SAP TB Paru


        SATUAN ACARA PENYULUHAN
TB PARU DI DAERAH PUSKESMAS NGESREP
SEMARANG






Judul                : TB Paru       
Hari/tanggal   : Kamis, 10 Maret 2016
Tempat             : Rumah Tn. S
Lama                 : 25 menit
Penyaji              : Perawat
Audiens            : Keluarga / klien di rumah


A.  Latar belakang masalah
Di Indonesia salah satu penyakit yang ditakuti pada abad ke-19, TBC adalah penyebab nomor 8 kematian anak usia 1 hingga 4 tahun pada tahun ’20- Berdasarkan data dari WHO tahun 1993 didapatkan fakta bahwa sepertiga penduduk Bumi telah diserang oleh penyakit TBC. Sekitar 8 juta orang dengan kematian 3 juta orang pertahun. Diperkirakan dalam tahun 2002-2020 akan ada 1 miliar manusia terinfeksi, sekitar 5-10 persen berkembang menjadi penyakit dan 40 persen yang terkena penyakit berakhir dengan kematianan.
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini masih belum bisa dimusnahkan. Jika dilihat secara global, TBC membunuh 2 juta penduduk dunia setiap tahunnya, dimana angka ini melebihi penyakit infeksi lainnya. Bahkan Indonesia adalah negara terbesar ketiga dengan jumlah pasien TBC terbanyak di dunia, setelah Cina dan India. Sulitnya memusnahkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya adalah munculnya bakteri yang resisten terhadap obat yang digunakan. Karena itu, upaya penemuan obat baru terus dilakukan.

B.  Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 25 menit klien / keluarga diharapkan   dapat  mengerti  tentang penyakit TB Paru

C.  Tujuan Instruksional Khusus
          1.      Menjelaskan pengertian TB Paru
          2.    Menjelaskan tentang penyebab TB Paru
          3.    Menjelaskan tentang bagaimana penularan TB Paru
          4.    Menjelaskan tentang tanda dan gejala TB Paru
          5.     Menjelaskan tentang pengobatan TB Paru
          6.    Menjelaskan tentang pencegahan TB Paru

D. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada klien dan keluarga klien di Rumah beliau kelurahan ngesrep

E.  Materi  (terlampir)
          1.      Pengertian TB Paru
          2.    Penyebab TB Paru
          3.    Penularan TB Paru
          4.    Tanda dan gejala TB Paru
          5.     Pengobatan TB paru
          6.    Pencegahan TB Paru

F.   Metode
     1.    Ceramah dan tanya jawab. 
     2.   Leaflet
 
G.  Kegiatan Penyuluhan


NO
WAKTU
KEGIATAN PENYULUHAN
KEGIATAN PESERTA
1.
3
menit
Pembukaan :
- Mengucapkan salam
- Menjelaskan nama dan akademi
- Menjelaskan tujuan penyuluhan
- Menyebutkan materi yang diberikan

   Menjawab salam
   Mendengarkan
   Mendengarkan
   Mendengarkan
2.
10 menit
Pelaksanaan :
- Penyampaian materi
- Menjelaskan pengertian TB paru
- Menjelaskan penyebab TB Paru
- Menjelaskan bagaimana penularan TB Paru
- Menjelaskan tanda dan gejala TB paru
- Menjelaskan pengobatan TB Paru
- Menjelaskan pencegahan TB Paru
- Tanya jawab
- Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya

   Mendengarkan
   Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
 
Mendengarkan 
 
Mendengarkan
Mendengarkan


Bertanya
3.
10 menit
Evaluasi:
- Menanyakan kembali hal-hal yang sudah dijelaskan mengenai TB Paru
- Meminta CI dan pembimbing untuk memberikan masukan dan saran pada penyuluhan yang sudah dilakukan

   Menjawab



   Menjelaskan
   memperhatikan
4.
2
menit
           
Penutup :
- Menutup pertemuan dengan menyimpulkan materi yang telah dibahas
- Memberikan salam penutup

Mendengarkan



Menjawab salam



H. Evaluasi :
      1. Peserta mampu mengulangi penjelasan yang telah disampaikan 
           oleh perawat
      2. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat
      3. Penilaian




MATRI TB PARU

A.      Apakah TBC Paru itu dan bagaimana cara penularannya
1. Pengertian TBC/Tuberkulosis
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan Chinadalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia.
Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC .

2. Proses Penularan TBC
Sumber penularan adalah dahak penderita TBC yang mengandung kuman TBC. TBC menular melalui udara bila penderita batuk, bersin dan berbicara dan percikan dahaknya yang mengandung kuman TBC melayang-layang di udara dan terhirup oleh oranglain.
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.

B.   Apa saja tanda dan gejala penyakit TBC Paru
  - Batuk berdahak 2-3 minggu atau lebih
  - Demam tanpa sebab yang brlangsung sangat lama
  - Keringat malam tanpa kegiatan
  - Penurunan berat badan dan kurang nafsu makan
  - Perasaan tidak enak dan badan terasa lemah
  - Sesak napas dan nteri dada
  - Pernah batuk bercampur bercak darah


C.   Apa yang harus dilakukan bila ada tanda dan gejala penyakit TBC Paru tersebut

  - Segera periksa ke puskesmas / RS
  - Lakukan pemeriksaan dahak untuk memastikan adanya 
     kuman TBC didalam tubuh
  - Pemeriksaan foto rontgen dada
  - Test Mantoux untuk anak-anak


D.   Apakah penyakit TBC Paru dapat disembuhkan
Penyakit TBC “DAPAT” disembuhkan, bila berobat dengan teratur dan benar sampai tuntas selama 6-8 bulan

E.   Berbahayakah penyakit TBC paru itu

- Di Indonesia TBC adalah penyebab kematian nomor  2 
   setelah penyakit jantung dan pembuluh darah

- Indonesia adalah negara ke-3 di dunia yang banyak 
   menderita penyakit TBC setelah Cina dan India
- Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 
  140 ribu lainnya meninggal
- Setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat 
   TBC di Indonesia.
- Di seluruh dunia terdapat sekitar 2-3 juta orang meninggal 
   akibat TBC setiap tahunnya
- Penderita TBC yang tidak berobat dapat menularkan penyakitnya 
   kepada sekitar 10-15 orang
- Bila tidak diobati, 50 % penderita akan meninggal dunia
 


F.    Kapan penderita TBC Paru dinyatakan sembuh
     - Setelah minum obat secara teratur dan benar, akan dilakukan 
       pemeriksaan ulang dahak pada akhir bulan ke 2, 5 dan 6 pengobatan
     - Bila hasilnya kuman TBC sudah negatif atau hasil rontgen paru baik, 
       maka penderita dinyatakan  ”SEMBUH”

G.  Apakah penyakit TBC Paru bisa kambuh

- ”BISA”...Apabila orang yang sudah sembuh dari TBC masih tetap kontak
   dengan penderita TBC positif lainnya
- Jika daya tahan tubuh lemah bisa ketularan dari penderita  yang 
   kuman TBCnya positif
- Oleh karena itu, setiap orang yang mempunyai gejala TBC 
   dilingkungannya (keluarga, teman, rekan kerja) harus memeriksakan 
   dirinya ke puskesmas/RS untuk menghindari penularan.


H.   Bagaimana cara mencegah penularan penyakit TBC Paru
1. Untuk Penderita TBC Paru
-  Minum obat secara teratur sampai selesai.
-  Menutup mulut waktu bersin atau batuk.
-  Tidak meludah di sembarang tempat.
-  Meludah di tempat yang kena sinar matahari atau di tempat yang diisi sabun atau karbol
-  Makan makanan yang bergizi
-  Berhenti merokok, minum alkohol, narkoba dan  jangan sering begadang
2. Untuk keluarga
         - Jemur tempat tidur bekas penderita secara teratur,
         - Buka jendela lebar-lebar agar udara segar & sinar matahari dapat masuk,   
           karena kuman TBC akan mati bila terkena sinar matahari
         - Vaksin BCG untuk bayi baru lahir.

 I.    Apa obat TBC Paru 
1. Isoniazid (INH)
Sebagian besar pasien TB dapat menyelesaikan pengobatan tanpa efek samping. Namun sebagian kecil dapat mengalami efek samping, oleh karena itu pemantauan kemungkinan terjadinya efek samping sangat penting dilakukan selama pengobatan. Efek samping yang terjadi dapat ringan atau berat (terlihat pada tabel 4), bila efek samping ringan dan dapat diatasi dengan obat simptomatis maka pemberian OAT dapat dilanjutkan.

2. Rifampisin
Efek samping ringan yang dapat terjadi dan hanya memerlukan pengobatan simptomatis ialah :
-   Sindrom flu berupa demam, menggigil dan nyeri tulang
-   Sindrom perut berupa sakit perut, mual, tidak nafsu makan, muntah dan diare
-   Sindrom kulit seperti gatal-gatal kemerahan
Efek samping yang berat tetapi jarang terjadi ialah :
-   Hepatitis imbas obat atau ikterik, bila terjadi hal tersebut OAT harus distop dulu dan penatalaksanaan sesuai pedoman TB pada keadaan khusus
-   Purpura, anemia hemolitik yang akut, syok dan gagal ginjal. Bila salah satu dari gejala ini terjadi, rifampisin harus segera dihentikan dan jangan diberikan lagi walaupun gejalanya telah menghilang
-   Sindrom respirasi yang ditandai dengan sesak napas
Rifampisin dapat menyebabkan warna merah pada air seni, keringat, air mata dan air liur. Warna merah tersebut terjadi karena proses metabolisme obat dan tidak berbahaya. Hal ini harus diberitahukan.

3. Pirazinamid
Efek samping utama ialah hepatitis imbas obat (penatalaksanaan sesuai pedoman TB pada keadaan khusus). Nyeri sendi juga dapat terjadi (beri aspirin) dan kadang-kadang dapat menyebabkan serangan arthritis Gout, hal ini kemungkinan disebabkan berkurangnya ekskresi dan penimbunan asam urat. Kadang-kadang terjadi reaksi demam, mual, kemerahan dan reaksi kulit yang lain.

4. Etambutol
Etambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa berkurangnya ketajaman, buta warna untuk warna merah dan hijau. Meskipun demikian keracunan okuler tersebut tergantung pada dosis yang dipakai, jarang sekali terjadi bila dosisnya 15-25 mg/kg BB perhari atau 30 mg/kg BB yang diberikan 3 kali seminggu. Gangguan penglihatan akan kembali normal dalam beberapa minggu setelah obat dihentikan. Sebaiknya etambutol tidak diberikan pada anak karena risiko kerusakan okuler sulit untuk dideteksi.

 5. Streptomisin
Efek samping utama adalah kerusakan syaraf kedelapan yang berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran. Risiko efek samping tersebut akan meningkat seiring dengan peningkatan dosis yang digunakan dan umur pasien. Risiko tersebut akan meningkat pada pasien dengan gangguan fungsi ekskresi ginjal. Gejala efek samping yang terlihat ialah telinga mendenging (tinitus), pusing dan kehilangan keseimbangan. Keadaan ini dapat dipulihkan bila obat segera dihentikan atau dosisnya dikurangi 0,25gr. Jika pengobatan diteruskan maka kerusakan alat keseimbangan makin parah dan menetap (kehilangan keseimbangan dan tuli).
Reaksi hipersensitiviti kadang terjadi berupa demam yang timbul tiba-tiba disertai sakit kepala, muntah dan eritema pada kulit. Efek samping sementara dan ringan (jarang terjadi) seperti kesemutan sekitar mulut dan telinga yang mendenging dapat terjadi segera setelah suntikan. Bila reaksi ini mengganggu maka dosis dapat dikurangi 0,25gr. Streptomisin dapat menembus sawar plasenta sehingga tidak boleh diberikan pada perempuan hamil sebab dapat merusak syaraf pendengaran janin.

J.     Bagaimana cara minumnya
    1.  Tahap Intensif
- Selama 2 bulan
- Obat diminum setiap hari
- Obat diminum pagi hari, sebelum makan/saat perut kosong
2. Tahap Lanjutan
- Selama 4 bulan
- Obat diminum 3 x seminggu
- Obat diminum pagi hari, sebelum makan/saat perut kosong



DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, A. 2008, Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem pernapasan.  Salemba Medika. Jakarta
Zulkifli Amin, Asril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.  Jakarta: UI