MOBILISASI
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Mobilisasi adalah suatu kemempuan untuk bergerak dengan
bebas, mudah dan berirama, sesuai dengan lingtkungan.
Imobilisasi adalah ketidak mampuanh untuk bergerak dengan
bebas poada bagian tubuh yang menghambatnya.
(Perry
Potter, 477)
B. Etiologi
Faktor - faktor yang mempengaruhi boddy aligment dan
pergerakan
1.
Tingkat Perkembangan Tubuh
Usia akan mempengaruhi tingkat perkembangan neuro
muskuler dan tubuh secara proposional, postu, pergerakan dan reflek akan
berfungsi secara optimal.
2.
Kesehatan Fisik
Penyakit, cacat tubuh dan imobilisasi akan mempengaruhi
pergerakan tubuh.
3.
Keadaan Nutrisi
Kurangnya
nutrisi dapat menyebabkan kelemahn otot, dan obsitas dapat menyebabkan
pergerakan kurang bebas.
4.
Emosi
Rasa aman, nyaman dan gembira, sedih dapat mempengaruhi
aktivitas tubuh seseorang.
5.
Kelemahan Skeletal dan
Neuromuskuler
Adanya abnormal postur seperti scoliosis, lordosis, dan
kiposis dapat mempengaruhi pergerkan.
6.
Pekerjaan
(Tarwoto
wartonah 2004, 69)
Faktor yang mempengaruhi kurangnya pergerakan / Imobilisasi
:
1.
Gangguan Muskulusskeletal
Osteoporosis, Atropi, kekuatan otot yang menurun
2.
Gangguan kardiovaskuler
Beban
kerj jantung naik, Hipotensi orthostatic
3.
gangguan Respirasi
Penurunan
gerak pernapasan.
(Tarwoto
Wartonah 2004, 69)
C. Tanda dan Gejala
1.
Pembengkakan jaringan atau
massa hematoma pada sisi cidera
2.
Penurunan atau tidak adanya
nadi pada bagian yang tidak cidera, pengisian kapiler lambat, pucat pada bagian
yang terkena
3.
Keterbatasan rentang gerak
4.
Nyero berat tiba – tiba pada
saat cidera
5.
Kram otot
6.
Pendarahan dan perubahan warna
7.
Keterbatasan
atau kehilangan fungsi pada bagian yang terkena.
(
Marlyne E. Doengoes, 769)
D. Anatomi Fisiologi
|
Struktur
tulang dan jaringan ikat menyusu kurang lebih 25% berat badan, dan otot enyusun
kurang lebih 50%. Kesehatan dan baiknya fungsi sistem muskulusskeletal sangat
tergantung pada sistem tubuh yang lain. Struktur tulang memberi perlindungan
terhadap organ vital, termasuk otak, jantung, dan paru. Kerang tulang merupakan
kerangka yang kuat untuk menyangga struktur tubuh. Otot yang melekat ketulang
memungkainkan tubuh bergerak. Matriks tulang menyimpan Ca (kalsium), P
(Pospor), Mg (Magnesium), dan F (flour).
Kontraksi otot menghasilkan suatu usaha mekanik untuk
gerakan maupun roduksi panas untuk mempertahankan temperatur tubuh.
Sistem
Skeletal
Osteon merupakan unit fungsional mikroskopis tulang
dewasa. Dingah osteon terdapat kapiler. Disekeliling kapiler tersebut merupakan
matriks tulang yang dinamakan lamela.
Tulang diselimuti dibagian luar oleh membran ibrus padat
dinamakan periosteum.Periosteum
memberi nutrisi ke tulang dan memungkinkannya tumbuh, selain sebagai temat
pelekatan tendon dan lugamen.
Penyembuhan
Tulang
Tahapan dalam penyembuhan tulang :
1.
Inflamasi
reaksi tubuh terhadap mikroorganisme, bahan asing, di
tandai dengan panas, bengkak, kemerahan, nyeri, dan gangguan fungsi.
2.
Proliferasi
Penbentukan fibrin – fibrin dalam jendela darah setelah
mengalami hematoma dan terjadi organisasi.
3.
Pembentukan
Kalus
Pembentukan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan
tumbuh mencapai sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragment patah
tulang digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan dan tulang serat imatur.
Bentuk kalus dan volume yang dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara
langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang.Perlu waktu
2 – 3 minggu agar fregment tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan
februs.
4.
Remodeling
Tahap akhir meliputi pengambilan jaringan mati dan
reorganisasi tulang baru kesusunan struturalsebelumnya. Remodeling memerlukan
waktu berbulan – bulan sampai bertahun – tahun.
( Brunner & Suddart, 2264 )
Koordinasi
Pergerakan tubuh
Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti
kemampuan mengangkat benda maksimal 57% dari BB.
( Tarwoto wartonah 2001, 68 )
E. Pemeriksaan
Penunjang
1.
Pemeriksaan
Fisik
1)
TTV
a.
TD
b.
Nadi
c.
RR
2)
Ekstermitas
a.
Kelemahan
b.
Gangguan
sensorik
c.
Tonus otot
dan kekuatan otot
d.
Kemampuan
jalan dan berdiri
3)
Tingkat
kesadaran
4)
Postur
atau bentuk tubuh
a.
Scoliosis
b.
Kiposis
c.
Lordosis
d.
Cara
berjalan
2.
Pemeriksaan
Radiologi : Menentukan lokasi / Luas
3.
Pemeriksaan
Laboratorium
1)
Hb
2)
Leukosit
3)
Hematrokit
4)
Trombosit
( Tarwoto Wartonah 2004, 70 )
F. Kemungkinan
Komplikasi
1.
Atrofi
Otot
2.
Fungsio
Lasea
3.
Ischemia
4.
Input
Sensori Menurun
5.
Menurunnya
kekuatan otot
( Tarwoto Wartonah 2004, 70 )
G. Penatalaksanaan
Kolaborasi dengan tim medis dengan memberikan obat –
obatan untuk mengurangi nyeri akut.
Program latihan digunakan untuk mengembalikan aktiitas
seperti semula secara bertahap.
( Tarwoto Wartonah 2004, 70 )
H. Fokus
Intervensi
1)
Kaji
tingkat imobilisasi yang di hasilkan oleh cidera
2)
Anjurkan pasien untuk melakukan rentang gerak
aktif padaekstremitas yang sakit dan yang tidak sakit
3)
Dorong
partisipasi pada aktifitas terapeutik / rekreasi
4)
Dorong
penggunaan latihan isometrik mulai dari tungkai yang tak sakit
5)
Tempatkan
pada posisi telentang secara periodi
( Marlyn E. Doengoes, 770 )
TINJAUAN
TEORI
A. Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan pada hari jum’at, 18 Juli 2008
diruang IGD RSUD Sunan Kalijaga Demak secara Autoanamnesa dan Aloanamnesa
1.
Identitas
Pasien
Nama :
Nn. S
Umur :
15 th
Alamat : Botosiman
Demak
Agama :
Islam
Pendidikan :
SMP
Pekerjaan :
-
Tgl. Masuk : 18
Julu 2008
No. Registrasi :
081958
Dx. Masuk :
Fraktur Cruris Sinistra
2.
Identitas
Penanggung Jawab
Nama :
Tn. M
Umur :
47 th
Alamat :
Botosiman Dempet
Pekerjaan :
swasta
Agama :
Islam
Hub. Dengan Ps :
Sebagai Ayah Kandung
B. Riwayat
Kesehatan
1.
Keluhan
Utama
Pasien merasa nyeri pada kaki kiri.
2.
Riwayat
Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 18 Juli 2008 pasien kecelakaan dan langsung
dibawa ke RSUD Sunan Kalijaga Dema dengan keluhan nyeri gerak pada kaki kira,
luka lecet, luka robek di kaki dan keadaan pasien yang lemah. Pasien dibawa ke
ruang IGD untuk mendapat pertolongan pertama dengan terapi Caltropen dan
Cefotaksim. Kemudian pasien diberi perawatan intensifdi ruang Bedah (R.Kenanga).
3.
Riwayat
Kesehatan Dahulu
Pasien pernah mengalami demam Typoidwaktu SD kelas 5, dan
pasien diperiksakan di pelayanan kesehatan setempat. Tapi pasien belum ernah
mengalami penyakit yang diderita seperti saat ini dan pasien belum pernah
darawat di rumah Sakit.
4.
Riwayat
Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang pernah mengalami penyakit
menular seperti TBC, AIDS dan penyakit menurun seperti penyakit DM.
C. Pengkajian
Pola Fungsional Menurut Henderson
1.
Pola
Bernafas
a.
Sebelum
Sakit
Pasien bernafas normal, teratur, tidak menggunakan alat
bantu.
b.
Selama
Sakit
Nafas pasien sedikit sesak, tapi tidak menggunakan alat
bantu, RR 20x/menit.
2.
Pola
Nutrisi dan Metabolisme
a.
Sebelum
Sakit
Pasien makan 3x/hari dengan komposisi nasi, sayur, lauk
pauk. Pasien makan habis 1 porsi. Minum 4-5 gelas/hari dengan jenis minuman air
putih, kopi, teh.
b.
Selama
Sakit
Pasien makan 3x/hari dengan komposisi sesuai aturan Rumah
Sakit dan makan abis 1/2 porsi. Minum 3-4 gelas/hari dengan jenis minuman air
putih, susu.
3.
Pola
Eliminasi
a.
Sebelum
Sakit
Pasien BAB 1x/hari dengan konstipasi normal, konsistensi
lembek, bau khas, warna coklat. BAK 4x/hari dengan volume sedang, warana
kekuningan, tidak ada gangguan seperti disuria.
b.
Selama
Sakit
Pasien BAB 2 hari sekali dengan konstipasi normal,
konsistensi lembek, bau khas, warna kuning kecoklatan. BAK sering dengan volume
sedang, warna kekuningan, tidak ada gangguan seperti disuria, tapi terpasang
kateter.
4.
Pola
Keseimbangan dan Gerak
a.
Sebelum
Sakit
Pasien dapat beraktifitas secara mandiri, dan dapat
menggerakkan anggota tubuhnya dengan baik.
b.
Selama
Sakit
Pasien dalam beraktifitas perlu bantuan dan pasien merasa
kesakitan dan nyeri gerak pada kaki kiri saat bergerak. Dari hasil ronsen pasien mengalami patah tulang pada kaki
kiri.
5.
Pola
Istirahat dan Tidur
a.
Sebelum
Sakit
Pasien tidur 8-9 jam/hari dan dalam keadaan tenang.
b.
Selama
Sakit
Pasien tidur 7-8 jam/hari dan sering bangun akibat nyeri
yang timbul secara tiba – tuba dalam waktu yang lama dan akibat lingkungan yang
ramai.
6.
Pola
Mempertahankan Tubuh
a.
Sebelum
Sakit
Pasien berpakaian tipis saat merasa panas, dan memakai
pakaian tebal seperti jaket saat merasa dingin.
b.
Selama
Sakit
Pasien sering dan suka makai pakaian tipis seperti kaos.
Saat kedinginan pasien makai selimut, tapi pasien sering merasa panas pada
bagian kaki yang terluka karena adanya infeksi akibat patah tulang.
7.
Pola
Personal Hygine
a.
Sebelum
Sakit
Pasien mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas
1x/hari.Tanpa bantuan.
b.
Selama
Sakit
Pasien sibinan 2x/hari, gosok gigi 1x/hari, keramas 2
hari sekali dengan bantuan keluarga pasien terutama Ibu pasien.
8.
Pola
Komunikasi
Sebelum dan selama sakit pasien dapat berkomunikasi
dengan baik, secara verbal, bahasa baik dan jelas.
9.
Kebutuhan
Spiritual
a.
Sebelum
Sakit
Pasien beragama
Islam.Pasien mampu menjalankan ibadahnya dengan baik. Misal dalam shalat.Pasien
shalat 5 waktu dan tepat waktu.
b.
Selama
Sakit
Pasien mengalami kesulitan dalam menjalankan ibadah
shalat secara normal karena nyeri gerak pada kaki kiri.
10. Kebutuhan
Berpakaian
a.
Sebelum
Sakit
Pasien dapat berpakaian sendiri tanpa bantuan. Pasien
lebih suka jenis pakaian yang simpel misal kaos.
b.
Selama
Sakit
Dalam berpakaian pasien perlu bantuan. Dan pasien lebih
suka pakai pakaian yang tipis.
11.
Kebutuhan
Bekerja
Pasien belum bekerja. Baru lulus sekolah.
12. Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
a.
Seabelum
Sakit
Pasien merasa aman dan nyaman karena dalam keadaan sehat
dan normal. Pasien lebih suka kumpul keluarga.
b.
Selama
Sakit
Rasa aman dan nyaman pasien terganggu karena keadaan
pasien yang lemahdan rasa nyeri gerak pada kaki kiri.
13. Kebutuhan Rekreasi
a.
Sebelum
Sakit
Pasien lebih suka di rumah, nonton TV dan untuk mengisi
waktu yang luang pasien sering mengajak Ibunya jalan – jalan.
b.
Selama
Sakit
Pasien merasa kurang senang karena tidak bisa jalan –
jalan seperti sebelumnya.Pasien hanya bisa dengerin musik dan berbaring diatas
tempat tidur.
14. Kebutuhan Belajar
Pasien sudah lulus sekolah. Selama sakit pasien perlu
belajar latihan gerak untuk mengaktifkan kembali anggota gerak tubuh pasien.
Pasien perlu bantuan keluarga dan pasien perlu baca – baca buku untuk tambah
pengetahuan.
D. Pemeriksaan
Fisik
1.
Keadaan
Umum
a.
Penampilan : Lemah, kurang rapi
b.
Kesadaran : Composmentis
Motorik : 6
Eyes :
4
Verbal : 5
2.
TTV
TD :
120/90 mmHg
Nadi :
96x/meniy
Suhu :
37,1°C
RR :
20x/menit
3.
Tinggi
Badan : 140 cm
Berat Badan : 40
kg
4.
Kepala
a. Bentuk
kepala : simetris, mesocepal
b. Rambut : tebal, tidak berketombe, kotor dan
terdapat pasir, terdapat luka gores.
c.
Mulut : Lidah lembab, tidak pucat, simetris,
gigi bersih, tidak ada oedema, dan
tidak ada pembesaran tonsil.
d. Mata : Konjuktiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, pupil isicor, simetris, penglihatan normal tanpa alat bantu.
e. Hidung : Tidak ada sumbatan pada saluran hidung,
septum hidung utuh.
f.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen,
pendangaran normal tanpa alat bantu.
g.
Leher : Tidak ada pembesaran getah
bening dan kelenjar tiroid.
5.
Dada
a.
Paru-paru
Inspeksi :
Bentuk dada simetris, Intercosta tidak terlihat.
Palpasi :
Vocal Vremitus kanan kiri sama.Vibrasi tidak teraba.
Perkusi :
Sonor.
Auskultasi : Bunyi
nafas normal, tidak ada bunyi tambahan.
b.
Jantung
Inspeksi : Ictus
cordis tidak tampak
Palpasi :
Ictus cordis teraba di IC 5
Perkusi :
Pekak
Auskultasi : S1, S2
6.
Abdomen
Inspeksi :
Perut datar, tidak ada benjolan umbilikus
Auskultasi :
Peristaltik usus 17x/menit
Perkusi :
Bunyi timpani
Palpasi :
tidak ada nyeri tekan
7.
Genetalia : Bersih, terpasang kateter
8.
Anus : Tidak ada benjolan, tidak ada
hemoroid
9.
Ekstermitas
Superior :
Gerak normal, tidak ada oedem, terdapat luka memar, dan terpasang infus pada
tangan kiri dengan RL 30 tetes/menit.
Inferior :
Terdapat patah tulang pada kaki kiri, luka robek di telapak kaki kiri dan tidak
ada kelainan bawaan.
9. Kuku : Warana
merah normal, dasar kuku kokoh,kotor terkena darah, CRT kembali dalam 2 detik.
Kulit :
Lembab, turgor kulit sedang, suhu normal, terdapat luka gores dan lecet.
E.
Pemeriksaan
Penunjang
1.
Pemeriksaan
Laboratorium : -
2.
Pemeriksaan
Penunjang
a.
EKG : (+)
b.
Rontgen : (+)
c.
USG : (-)
F.
Teraphy
1.
Infus RL : 30 tetes/menit
2.
Analgetik : Caltropen 2x1 ampul
3.
Cefotaksim
2x1 gr
ANALISA DATA
Nama : Nn. S Ruang :
IGD
Umur : 15 th No.
Reg : 081958
Dx. Medis :
Fr. Cruris Sinistra
No.
|
Hari / Tgl
|
Data Fokus
|
Etiologi
|
Problem
|
Ttd
|
1.
|
Jum’at,
18
Juli 2008
|
Ds
: Pasien mengatakan bahwa pasien merasa sakit dan nyeri gerak pada kaki kiri
Do
:
1.
Pasien
tampak lemah
2.
Pasien
meringis saat bergerak
3.
Pasien
tampak kesakitan
4.
TD : 120/90 mmHg
N : 96x/menit
RR : 20x/menit
|
Nyeri
gerak pada kaki kiri
|
Imobilisasi
fisik
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Nama : Nn. S Ruang : IGD
Umur : 15 th No.
Reg : 081958
Dx. Medis :
Fr. Cruris Sinistra
No.
|
Hari / Tgl
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tgl teratasi
|
Ttd
|
1.
|
Jum’at,
18
Juli 2008
|
Imobilisasi
fisik berhubungan dengan nyeri gerak pada kaki kiri sekunder terhadap fr. crurus
sinistra
|
RENCANA
KEPERAWATAN
Nama : Nn. S Ruang : IGD
Umur : 15 th No.
Reg : 081958
Dx. Masuk : Fr.
Cruris Sinistra
No.
|
Hari / Tgl
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Ttd
|
1.
|
Jum’at,
18
Juli 2008
|
Setelah
dilakukan tindakan 1x5 jam, imobilisasi teratasi sebagian dengan ketentuan
hasil :
1.
Kaki
kiri / anggota badan yang mengalami patah tulang dapat digerakkan
sedikit-sedikit.
2.
pasien
tidak begitu lemah
|
1. Kaji
tingkat imobilisasi klien
2. Mengukur
TD, nadi, RR
3. Anjurkan untuk tidak banyak bergerak pada yang luka
4.
Atur
posisi yang nyaman
5. Ajarkan
relaksasi
6. Kolaborasi
dengan tim medis dengan memberikan obat anal getik
|
-
Untuk mengetahui kekuatan imobilisasi klien
-
Untuk mengetahui TD, nadi, RR
-
Untuk menghindari cidera lanjut
-
Memberi rasa nyaman
-Mengendorkan
otot-otot tubuh
-
Mengurngi rasa nyeri
|
CATATAN
KEPERAWATAN
Nama : Nn. S Ruang : IGD
Umur : 15 th No.
Reg : 081958
Dx. Medis :
Fr. Cruris Sinistra
No.
|
Hari/tgl/jam
|
Tindakan
|
Respon Hasil
|
Ttd
|
1.
|
Jum’at,
18
Juli 2008
10.00
10.15
10.30
10.40
10.50
11.05
|
1.Mengkaji tingkat imobilisasi klien
2.Mengukur TD, Nadi, RR
3.Menganjurkan untuk tidak banyak bergerak pada yang luka
4.Mengatur posisi yang nyaman dengan melibatkan keluarga
5.Menganjurkan untuk relaksasi dengan cara istirahat dan
tidur secara rileks, santai dan mengendorkan otot-otot badan
6.Memberi obat analgetik dengan diberi Caltropen dan
pemberian spalek (penyangga)
|
- Tingkat imobilisasi sedang
- TD : 120/90 mmHg
N : 96x/menit
RR : 20x/menit
- Pasien tidak merasa kesakitan
- Pasien merasa aman dan nyaman
- Otot-otot tubuih pasien sudah tidak tegang dan pasien
merasa rileks
- Obat mampu diterima tubuh dengan baik dan rasa nyeri
berkurang
|
CATATAN
PERKEMBANGAN
Nama : Nn. S Ruang : IGD
Umur : 15 th No.
Reg : 081958
Dx. Medis :Fr.
Cruris Sinistra
No.
|
Hari/tgl/jam
|
Evaluasi
|
Ttd.
|
1.
|
Jum’at,
18
Juli 2008
|
S : Pasien mengatakan kaki kirinya
sudah dapat digerakkan dikit demi sedikit
O
: - Pasien tampak segar
- Pasien tidak meringis kesakitan
- TD : 120/90 mmHg
N : 96x/menit
RR : 20x/menit
A
: Masalah imobilisasi
teratasi sebagian
P
: Lanjutkan intervensi
- Doa
- Obs. TTV
|