolifia absolut,
granulosit toksik, vakuolisasi
netrofil.
Kesan Trombosit : Jumlah cukup penyebaran merata
trombosit besar ( + )
Kesimpulan : Gambaran anemia dengan panyakit kronis
disertai proses infeksi
Tanggal 10 Mei 2005
- Na (
serum) 131 mmol/l ( 135
– 146 )
- K ( serum ) 3,8 mmol/l (
3,4 - 5,4 )
- Cl ( serum
) 102 mmol/l (
95 - 108 )
- WBC : 7,1
x 10 /ul ( 4,0
- 10 )
- RBC : 3,68
x 10 /ul (450 - 650)
- HGB : 10,4 g/dl (13 - 18
)
- Hct : 30,8 (40 -
54,0)
- MCV : 83,8 fl ( 76 - 96 )
- MCH : 28,4 pg ( 27 - 32 )
- MCHC : 33, 9 g/dl ( 30)
- PLT : 294 x 10 /ul ( 150-450 )
- TP : 6,01 g/dl ( 6,4 - 8,3 )
- ALB : 2,19 g/dl ( 3,5 - 5,0 )
Pemeriksaan Head CT Scan
Tanggal 5 Mei 2005
Dilakukan
pemeriksaan pada pasien dengan Susp Stroke, potongan QML, interval 10 mm tanpa
kontras.
Hasil:- Tak tampak soft tissue swelling
- Sinus
paranasalis dari cellulae mastridia normodens
- Gyri dan
sulci tak prominent
- Batas gray
dan white matter tegas
- Tampak 2 buah
lesi hiperdent di lobus parietalis dextra,
batas tegas bentuk memanjang priflak odema ( +)
dan
lesi hiperdens di interhemisphere falk cerebri aspek
posterio dengan Hu 9
L ( sl 8 – 12 )
- Sistema
ventrikel tak melebar/menyempit
- Struktur
mediana di tengah, tak terdeviasi
Kesan: Lubacerebral haemorhage di lobus
parietalis dextra, dan interhemisphere falk cerebri aspek posterior
Pemeriksaan Thorak PA Tanggal 5 Mei
2005
Hasil:- AP. Supine, asimetris , aspirasi
kurang, kondisi cukup.
- Corakan
bronchovaskuler normal.
- Kedua
apex pulmo tenang .
- Kedua
sinus c.f. lancip, kedua diagfragma licin.
- Cor = C T R < 0,56
Kesan = Pulmo dan besar cor normal.
Pemeriksaan EKG Tanggal 5 Mei
2005
Hasil : STC ( Sinus Tachicardi)
III.Pengkajian
Saat Ini
1. Persepsi dan
Pemeliharaan Kesehatan
Klien dan keluarga belum tahu sebenarnya ia sakit apa
sekarang, lukanya mengeluarkan cairan terus. Klien mengatakan sebelum operasi
ia menganggap tadinya sakitnya itu tidak parah, sakit mah biasa, terasa perih
dan panas terus periksa ke dokter di daerahnya minum obatnya sembuh sampai
berkali-kali, tetapi pas kumat kemarin dokter menyarankan untuk di bawa ke
rumah sakit. .
2. Pola Nutrisi
/ metabolik
Program diit
RS: Diit TKTP ( susu sampai
tanggal 15 Mei 2005 )
Intake makanan : sebelum
sakit klien makan 3 kali sehari, dengan sayur dan lauk. Klien tidak mempunyai
pantangan makanan. Saat sakit / dirawat
di rumah sakit klien hanya menghabiskan susu diit dan untuk hari ini diit Bubur
sumsum tidak dimakan, dilarang suaminya, takut nanti lukanya tidak sembuh-sembuh.
Intake cairan : sebelum
sakit klien minum 6 – 7 gelas sehari, minumnya kadang teh manis kadang air
putih. Saat di rumah sakit ini klien mendapat cairan infus KEn Mg3/D10/Amiparen = 2 :
2 : 1 sejumlah 2500 ml sehari dan minum air putih 3 – 4 gelas sehari.
3. Pola
Eliminasi
a. Buang air
besar
Sebelum sakit: sekali perhari. Dan saat sakit di rumah sakit
klien buang air besar 2-3 kali perhari konsistensi cair agak lembek, warna
kuning.
b. Buang air
kecil
Sebelum sakit klien BAK 7 – 8 kali sehari. Dan selama di
rumah sakit klien terpasang dower cateter mulai tanggal 5 Mei 2005. Dalam satu
hari ± 1000 CC warna kuning pekat.
4. Pola
Aktivitas dan Latihan
Kemampuan Perawatan
Diri
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Makan / Minum
|
|
|
✓
|
|
|
Mandi
|
|
|
✓
|
|
|
Toileting
|
|
|
|
✓
|
|
Berpakaian
|
|
|
✓
|
|
|
Mobilitas di Tempat
Tidur
|
|
|
✓
|
|
|
Berpindah
|
|
|
✓
|
|
|
Ambulasi / ROM
|
|
|
✓
|
|
|
0 : mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3:
dibantu orang lain dan alat, 4 : tergantung total.
Oksigenasi:
Klien bernafas secara spontan tanpa bantuan alat oksigenasi.
5. Pola Tidur
dan Istirahat
Klien tidur selama 7-8 jam setiap hari, tidak ada gangguan
tidur. Saat di rumah sakit klien banyak istirahat dan tidur.
6. Pola
Perceptual
Klien mengatakan bahwa tidak ada perubahan pada penglihatan
dan klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
7. Pola Persepsi
Diri
Klien
mengatakan pasrah dengan penyakit yang dideritanya.
8. Pola
Seksualitas dan Reproduksi
Klien sudah
menopause, mempunyai 5 anak, anaknya
laki-laki 3, perempuan 2, dan 4 orang
sudah menikah
9. Pola
Peran-hubungan
Klien hubungan dengan suami dan anaknya baik. Klien
mengatakan menantunya sangat memperhatikan dia, sering mananyakan kesehatannya
sekarang. Komunikasi dengan perawat baik, menggunakan bahasa jawa.
10. Pola Managemen koping-stress
Setiap ada permasalahan klien senantiasa didampingi oleh
keluarganya.
11. Sistem Nilai
dan keyakinan
Sebelum sakit klien menjalankan kewajibannya sholat lima
waktu, sering ikut pengajian, saat sakit klien tidak bisa sholat lagi, tapi
meyakini apapun penderitaannya Tuhan yang mengaturNya.
IV. Pemeriksaan Fisik
1. Keluhan yang
dirasakan saat ini
Luka keluar cairan
terasa sakit saat dilakukan perawatan
2 Kesadaran
komposmetis ( E4M6V5 )
TB = 155 kg
BB = 45 kg
Tanda-tanda
Vital : Suhu : 37 C
Nadi : 80
X/menit
Pernafasan :
20 X/menit
Tekanan Darah :
120/80 mmHg
3. Kepala
Bentuk : normochepal
Rambut :
lebat, sedikit beruban dan berombak dan sangat kusut
(istilah jawanya : rengket) dan rontok.
Mata : Conjungtiva : pucat (+/+), Sklera: ikterus (-/-),
Reflek cahaya +/+, fungsi penglihatan baik.
Mulut : bibir kelihatan kering, gigi banyak kropos dan mulut kotor.
4. Leher
Tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran limfe nodus. Tidak ada
peningkatan JVP.
5. Thorak
Inspeksi : simetris
Perkusi : Sonor
kanan kiri
Palpasi : fremitus
kanan dan kiri, tidak ada ketinggalan gerak.
Auskultasi : paru-paru
: Vesikuler kanan kiri
Jantung : S1 S2 murni,
iktus cordis terab.
6. Abdomen
Inspeks : terdapat luka laparotomi , panjangnya
kira-kira 15 cm,
ada 5 buah
lubang, mengeluarkan cairan putih kekuningan,
pus dan feses warna kuning,
kira-kira 5cc.
Palpasi : abdomen datar, hati dan limfe tidak teraba,
nyeri tekan (-) massa (- ), distensi (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltik 10 x per menit.
7. Inguinal dan
genitalia
Tidak ada kelainan di regio inguinal. Klien terpasang dower
catheter sejak tanggal 5 Mei 2005 dower kateter kotor, slang dekat meatus ada
kerak berwarna kuning. Vulva kotor.
8. Ekstremitas
Terpasang infus D10 pada tangan kiri sejak tanggal 15 Mei 2005. Tidak
ada odema dan akral hangat. Elastisitas
kulit jelek, kulit kering, kuku terpotong pendek dan rapi.
ergerakan : B B
+
B B
Kekuatan otot : 5 5
+
5 5
9. Program
Terapi
Tanggal 16
Mei 2005
- Diit TKTP
- Perawatan FEK (Fistel Enterocutaneus) pada pagi
dan sore
- Infus KaEnMg3 : D105 : Amiparen = 2 : 1 : 1 = (2500cc/24 jam)
- Injeksi cefriaxone 1x 1 gr . iv
- Injeksi Remopair
2 x 30 mg im/iv
- Injeksi Gastridin 2 x 1 amp
i.v
Tanggal 17
Mei 2003
- Diit TKTP
- Perawatan FEK (Fistel Enterocutaneus) pada pagi
dan sore
- Infus KaEnMg3 : D10% : Amiparen = 2
: 2 : 1 = (2500cc/24 jam)
- Injeksi cefriaxone 1x 1 gr iv
- Injeksi Remopair
2 x 1amp .iv/im
- Injeksi Gastridin 2 x 1 amp. iv
- Lavemen pagi dan sore
Tanggal 18
mei 2003
- Diit TKTP + Ektra telur ( 8 – 10 butir / hari )
- Perawatan FEK (Fistel Enterocutaneus) pada pagi
dan sore
- Infus KaEnMg3 : D10% : Amiparen = 2
: 1 : 1 = (2500cc/24 jam) selingi dengan cairan
asering
- Injeksi cefriaxone 1 x 1gr iv Stop
- Injeksi Remopair 2 x 30
mg iv/im Stop
- Injeksi Gastridin 2
x 1 amp
iv Stop
- Aff DC
- Lavemen pagi dan sore
- Obat ganti Oral Cefdroxil 2 x 500 mg
- Cek HB
Tanggal 19
Mei 2005
- Diit TKTP + Ekstra telur
- Perawatan FEK pagi dan sore
- Infus KaEn Mg3 : D10 : Amiparen = 2 : 2 : 1 = (2500 cc/24 jam) diselingi cairan Asering
- Cefadroxil 2 x 500mg peroral
- Lavemen pagi dan sore
- Posisi ½ duduk.
Tanggal 20
Mei 2005
- Diit TKTP + Ekstra telur
- Perawatan FEK pagi dan sore
-
Infus KaEn Mg3 : D10 : Amiparen = 2 : 2
: 1 = (2500 cc/24 jam) diselingi cairan Asering
- Cefadroxil 2 x 500mg peroral
- Lavemen pagi dan sore
- Posisi ½ duduk.
Tanggal 21
Mei 2005
- Diit TKTP + Ekstra telur
- Perawatan FEK pagi dan sore
- Infus KaEn Mg3 : D10 : Amiparen =
2 : 2 : 1 = (2500 cc/24 jam) diselingi cairan Asering
- Cefadroxil 2 x 500mg peroral
- Lavemen pagi dan sore
- Posisi ½ duduk.
10. Pemeriksa laborat dan penunjang
Tanggal 18
Mei 2005
-
WBC : 15,30 x 163 nl
-
Neu : 11.87
-
Lymph :
2, 10
-
Mono : 1,06
-
Eo : 0,25
-
Baso : –
-
RBC : 3,96 x 10 6 /ml
-
HGB : 11,0 g/dl
-
HCT : 34,8
-
MCV : 37,9 fl
-
MCH : 27,8 fl
-
MCHC : 31,6 g/dl
-
RDW SD
: 45,6 (fl)
-
RDW CV : 13,6 ( %)
-
PLT : 149 x 163 ml
-
PDW : 8,2 fl
-
MPV : 9,1 fl
-
P-LCR : 20,1%
-
TP : 7,74 g/dl ( 6,40 – 8,30 )
-
ALB : 2,31 g /dl
( 3,50 – 5.000 )
-
BUN : 6,1 mg/al ( 7,0 – 18,0 )
-
Creat : 0,58 mg /al ( 0,60 – 1,30 )
-
Glu : 135 mg/al
-
Na : 125 mml/L ( 136 – 145 )
-
K : 4,20 mml /L ( 3,10 – 5.00 )
-
CL : 8 mml /L ( 98 – 107 )
-
Hasil Patologi Anatomi : Radang Granulomatous di Ilium
ANALISA DATA
NO
|
DATA FOKUS
|
ETIOLOGI
|
PROBLEM
|
1
|
Tanggal 16 Mei 2005
DS :
Klien
mengatakan perutnya nyeri saat diobati, terasa semekrang
DO :
- Skala nyeri 4-5
- wajah klien
saat diobati tampak sedikit menyeringai
- Klien
tampak memohonn saat mengobati lukanya pelan – pelan saja
- T :12 0 /80
mnt
- N : 80
x/mnt
|
|
|
2
|
DS :
Keluarga
mengatakan klien dirawat di RSS karena
dikirim dari RS tempat klien dioperasi, dan lukanya keluar cairan
DO :
- Terdapat luka laparatomi sepanjang 15 cm
dengan 7 jahitan
- Pada luka terdapat 5 lubang keluar cairan
putih + pus + feses
- Kulit sekitar luka basah oleh cairan yang
keluar dari fistul
- MDT menunjukkan gambaran anemia dengan
penyakit kronis disertai proses
infeksi
- Hb : 10,4 g/dl
- Terpasang DC sejak tanggal 5 Mei 2005
- DC kotor, slang dekat meatus ada kerak
berwarna kuning. Vulva kotor.
- Terpasang infus D10 di tangan kiri bagian
distal sejak tanggal 15 Mei 2005
|
|
|
3
|
DS
- Klien mengatakan diitnya selama ini susu
- Klien mengatakan dilarang suaminya untuk tidak
makan bubur sumsum,disuruh minum susu saja
- Klien mengatakan minum susu saja perutnya
sudah terasa kenyang sekali
DO :
- Diit BS hari ini utuh
-
BB : 45 kg
-
TB : 155
-
IMT :
18,73
-
Konjungtiva anemis
-
Miskonsepsi
-
Albumin : 2,19 g/dl
-
Protein total : 6,01 g/dl
-
Haemoglobin : 10,4 g/dl
-
Hematokrit : 30,8
-
Mukosa mulut kering
-
Elastisitas
kulit jelek,
kulit kering
-
Rambut rontok
|
|
|
4
|
DS
Klien mengatakan
selama ini tidur terlentang saja, oleh suaminya tidak boleh tidur miring kiri
atau kanan dan tidak boleh duduk, padahal ia juga pingin untuk miring kiri
atau kanan
DO :
|
|
|
5
|
DS
Klien mengatakan tidak
begitu jelas dengan sakitnya,
DO
Keluarganya tanya
tentang penyakit istrinya dan hasil pemeriksaan usus yang diperiksa dulu.
|
|
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
MENURUT PRIORITAS :
1. Nyeri akut b. d agen injuri fisik (
pembedahan).
2. PK : Infeksi.
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh b. d ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau
mengabsorbsi zat-zat gizi dari faktor biologis.
4. Kerusakan mobilitas fisik b. d
Kurang
pengetahuan tentang kegunaan pergerakan fisik.
5. Kurang pengetahuan : tentang fistule
Enterocutaneous b.d
Tidak mengenal
(familiar) dengan sumber-sumber informasi.
IMPLEMENTASI DAN
EVALUASI
Diagnosa I. Nyeri akut b.d. agen injuri fisik ( pembedahan)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4
hari diharapkan klien dapat
mengontrol nyeri nyeri dan mengidentifikasi tingkat nyeri, dengan criteria
hasil : klien menyatakan nyeri
berkurang, skala nyeri 0- 2, penampilan klien rileks
TANGGAL
/JAM
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
16 Mei 2005
Jam 09 00
|
· Mengkaji
tingkat nyeri klien
· Mengkaji
penyebab nyeri
· Menciptakan
lingkungan yang nyaman
· Memonitor
respon verbal dan nonverbal klien
· Mengajari
klien untuk relaksasi dengan cara menarik nafas panjang ,dan tahan kemudian
dikeluarkan melalui mulut
· Memberikan
injeksi remopair 30 mg per drip dalam cairan D10 500 cc
· Memonitor
TTV
· Memonitor
keefektifan pemberian injeksi remopair 30 mg perdrip
|
·
Kelola pemberian analgetik remopair 30 mg
perdrip jam 20 00
|
17 Mei 2003
Jam 09 00
|
· Mengkaji
tingkat nyeri klien
· Menciptakan
lingkungan yang nyaman
· Memberi
posisi tidur yang nyaman
· Memonitor
respon verbal dan onverbal klien
· Memberikan
injeksi remopair 30 mg per drip dalam cairan D10 500 cc
· Memberitahu
pada klien untuk tidak cemas, akan
meningkatkan rasa nyeri.
|
S :
Klien mengatakan
perutnya terasa panas, dan bunyi kluruk-kluruk
- Posisi
klien digeser ke atas supaya kakinya tidak kena besi tempat tidur
- Wajah
klien tegang
- Injeksi
Remopair masuk 30 mg perdrip
- T : 110 /70 mmHg
- Nadi
: 80x/menit
- Suhu
: 37, 2 C
- Respirasi : 20 x/menit
A: Nyeri belum teratasi
P :
Intervensi dilanjutkan
· Kelola
pemberian analgetik remopair 30 mg perdrip jam 20 00
|
18 Mei 2003
jam 09 00
|
· Mengkaji
tingkat nyeri klien
· Menciptakan
lingkungan yang nyaman
· Memberi
posisi tidur yang nyaman
· Memonitor
respon verbal dan nonverbal klien
· Memberikan
injeksi remopair 30 mg per drip dalam cairan D10 500 cc
· Memonitor
TTV
|
S :
- Klien
mengatakan sekarang saat diobati lukanya, sakitnya berkurang
- Wajah
klien rileks
- Injeksi
Remopair masuk 30 mg perdrip
- T : 120 /80 mmHg
- Nadi
: 82x/menit
- Suhu
: 36,6 C
- Respirasi : 20 x/menit
A: Nyeri teratasi
P: Intervensi
dipertahankan
|
Diagnosa 2. PK : Infeksi
Tujuan : Perawat dapat meminimalkan dan mengelola komplikasi yang terjadi dengan
criteria hasil : tanda vital stabil, angka lekosit normal, tidak ada tanda-tanda infeksi (
Rubor, dolor, kalor, tumor dan fungsiolesa)
TANGGAL/
JAM
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
16 Mei 2005
Jam 08 00
|
·
Cuci tangan sebelum merawat klien
·
Monitor
tanda – tanda infeksi (
kalor , dolor, rubor, Tumor dan fungsiolesa )
·
Merawat luka klien dengan rivanol
·
Melepas jahitan luka yang sudah kering 2 buah
·
Membalut luka dengan cara memberikan lingkaran
yang terbuat dari kassa + verban pada fistel euterocutan dengan tujuan supaya
bila cairan fisful keluar bisa diserap dengan kasa atau di sedot dengan selang
·
Memberikan injeksi cefriaxone 1 gr IV
·
Melakukan dressing /perawatan Dower kateter
urin
·
Melakukan dressing/ perawatan tempat insersi infus .
·
Cuci tangan setelah selesai merawat klien
·
Memonitor suhu dan nadi
|
Jam 12.00
S :
- Klien
mengatakan cairanya keluar banyak
O:
· Fistel
mengeluarkan cairan putih kekuningan campur feses + 7,5 cc
· Injeksi
cefriaxone 1 gr IV sudah masuk jam 08.00
· Suhu : 372
C N : 84 x / menit
A : masalah
beken teratasi
P :
intervensi di lanjutkan
monitor tanda – tanda infeksi ( R,K,D,T,F )
Rawat luka pada sore hari
Pertahankan
kebersihan
lingkungan
|
17 Mei 2005
Jam 08 00
|
· Cuci tangan
sebelum merawat
· Memonitor tanda – tanda infeksi ( Rubor, Kalor,
dolor, tumor dan fungsiolesa )
· Merawat
luka klien dengan rivanol
· Memonitor
cairan fistul yang keluar
· Melepas
Jahitan luka 5 buah
· Memberikan
injeksi cefriaxone 1 gr IV
·
Melakukan dressing /perawatan Dower kateter
urin
· Melakukan
dressing/ perawatan tempat insersi
infus .
· Cuci tangan
setelah selesai merawat klien
· Mengukur
suhu dan nadi
|
Jam 12.00
S :
-
Klien mengatakan cairanya keluar banyak ngembes dan diganti balutnya
O:
- Fistel mengeluarkan
cairan putih kekuningan campur feses
+ 10 cc
- Injeksi cefriaxone 1 gr IV sudah masuk jam
08.00
- Suhu : 364
C
N : 82 x / menit
- Hasil : PA radang granulomatus di ilium
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi di
lanjutkan
- Monitor
tanda–tanda infeksi
( R,K,D,T,F )
- Rawat
luka
pada sore hari
- Monitor albumin
dan angka lekosit
|
Diagnosa 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b. d. ketidak mampuan pemasukan makanan atau mencerna makanan
atau mengabsorbsi zat – zat gizi karena faktor biologik.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan kprawatan selama 3 hari
diharapkan kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi,
dengan kriteria hasil tidak ada pnurunan BB, kemampuan
mencerna meningkat.
Tanggal/Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
16 Mei 2005
Jam
08 00
Jam
12 00
|
-
Mengkaji keadaan klien
- Mengkaji
BB dan tinggi badan klien
Mengkaji diit klien
Memonitor tanda vital sign
- Mengkaji
asupan makanan ke klien
- Mengkaji kesulitan
klien saat sat makan, yaitu mual ,muntah dan anoreksia atau keluhan lain
- Memberikan injeksi
Gastridin 1 amp/ 1v
- Menawarkan pada klien
untuk disuapi saat makan siang.
|
S : Klien mengatakan makannya nanti saja, sudah
kenyang minum sekali sehabis minu susu
satu gelas
O:
- Keadaan
klien Lemah
BB
: 45 kg, TB :155 cm ( data diperoleh
dari satus klien)
- Konjungtiva anemis
- Tidak
ada mual,muntah atau anoreksia
- Diit
TKTP cuma dimakan 3 sendok buburnyan dan
lauk, sayur masih utuh.
- Susunya sudah
diminum
- Obat
gastridin 1 amp/ masuk
- Respirasi : 20x/menit
A :
Masalah belum teratasi
P
: Intervensi dilanjutkan
- Motivasi
klien untuk menghabiskan diitnya
- Jelaskan
pada klien tentang manfaat makanan terhadap penyembuhan makanannya
- Berikan
injeksi gastridin 1 amp / iv jam 20 00
- Bantu
klien saat makan
|
17 Mei 2005
jam
08 00
Jam
12 00
|
-
Mengkaji keadaan klien
- Mengkaji
BB dan tinggi badan klien
- Mengkaji diit klien
- Memonitor
tanda vital sign
- Mengkaji
asupan makanan ke klien
- Mengkaji kesulitan
klien saat sat makan, yaitu mual ,muntah dan anoreksia atau keluhan lain
- Memberikan injeksi
Gastridin 1 amp/ 1v
- Menawarkan
pada klien untuk disuapi saat makan siang.
|
S : Klien mengatakan perut perutnya perih dan
berbunyi kluruk-kluruk
O:
- Keadaan klien Lemas
- Konjungtiva anemis
- Tidak
ada mual,muntah atau anoreksia
- Diit
TKTP habis 1/2 BN lauk, sayur masih utuh dan satu telur
ekstra.
- Susu sudah diminum
- Obat
gastridin 1 amp/ masuk
- Respirasi : 20x/menit
A:
Masalah belum teratasi
P
: Intervensi dilanjutkan
- Motivasi
klien untuk menghabiskan diitnya
- Berikan
injeksi gastridin 1 amp / iv jam 20 00
- Bantu
klien saat makan
|
18 Mei 2005
jam
0800
Jam
12 00
|
- Mengkaji
keadaan klien
- Membantu
klien saat makan pagi
- Mengkaji
diit yang dihabiskan klien
- Memotivasi
klien untuk menghabiskan lauknya karena banyak mengandung protein sehingga
lukanya cepat sembuh
- Memonitor tanda
vital sign
- Memberikan injeksi
Gastridin 1 amp/ 1v
|
S : Klien mengatakan badanya terasa lebih enak
dari kemarin
O:
- Mukosa mulut tampak merah,
bibir basah
- Konjungtiva anemis
- Diit
TKTP habis 1/2 BN lauk, sayur mau tapi sedikit dan satu
telur ekstra. Susu sudah diminum
- Obat
gastridin 1 amp/ masuk
T : 120 /80 mmHg
Suhu
: 36,6 C
Respirasi : 20 x/menit
A:
Masalah belum teratasi
P
: Intervensi dilanjutkan
- Motivasi
klien untuk menghabiskan diitnya
- Berikan
injeksi gastridin 1 amp /iv jam 20 00
|