MAKALAH GANGGUAN ELIMINASI
BAB I
KONSEP DASAR
A. KONSEP TEORI
Eliminasi merupakan kebutuhan dalam manusia yang
esensial dan berperan dalam menentukan kelangsungan hidup manusia. Eliminasi dibutuhkan untuk
mempertahankan homeostasis melalui pembuangan sisa-sisa metabolisme. Secara garis
besar, sisa metabolisme tersebut terbagi ke dalam dua jenis yaitu sampah yang
berasal dari saluran cerna yang dibuang sebagai feces (nondigestible waste)
serta sampah metabolisme yang dibuang baik bersama feses ataupun melalui
saluran lain seperti urine, CO2, nitrogen, dan H2O.
Eliminasi
merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh baik yang berupa urin
maupun fekal. Eliminasi urin normalnya adalah pengeluaran cairan sebagai
hasil filtrasi dari plasma darah di glomerolus. Dari 180 liter darah yang masuk
ke ginjal untuk di filterisasi, hanya 1-2 liter saja yang dapat berupa
urin sebagian besar hasil filterisasi akan di serap kembali di tubulus ginjal
untuk di manfaatkan oleh tubuh.
Eliminasi
adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urine dan feses.
Kebuthan eliminasi dibagi menjadi dua yaitu eliminasi urine dan eliminasi alvi.
1. FISIOLOGI
DAN ANATOMI ELIMINASI URIN
Saluran perkemihan terdiri atas ginjal,
ureter, kandung kemih, dan uretra.
a. Ginjal
Bentuknya
seperti biji kacang, jumlahnya ada dua di kiri dan kanan. Ginjal terletak di kedua sisi medula
spinalis dibalik rongga peritoneum. Ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan,
pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal perempuan
(syaifuddin, 1994). Ginjal terdiri atas satu juta unit fungsional nefron yang
bertugas menyaring darah dan membuang limbah metabolik. Selain itu, ginjal juga
bertugas mempertahankan homeostasis cairan tubuh melalui beberapa cara, yakni:
1)
Pengaturan
volume cairan
2)
Pengaturan
jumlah elektrolit tubuh
3)
Pengaturan
keseimbangan asam-basa tubuh
4) Ekskresi
sisa-sisa metabolisme
5) Reabsorpsi
bahan yang bersifat vital untuk tubuh
6) Fungsi
hormonal dan metabolisme
b. Ureter
Ureter
adalah tabung yang berasal dari ginjal dan bermuara di kandung kemih.
Panjangnya sekitar 25cm dan diameternya 1,25 cm. Bagian atas ureter berdilatasi
dan melekat pada hilus ginjal, sedangkan bagian bawahnya memasuki kandung kemih
pada sudut posterior dasar kandung kemih. Urine didorong melewati ureter dengan
gelombang peristalsis yang terjadi sekitar 1-4 kali permenit. Pada pertemuan
antara ureter dan kandung kemih, terdapat lipatan membran mukosa yang bertindak
sebagai katup guna mencegah refluks urine kembali ke ureter sehingga mencegah
penyebaran infeksi dari kandung kemih ke atas.
c.
Kandung
kemih
Kandung
kemih (vesika urinaria) adalah kantung muskular tempat urine bermuara dari
ureter. Kandung kemih terletak di belakang simfisis pubis. Pada pria, kandung
kemih terletak diantara kelenjar prostat dan rektum. Pada wanita, kandung kemih
terletak diantara uterus dan vagina. Dinding kandung kemih sangat elastis
sehingga mampu menahan regangan yang sangat besar. Saat penuh kandung kemih
bisa melibihi simfisis pubis, bahkan bisa setinggi umbilicus.
d. Uretra
Uretra
membentang dari kandung kemih sampai meatus uretra. Panjang uretra pada pria
sekitar 20 cm dan membentang dari kandung kemih sampai ujung penis. Uretra pada
pria terdiri atas tiga bagian yaitu uretra pars prostatika, uretra pars
memranosa, dan uretra pars spongiosa. Pada wanita, panjang uretra sekitar 3 cm
dan membentang dari kandung kemih sampai lubang diantara labia minora 2,5 cm
dibelakang klitoris. Karena uretranya yang pendek, wanita lebih rentan mengalami
infeksi saluran kemih.
2.
CIRI-CIRI URINE NORMAL
a. Jumlah
dalam 24 jam ± 1.500 cc, bergantung pada banyaknya asupan cairan
b. Berwarna
orange bening, pucat tanpa endapan
c. Berbau
tajam
d. Sedikit
asam (pH rata-rata 6)
3.
PROSES PEMBENTUKAN URINE
Ada tiga proses dasar
yang berperan dalam pembentukan urine: filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus,
dan sekresi tubulus.
a. Filtrasi
glomerulus
Proses ini terjadi
karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen sehingga terjadi
penyerapan darah. Saat darah melalui glomerulus, terjadi filtrasi plasma
bebas-protein menembus membran kapiler glomerulus kedalam kapsula bowman.
Filtrat yang lolos tersebut terdiri di atas air, glukosa, natrium, klorida,
sulfat, dan bikarbonat yang kemudian diteruskan ke tubulus ginjal.
b. Reabsorpsi
tubulus
Pada tubulus bagian
atas terjadi penyerapan kembali sebagian besar zat-zat penting seperti glukosa,
natrium, klorida, sulfat, dan ion bikarbonat. Proses tersebut berlangsung
secara pasif yang dikenal dengan istilah reabsorbsi fakultatif. Zat-zat yang
diaborpsi tersebut diangkut oleh ka[piler peritubulus ke vena dan kemudian ke
jantung untuk kembali diedarkan.
c. Sekresi
tubulus
Mekanisme ini
merupakan cara kedua bagi darah untuk masuk kedalam tubulus disamping melalui
filtrasi glomelurus. Melalui sekresi tubulus, zat-zat tertentu pada plasma yang
tidak berhasil disaring dikapiler tubulus dapat lebih cepat dieliminasi.
4.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELIMINASI URINE
a. Pertumbuhan
dan perkembangan
b. Asupan
cairan dan makanan
c.
Kebiasaan
atau gaya hidup
d. Faktor
psikologis
e. Aktivitas
dan tonus otot
f. Kondisi
patologis
g. Medikasi
h.
Prosedur
pembedahan
i.
Pemeriksaan
diagnostik
5.
MASALAH PADA POLA BERKEMIH
a. Perubahan
eliminasi urine
1) Inkontinensia
urine
Inkontinensia urine
adalah kondisi ketika dorongan berkemih tidak mampu dikontrol oleh sfringter
eksternal.
· Inkontinensia
stres
Terjadi saat tekanan
intaabdomen meningkat dan menyebabkan kompresi kandung kemih. Kondisi inibiasanya
terjadi ketika seseorang batuk atau tertawa.
· Inkontinensia
urgensi
Terjadi saat klien
mengalami pengeluaran urine involunter karena desakan yang kuat dan tiba-tiba
untuk berkemih. Penyebabnya antara lain infeksi saluran kemih bagian bawah.
2) Retensi
urine
Kondisi tertahannya
urine dikandung kemih akibat terganggunya proses pengosongan kandung kemih
sehingga kandung kemih menjadi regang.
3) Enuresis
(mengompol)
Peristiwa berkemih
yang tidak disadari pada anak yang usianya melampaui batas usia normal kontrol
kandung kemih seharusnya tercapai.
4) Sering
berkemih (frekuensi)
Meningkatnya
frekuensi berkemih tanpa disertai peningkatan asupan cairan.
5) Urgensi
Perasaan yang sangat
kuat untuk berkemih. Ini terjadi pada anak-anak karena kemampuan kontrol
sfringter mereka yang lemah.
6) Disuria
Rasa nyeri dan
kesulitan saat berkemih. Bisanya terjadi pada kasus infeksi uretra, infeksi
saluran kemih, trauma kandung kemih.
b.
Perubahan
produksi urine
1) Poliuria
Produksi urine yang
melebihi batas normal tanpa disertai peningkatan asupan cairan. Kondisi ini
dapat terjadi pada penderita diabetes.
2) Oliguria
dan anuria
Oliguria adalah
produksi urine yang rendah, yakni 100-500 ml / 24 jam. Kondisi ini bisa
disebabkan oleh asupan cairan yang sedikit atau pengeluaran cairan yang abnormal.
Sedangkan anuria dalah produksi urine kurang dari 100 ml / 24 jam.
B.
PENGKAJIAN
a. Riwayat
keperawatan
1. Pola
berkemih
Pernyataan terkait pola berkemih
sifatnya individual. Apakah pola berkemihnya dalam kategori normal atau ada
perubahan.
2. Frekuensi
berkemih
5 kali / hari atau tergantung kebiasaan
seseorang.
3. Volume
berkemih
Keji perubahan volume berkemih untuk
mengetahui adanya ketidakseimbangan cairan.
4. Asupan
dan haluaran caiaran
Catat haluaran urine selama 24 jam,
kaji kebiasaan minum pasien, catat asupan cairan peroral.
b. Pemeriksaan
fisik
1. Abdomen
Kaji
dengan cermat adanya pembesaran, distensi kandung kemih,
pembesaran ginjal,
nyeri tekan pada kandung kemih.
2. Genetalia
Kaji
kebersihan daerah genetalia.
3. Urine
Kaji
karakteristikurine klien, Bandingkan dengan urine normal.
c. Tes
diagnostik
1. Pemeriksaan
urine
Hal
yang perlu dikaji meliputi warna, bau, frekuensi kejernihan.
2. Tes darah
Pemeriksaan
meliputi BUN, bersihan kreatinin, nitrogen non protein.
C.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Menurut
NANDA (2003), masalah keperawatan untuk eliminasi urine meliputi satu masalah
umum dan beberapa masalah khusus. Masalah umumnya adalah gangguan eliminasi
urine, sedangkan masalah khususnya meliputi:
- Inkontinensia urine fungsional
- Inkontinensia urine reflek
- Inkontinesia strees
- Inkontinensia urine total
- Inkontinensia urine urgensi
- Retensi urine
D.
EVALUASI
-
Observasi klien atau pemberi pelayanan kesehatan dalam melakukan
perawatan kebersihan
perinium
- Observasi klien yang mengukur asupan dan haluan cairan secara benar
- Minta klien memberikan umpan balik tentang manfaat mematuhi
asupan cairan yang
direkomendasikan
- Apabila klien ditentukan keresiko melakukan kekambuhan ISK,
berikan perawatan
lanjutan.
BAB II
TINJAUAN KASUS
A.
PENGKAJIAN
Pengkajian
dilakukan tanggal : 3 September
2014 jam: 07.00
1. Identitas
Pasien
Nama : Ny. K Umur : 80 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : -
Alamat : Guntur, Demak
Tanggal masuk : 1 September 2014
No. Register : 08.06.80
Diagnosa Medis : Efusi Pleura, CHF + Retensi Urin
2. Penanggung Jawab
Nama :
Ny. M
Umur :
40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Hubungan dgn pasien : Anak
B.
RIWAYAT
KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pasien
mengeluh susah BAK, ketika buang air kecil merasa nyeri.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Satu minggu yang lalu pasien mengeluh
susah untuk BAK, BAK sedikit, apabila BAK pasien merasakan nyeri. Pasien
mengalami sesak nafas dan diperiksakan ketenaga kesehatan terdekat, ternyata tidak
ada perubahan. Kemudian pada tanggal 1 september 2014 pasien dibawa ke RSUD
Sunan Kali Jaga Demak. Dari IGD pasien mendapat infuse RL 16 tpm kemudian
dipindahkan ke ruang Lily untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
3. Riwayat Perawatan dan Kesehatan Dahulu
Pasien mempunyai riwayat masuk rumah
sakit sudah dua kali ini dengan keluhan yang sama yaitu dua bulan yang lalu.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes
dan lain sebagainya.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengakatakan, ada salah
satu dari anak pasien yang mempuyai penyakit yang sama seperti yang dialami
pasien dan akhirnya meninggal dunia.
C.
POLA
KESEHATAN FUNGSIONAL
1. Pola
Persepsi dan Pemeliharan Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa ksehatan itu
sangat penting untuk melakukan aktifitasnya sehari-hari. Yang dilakukan pasien
saat sakit yaiu berobat ke mantri atau dokter setempat.
2. Pola Nutrisi dan Metabolik
Sebelum
sakit : pasien mengatakan makan nasi
beserta lauk pauk dengan porsi makan sedang dan minum air putih sebanyak ± 8
gelas perharinya
Selama
sakit : pasien mengatakan hanya
makan bubur dan minum susu. Pasien mengatakan nafsu makan berkurang, bubur
tidak dihabiskan (hanya dimakan ½ dari porsi yang diberikan RS), susu tidak
dihabiskan hanya diminum setengah setengah gelas ± 100cc, pasien mengatakan
lebih suka air putih dan sering mengkonsumsi air putih ± 8 gelas/hari. Keluhan
tidak nafsu makan karena perutnya nyeri dan sesak nafas.
3. Pola Eliminasi
Sebelum
sakit : pasien mengatakan BAB
1x/hari dan tidak ada masalah dalam BAB. Pasien mengatakan biasanya BAK ±
5x/hari, konsistensi kuning jernih
Salama
sakit : pasien mengatakan belum bisa BAB
dari hari pertama sakit. Pasien
mengatakan tidak bisa atau susah untuk BAK, apabila BAK pasien merasakan nyeri,
urine yg keluar hanya sedikit-sedikit. Pasien terpasang kateter dengan warna
urine kemerahan dengan adanya residu atau endapan, dengan jumlah urine dalam 24
jam ± 1500 cc/hari.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Pasien mengatakan lemas, tidak bisa
melakukan aktivitas apapun.
Tirah baring : miring kanan-miring kiri pasien merasa nyeri/ sakit
Duduk : nyeri/sakit
Aktivitas BAK : nyeri/sakit
Aktivitas
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Mandi
|
|
|
|
|
ˇ
|
Berpakaian
|
|
|
ˇ
|
|
|
Eliminasi
|
|
|
ˇ
|
|
|
Mobilisasi
|
|
|
ˇ
|
|
|
Pindah
|
|
|
|
|
ˇ
|
Ambulasi
|
|
|
|
|
ˇ
|
Naik
tangga
|
|
|
|
|
ˇ
|
Keterangan :
0 :
mandiri
1 :
dibantu sebagian
2 :
perlu bantuan orang lain
3 :
perlu bantuan orang lain dan alat
4 :
ketergantungan
5. Pola
istirahat dan tidur
Sebelum
sakit : pasien mengatakan tidur ±
7jam/hari, tidur nyenyak dan tidak ada gangguan
Selama
sakit : pasien mengatakan tidak bisa tidur
dengan nyenyak karena merasakan nyeri, tidur hanya ± 3jam/hari
6. Pola
Persepsi dan Kognitif
Sensasi
pengelihatan dan pendengaran pasien menurun
(tidak menggunakan alat bantu
dengar ataupun kacamata).
P : nyeri meningkat saat mau BAK dan duduk
Q : nyeri seperti diremas-remas
R : diabdomen sampai area yang terpasang
kateter
S : Skala nyeri 7
T : nyeri timbul saat ingin BAK dan duduk
7. Pola
Reproduksi dan Seksual
Pasien memiliki 9 anak, meninggal 6,
hidup 3
8. Persepsi
diri dan Konsep diri
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh
agar dapat beraktivitas seperti sebelum sakit.
9. Pola
nilai Kepercayaan / Keyakinan
Pasien mengatakan sumber kekuatan
baginya ialah Tuhan. Selama dirumah sakit pasien hanya bisa berdoa.
D.
PENGKAJIAN
FISIK
Penampilan
keadaan umum : lemah
Tingkat
kesadaran : composmentis
Tanda-tanda
Vital
TD : 90/60 mmHg
Suhu :
36ºc
RR : 32x/menit
Nadi :
110x/menit
Antropometri
TB :150
BB :45
LILA :
19cm
Kepala : simetris, tidak ada lesi
Rambut : hitam beruban, kotor
Mata :
pengelihatan menurun, konjungtiva tidak anemis dan
sclera tidak interik
Hidung : ada nafas cuping hidung,
pemakaian O2 masker 5 liter/menit
Telinga : pendengaran menurun,
simetris, tidak ada nyeri tekan
Mulut :
ada karies gigi, gigi tunggal
Leher dan
tenggorokan : tidak ada pembesaran
tonsil
Bentuk
dada : simetris,
getaran dada kanan dan kiri sama
Paru
In : simetris,
terdapat tarikan otot intercosta
Pal : getaran antara
dada kanan dan kiri sama
Per : sonor
Aus : ronchi
Jantung
In : tampak denyutan
di ictuscordis
Pal : ictuscordis teraba
pada ics antara 4 dan 5
Per : tidak ada
pembesaran tonsil
Aus :BJ 1 dan BJ 2 normal
Abdomen
In : asites
(penumpukan cairan)
Aus : terdengar bising
usus 15x/menit
Per : pekak
Pal : tidak terdapat
nyeri tekan, tidak terdapat pembesaran
hepar.
Genital : terpasang kateter
Ekstremitas : CTR <
2 detik, tidak mampu untuk duduk
dan berdiri.
Atas : tangan kiri terpasang infuse
Bawah : kedua kaki bengkak ( edema pada
tungkaknya)
Kulit : tidak ada lesi,
turgor kulit sedang.
· Pemeriksaan radiologi (Thorax AP)
COR :
batas kanan jantung tertutup perselubungan kalsifikasi arcus aorta
PULMO : corakan vasculer meningkat
Tampak bercak pada lapangan tengan paru
kanan, diaghframa kanan tertutup perselubungan, sinus kosrofrenikus kanan
tertutup perselubungan, kiri suram, efusi pleura kanan, curiga efusi pleura
kiri.
· Hasil laboratorium
|
Nilai
|
Normal
|
Hemoglobin
|
12,3 g%
|
12-15
|
Leukosit
|
7.800
|
4.000-10.000
|
Laju
endap darah : 1 jam
|
30 mm/j
|
|
2 jam
|
60 mm/j
|
|
n.
segmen
|
69
|
50-70
|
Limfosit
|
26
|
20-40
|
Monosit
|
5
|
2-8
|
Gula
darah swk
|
122 mg%
|
75-120
|
Hematokrit
|
36
|
37-43
|
Trombosit
|
194.000
|
150.000-400.000
|
Ureum
|
52 mg%
|
0-40
|
Creatidin
|
0,86
mg%
|
0,5-1,2
|
S.G.O.T
|
31 v/l
|
31
|
S.G.P.T
|
21 v/l
|
32
|
· Therapy
setiap hari
Infuse RL 16 tpm
Injeksi furosemid (1 amp)
Injeksi ceftriaxone ( 2 x 1 g)
Injeksi ranitidin (1 amp)
Degoxin (2 x ½)
Spirolactone (1,25 mg)
ISDN (3,5 mg)
·
Ballance
Cairan
Intake
/ cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL
Intake / cairan masuk :
Air (makan+minum) = 2000 cc
Cairan infus = 2000cc (1kolf = 500cc, 16tpm ± 6jam)
Therapy injeksi = 50 cc
Air metabolisme = 225 cc (hitung AM = 5cc x kgBB/hari)
Output / cairan keluar :
Urine =
1500 cc
Feses =
100 cc (kondisi normal 1 BAB feses = 100cc)
IWL = 675 cc (hitung
IWL = 15cc x kgBB/hari)
Intake = Output + IWL
2000cc + 2000cc + 50cc + 225cc = 4275cc
1500cc
+ 100cc + 675cc = 2275cc
Jadi, ballance cairan Ny. K dalam 24 jam = 4275cc–2275cc =
2000cc
F.
ANALISA
DATA
Nama : Ny. K
Umur : 80 tahun
No.
CM : 08.06.80
Diagnosa
Medis : Efusi Pleura, CHF + Retensi
Urine
No
|
Hari/tgl
|
Data
Fokus
|
Problem
|
Etiologi
|
1
|
Rabu
3/9/2014
|
DS :
Pasien
mengatakan susah BAK
BAK
hanya sedikit-sedikit
DO :
Pasien
terpasang kateter
Jumlah
urine selama 24jam = ±1500cc, warna merah, terdapat residu
|
Retensi
urine
|
Distensi
kandung kemih
|
2
|
Rabu
3/9/2014
|
DS :
Pasien
mengatakan perut dan kedua kakinya bengkak
DO :
Perut
dan kedua kaki pasien tampak bengkak terdapat penumpukan cairan
|
Kelebihan
volume cairan
|
Asupan
cairan yang berlebihan
|
3
|
Rabu
3/9/2014
|
DS :
Pasien
mengatakan lemas
Pasien
mengatakan tidak dapat beraktivas
Pasien
mengatakan segala aktivitas dibantu keluarga
DO :
Pasien
tampak lemah
Pasien
dalam beraktivitas dibantu keluarga (makan, minum, mandi, berpakaian,
berpindah)
|
Intoleransi
aktivitas
|
Kelemahan
fisik
|
G.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Ny. K
Umur : 80 tahun
No.
CM : 08.06.80
Diagnosa
Medis : Efusi Pleura, CHF + Retensi
Urine
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Ttd
|
1
|
Retensi
urine berhubungan dengan distensi kandung kemih
|
|
2
|
Kelebihan
volume cairan berhubungan dengan asupan cairan yang berlebihan
|
|
3
|
Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
|
|
H. RENCANA
KEPERAWATAN
Nama : Ny. K
Umur : 80 tahun
No.
CM : 08.06.80
Diagnosa
Medis : Efusi Pleura, CHF + Retensi
Urine
No
|
Dx. Kep
|
Tujuan
dan KH
|
Intervensi
Keperawatan
|
Ttd
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
|||
1
|
Retensi
urine berhubungan dengan distensi kandung kemih
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan pasien dapat BAK secara
lancar dan mudah dengan KH:
-
Warna dan volume Urine
normal
-
Input = output
-
Mengosongkan
kandung kemih secara tuntas
·
|
1. Pantau asupan dan haluaran
2. Kaji urine
3. Berikan terapi sesuai advis dokter
|
1. Untuk mengetahui keseimbangan asupan dan haluaran pasien
2. Untuk mengetahui jumlah dan warna urine pasien
3. Untuk membantu mengeluarkan urine
|
|
2
|
Kelebihan
volume cairan berhubungan dengan asupan cairan yang berlebihan
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan pasien dapat melaporkan
berkurangnya edema pada perut dan kedua kaki dengan KH:
-
Intake = output
-
Edema berkurang
-
TTV dalam batas
normal
|
1. Monitor TTV pasien
2. kaji faktor penyebab edema
3. catat asupan cairan dan makanan setiap hari
4. anjurkan keluarga untuk batasi asupan cairan yang masuk
|
1. untuk mengetahui TTV pasien
2. untuk mengetahui faktor penyebab adanya edema
3. untuk mengetahui keseimbangan asupan pasien
4. untuk mengurangi edema
|
|
3
|
Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan pasien dapat beraktivitas
secara bertahap dengan KH:
-
Pasien dapat
beraktivitas sedikit-sedikit tanpa bantuan keluarga
-
TTV dalam batas
normal
|
1. Kaji KU dan TTV pasien
2. Kaji aktifitas pasien
3. Anjurkan keluarga untuk membantu aktivitas pasien
|
1. Untuk mengetahui KU dan TTV pasien
2. Utuk mengetahui kemampuan pasien
3. Keluarga membantu mengatur aktivitas pasien untuk mencegah
pasien keletihan
|
|
I I.
IMPLEMENTASI
Nama : Ny. K
Umur : 80 tahun
No.
CM : 08.06.80
Diagnosa
Medis : Efusi Pleura, CHF + Retensi Urine
No
|
Tgl/jam
|
Implementasi
|
Respon
pasien (S dan O)
|
Ttd
|
1
|
3/9/2014
|
1. Memantau asupan dan haluaran
|
S : -
O : input = 4275cc, output = 2275cc ballance cairan 24/jam perhari = 2000 cc
|
|
|
|
2. Mengkaji urine
|
S : -
O :
volume urine selama 24 jam = 1500cc dengan warna merah, terdapat residu atau
endapan
|
|
|
|
3. Memberi terapi sesuai advis dokter
|
S : Pasien mengatakan nyeri saat diinjeksi
O
:
Injeksi furosemid, Injeksi
ceftriaxone , Injeksi ranitidin , Spirolactone masuk kedalam tubuh pasien
|
|
2
|
3/9/2014
|
1. Memonitor TTV pasien
|
S :
pasien mengatakan sesak nafas
O :
TD: 90/60 mmHg
Suhu: 36ºc
RR: 32x/menit
Nadi: 110x/menit
|
|
|
|
2. Mengkaji faktor penyebab edema
|
S : pasien mengatakan kedua kaki dan perutnya bengkak,
pasien mengatakan susah BAK, BAK hanya sedikit-sedikit
O : tampak edema di perut dan kedua kaki
pasien
|
|
|
|
3. Mencatat asupan cairan dan makanan setiap hari
|
S : -
O : Jumlah cairan yang masuk dalam 24jam
4275cc dan cairan yang keluar 2275
|
|
|
|
4. Menganjurkan keluarga untuk batasi asupan cairan yang
masuk
|
S : keluarga mengatakan mengerti dan memberi
minum pasien 5-6 gelas/hari
|
|
3
|
3/9/2014
|
1.
Mengkaji KU dan TTV pasien
|
S : pasien mengatakan lemas
O : KU = lemah
TD: 90/60 mmHg
Suhu: 36ºc
RR: 32x/menit
Nadi: 110x/menit
|
|
|
|
2.
Mengkaji aktivitas pasien
|
S : -
O : pasien
terlihat lemas, pasien tampak dibantu keluarga dalam makan, minum, mandi,
eliminasi, dan berpindah posisi
|
|
|
|
3.
Menganjurkan
keluarga untuk membantu aktivitas pasien
|
S : pasien
mengatakan butuh bantuan untuk BAB
O : keluarga tampak membantu pasien BAB menggunakan
pispot
|
|
1
|
4/9/2014
|
1. Memantau asupan dan haluaran
|
S : -
O : input = 2725cc, output = 2175cc ballance cairan 24/jam perhari = 550 cc
|
|
|
|
2. Mengkaji urine
|
S : -
O : volume urine selama
24 jam = 1400cc dengan warna coklat kemerahan,
terdapat residu atau endapan
|
|
|
|
3.
Memberi terapi
sesuai advis dokter
|
S :
O : Injeksi furosemid, Injeksi ceftriaxone , Injeksi ranitidin
, Spirolactone masuk kedalam tubuh pasien
|
|
2
|
4/9/2014
|
1.
Memonitor TTV pasien
|
S : pasien mengatakan bersedia
O :
TD: 110/80
mmHg
Suhu: 36ºc
RR: 32x/menit
Nadi: 90x/menit
|
|
|
|
2. Mencatat asupan cairan dan makanan setiap hari
|
S: -
O : Jumlah cairan yang
masuk dalam 24jam 2725cc dan cairan yang keluar 2125cc
|
|
3
|
4/9/2014
|
1.
Mengkaji KU dan TTV pasien
|
S : pasien mengatakan masih sesak nafas
O : KU = lemah, terlihat sesak nafas
TD: 110/80
mmHg
Suhu: 36ºc
RR: 32x/menit
Nadi: 90x/menit
|
|
|
|
2.
Mengkaji aktivitas pasien
|
S : pasien mengatakan masih belum bisa beraktivitas
secara mandiri
O : pasien terlihat lemas, pasien tampak dibantu
keluarga dalam makan, minum, mandi, eliminasi, dan berpindah posisi
|
|
1
|
5/9/2014
|
1.
Memantau asupan dan
haluaran
|
S : -
O : input = 2467cc, output = 2075cc ballance cairan 24/jam perhari = 392cc
|
|
|
|
2. Mengkaji urine
|
S :
O : volume urine selama
24 jam = 1300cc dengan warna kuning pekat,
terdapat sedikit residu atau endapan
|
|
|
|
3.
Memberi terapy sesuai advis dokter
|
S : -
O : njeksi furosemid,
Injeksi ceftriaxone , Injeksi ranitidin , Spirolactone masuk kedalam tubuh
pasien
|
|
2
|
5/9/2014
|
1.
Memonitor TTV pasien
|
S : pasien mengatakan bersedia
O : TD: 120/90
mmHg
Suhu: 36ºc
RR: 28x/menit
Nadi: 82x/menit
|
|
|
|
2.
Mencatat asupan
cairan dan makanan setiap hari
|
S: -
O : Jumlah cairan yang
masuk dalam 24jam 2467cc dan cairan yang keluar 2075cc
|
|
3
|
5/9/2014
|
1.
Mengkaji KU dan TTV pasien
|
S : pasien mengtakan sudah tidak sesak nafas
O : KU = tampak rileks
TD: 120/90
mmHg
Suhu: 36ºc
RR: 28x/menit
Nadi: 82x/menit
|
|
|
|
2.
Mengkaji aktivitas pasien
|
S : pasien mengatakan badannya terasa lebih segar
O : pasien tampak segar dan dapat makan tanpa
bantuan keluarga
|
|
J.
EVALUASI
Nama : Ny. K
Umur : 80 tahun
No.
CM : 08.06.80
Diagnosa
Medis : Efusi Pleura, CHF + Retensi
Urine
No. DX
|
Tgl/Jam
|
Evalusi (SOAP)
|
Ttd
|
1
|
3/4/2014
|
S : pasien
mengatakan tidak bisa BAK secara normal dan sakit saat BAK
O : pasien tampak menrintih kesakitan
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi
|
|
2
|
3/4/2014
|
S : pasien
mengatakan kedua kaki dan perutnya bengkak
O : tampak edema pada kedua kaki dan perut pasien
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi
|
|
3
|
3/4/2014
|
S : pasien
mengatakan badannya lemas dan tidak dapat beraktivitas
O : pasien tampak lemah, pasien tampak dibantu
dikeluarga dalam hal beraktivitas (makan, minum, BAB, berpindah posisi,
mandi)
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi
|
|
1
|
4/4/2014
|
S : pasien
mengatakan masih belum bisa BAK secara normal
O : volume urine selama
24 jam = 1400cc dengan warna coklat kemerahan,
terdapat residu atau endapan
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi
|
|
2
|
4/4/2014
|
S : pasien
mengakatan bengkak pada kaki dan perut sedikit berkurang
O : edema pada kaki kanan sedikit berkurang
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan
intervensi
|
|
3
|
4/4/2014
|
S : pasien
mengatakan masih belum bisa beraktivitas secara mandiri, masih memerlukan
bantuan keluarga
O :pasien tampak dibantu keluarga dalam beraktivitas
(mandi, makan, minum, BAB, berpakaian, berpindah posisi)
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi
|
|
1
|
5/4/2014
|
S : pasien
mengatakan belum dapat BAK secara normal
O : volume urine selama
24 jam = 1300cc dengan warna kuning pekat,
terdapat sedikit residu atau endapan
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi
|
|
2
|
5/4/2014
|
S : pasien
mengatakan bengkak pada perut sedikit mengecil
O : edema pada perut pasien tampak sedikit mengecil
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan
intervensi
|
|
3
|
5/4/2014
|
S : pasien
mengatakan badannya sudah lebih segar
O : pasien tampak lebih segar, pasien dapat makan
secara mandiri
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan
intervensi
|
|
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan diagnosa asuhan keperawatan yang kami
tegakan:
1. pasien Ny. K mengalami gangguan retensi urine
berhubungan dengan Distensi
kandung kemih. Yang ditandai dengan Pasien mengatakan susah BAK, BAK hanya sedikit-sedikit, Pasien terpasang kateter, Jumlah urine selama 24jam = ±1500cc,
warna merah, terdapat residu.
2. Pasien Ny. K mengalami Kelebihan volume cairan berhubungan
dengan asupan cairan yang berlebihan. Yang ditandai dengan pasien mengatakan perut dan kedua
kakinya bengkak, perut
dan kedua kaki pasien tampak bengkak terdapat penumpukan cairan.
3. Pasien Ny. K mengalami intoleransi aktifitas
berhubungan dengan kelemahan fisik. Yang
ditandai dengan pasien mengatakan
lemas, pasien mengatakan tidak dapat beraktivitas, pasien mengatakan segala
aktivitas dibantu keluarga, pasien tampak lemah, pasien dalam beraktivitas
tampak dibantu keluarga (makan, minum, mandi, berpakaian, berpindah)
BAB
IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Eliminasi
adalah pembuangan sisa-sia metabolisme tubuh yang berfungi untuk mempertahankan homeostasis tubuh, baik berupa urine maupun feses.
Gangguan pada proses eliminasi memiliki bayak penyebab dan komplikasi yang
berbeda-beda, mulai dari yang ringan hingga yang dapat mengancam jiwa manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul , A. Aziz.
2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.
Buku 2. Jakarta : Salemba Medika.
Perry, Poter. 2005. Fundamental Of Nursing vol 2. Jakarta: EGC
Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
EGC
Nanda International. Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan
klassifikasi, Jakarata: EGC, 2009.
Tarwoto &
Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta