Materi Eliminasi BAK



ELIMINASI BAK



Eliminasi BAK
EleminasiBAK normalnya adalah pengeluaran cairan. Proses pengeluaran ini sangat bergantung pada fungsi-fungsi organ eliminasi urine seperti ginjal, ureter, bladder, dan uretra.Ginjal memindahkan air dari darah dalam bentuk urine. Ureter mengalirkan urine ke bladder. Dalam bladder urine ditampung sampai mencapai batas tertentu yang kemudian dikeluarkan melalui uretra.

Anatomi dan fisiologi Ginjal
Ginjal adalah dua organ kecil berbentuk seperti kacang buncis yang terletak pada sisi-sisi abdomen antara tulang rusuk kedua belas dan tulan belakanglumbal ketiga. Ginjal kanan terletak lebih rendah daripada ginjal kiri karena hati menekannya kebawah. Ginjal terdiri atas kapsul ginjal, cortex renalis (kulit luar) medulla renalis, dan sinus renalis. Cortex renalis adalah bagian luar anteriorn kapsul ginjal. Bagian ini berwarna pucat dan memiliki permukaan berbintik-bintik kecil. Nephron terletak pada bagian ini. Medulla renalis adalah bagian pusat dan biasanya disebut dengan pyramid ginjal. Piramid pada bagina inim meruncing dengan dasar menghadap cortex dan puncak menghadap bagian tengah ginjal. Bagian nephron dan tubulus renal terletak pada ruang ini. Renal sinus merupakan bagian interior yang terhubungkan dengan takik ginjal yang disebut dengan hilum.
Nephron adalah unit fungsional ginjal. Masing-masing ginjal mengandung sekitar 1 juta nephron (Burtucci, 1995). Nephron ikut terlibat dalam pembentukan urin. Nephron ini mengandung Corpuscolus renalis, tubulus renalis, dan duktus kolektif renalis. Corpusculus renalis mengandung glumerulus dan kapsul bowman. Tubulus renalis terdiri atas tubule konvolusi proksimal, loop hense dan tubule konvolusi distal. Duktus kolektif terletak didalam nephron.
Ureter adalah kelanjutan pelvis renal pada hilum dan menghubungkan ginjal dengan kencing kemih. Ureter melakukan gerakan renstaltis otot polos yang diaktifkan oleh sisti saraf simpatis. Terdapat function ureterovosical dalam ureter yang mencegah agar urin tidak kembali masuk kedalam ginjal.
Ketika darah mengalir melalui kapiler glumelrulus, pada saat yang sama terjadi filtrasi plasma ginjal menerima sekitar 20% cardiac output, sekitar 1200 ml/mut aliran darah. Proses filtrasi ini disebut ultrafiltrasi. Volume glumerulus melakukan filtrasi kurang lebih 180ml/hari, dan 99% diantaranya diserap kembali oleh ginjal. Tingkat filtrasi glumerular (Gfn) adalah ukuran proses ini, Gfn dewasa rata-rata adalah 125 ml/jam.
Ketika darah yang telah terfilter memasuki kapsul Bowman glomeluri, maka terbentuklah urin primitive. Ketika ultrafiltrasi ini mengalir melalui nephron yang lainnya terjadi penyerapan kembali dan sekresi untuk memproduksi urin yang kita keluarkan Tubuke konklusi proksimal menyerap kembali seabagian besar air yang sudah terfilter dan juga elektrolot Loop Henle menyerap kemabali sodium. Tubule Konvolusi distal dan duktus kolektif menbentuk urin yang kemudian dialirkan kedaalm ureter.
Ureter kemudian mengangkut urin menuju kandung kemih dengan gelombang peristaltis otot halus.
Kandung kemih merupakan tempat penampungan urine. Terletak pada dasar panggul pada daerah retroperidontal dan terdiri atas otot-otot yang dapat mengecil. Kandung kemih terdiri atas 2 bagian yaitu bagian fundus / body yang merupakan otot lingkar, terdiri dari otot detrusor dan bagian leher yang berhubungan langsung dengan uretra. Pada leher kandung kemih terdapat spinter inerna. Spinter ini dikontrol oleh sistem saraf otonom. Kandung kemih dapat menampung 300 sampai 400 ml urine.
Kemudian dari ureter urine dialirkan ke uretra yang merupakan saluran pembuangan yang langsung keluar dari tubuh. Panjang uretra perempuan lebih pendek yaitu 3,7 cm sedangkan pada laki-laki panjangnya 20 cm. Sehingga perempuan lebih beresiko untuk terjadi infeksi saluran kemih.

Pola Eleminasi Normal
Pola eleminasi urine sangat tergantung pada individu, biasanya miksi setelah bekerja, makan atau bangun tidur. Normalnya miksi dalam sehari sekitar 5 kali.

Karekteristik Urine Normal
Warna urine normal adalah kuning terang karena adanya pigmen urochorome. Namun demikian, warna urine tergantung pada intake cairan, keadaa dehidrasi konsentrasinya menjadi lebih pekat dan kecokletan, penggunaan obat-obatan tertentu seperti multivitamin dan preparat besi maka urine akan berubah menjadi kemerahan sampai kehitaman.
Bau urine normal adalah bau khas amoniak yang merupakan hasil pemecahan urea oleh bakteri. Pemberian pengobatan akan mempengaruhi bau urine.
Jumlah urine yang dikeluarkan tergantung pada usia, intake cairan, dan status kesehatan. Pada orang dewasa sekitar 1.200-1.500 ml per hari atau 150-600 ml per sekali miksinya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi
1. Pertumbuhan dan Perkembangan
2.
Sosiokultural
3. Psikologis
4. Kebiasaan seseorang
5. Tonus otot
6. Intake cairan dan makanan
7. Kondisi penyakit
8.
Pembedahan
9. Pengobatan
10. Pemeriksaan Diagnostik

Masalah-masalah Eleminasi Urine
1. Retensi Urine
Merupakan penumpukan urine dalam blabber dan ketidakmampuan bladder untuk mengkosongkan kandung kemih.
2. Inkontinensia Urine
Merupakan ketidakmampuan otot spinter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol ekskesi urine.
3. Enuresis
Merupakan ketidaksanggupan manahan kemih (mengompol) yang diakibatkan ketidakmampuan untuk mengendalikan spinter eksterna.
Biasanya terjadi pada anak-anak dan juga pada orang jompo.

Perubahan Pola Berkemih
1. Frekuensi
2. Urgency
3. Dysuria
4. Polyuria
5. Urinary Suppresion


DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto, Wartonah. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Mardika tahun 2006.
Hidayat, Aziz Alimul. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Mardika 2007
Perry, Potter. Fundamental of nursing Edisi 4. Volume 1 & 2. Jakarta : EGC. 1997