FEBRIS
A.
PENGERTIAN
Febris atau demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas
batas normal biasa yang lebih dari 38°C.
Keadaan ini sering terjadi
pada pasien anak-anak, dan merupakan keluhan utama dari pasien anak di UGD, tetapi pada pasien dewasa maupun lansia febris
juga sering
terjadi tergantung dari sistem imun. Febris juga tidak berhubungan dengan perbedaan insidens dari segi ras atau
jenis kelamin.
B.
PENYEBAB
1. Suhu lingkungan.
2. Adanya infeksi.
3. Pneumonia.
4. Malaria.
5. Otitis media.
6. Imunisasi
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit
metabolik maupun penyakit lain, demam juga dapat disebabkan karena kelainan
dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan
suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.
C.
TANDA
dan GEJALA
Fase 1 awal (awitan dingin/
menggigil)
- Peningkatan denyut jantung
- Peningkatan laju dan kedalaman
pernapasan
- Mengigil akibat tegangan dan
kontraksi otot
- Peningkatan suhu tubuh
- Pengeluaran keringat berlebih
- Rambut pada kulit berdiri
- Kulit pucat dan dingin akibat
vasokontriksi pembuluh darah
Fase 3 (pemulihan)
- Kulit tampak merah dan hangat
- Berkeringat
- Mengigil ringan
- Kemungkinan mengalami dehidrasi
Fase 3 (pemulihan)
- Kulit tampak merah dan hangat
- Berkeringat
- Mengigil ringan
- Kemungkinan mengalami dehidrasi
D.
PEMERKSAAN
PENUNJANG
Laboratorium :
pemeriksaan darah rutin, kultur
urin dan kultur darah
SGOT/SGPT :
memberi petunjuk mengenai fungsi
sel hati.
E.
PENATALAKSANAAN
Penanganan Febris (Demam)
- Kenakan pakaian yang tipis dan
menyerap keringat
- Memberikan minum yang banyak
- Kompres dengan air hangat
- Hindari kompres alkohol atau es
- Kompres didaerah lipatan
- Anjurkan banyak istirahat
Cara Mengompres Demam yang Benar
Bagian-bagian tubuh yang paling tepat untuk dikompres pada penderita demam adalah:
1. Dahi
Bagian-bagian tubuh yang paling tepat untuk dikompres pada penderita demam adalah:
1. Dahi
2. Ketiak
3. Selangkangan
4. Leher Belakang
F. KOMPLIKASI
1. Takikardi
2. Insufisiensi jantung
3. Insufisiensi pulmonal
4. Kejang demam
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien.
2. Keluhan utama.
3. Riwayat kesehatan sekarang.
4. Riwayat kesehatan yang lalu.
5. Riwayat kesehatan keluarga.
6. Pemeriksaan fisik.
a. Keadaan umum : kesadaran, vital
sign, status nutrisi
b. Pemeriksaan persistem
-
Sistem persepsi sensori
-
Sistem persyarafan : kesadaran
-
Sistem pernafasan
-
Sistem kardiovaskuler
-
Sistem gastrointestinal
-
Sistem integument
-
Sistem perkemihan
7. Pada fungsi kesehatan.
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b. Pola nutrisi dan metabolisme
c. Pola eliminasi
d. Pola aktivitas dan latihan
e. Pola tidur dan istirahat
f. Pola kognitif dan perceptual
g. Pola toleransi dan koping stress
h. Pola nilai dan keyakinan
i. Pola hubungan dan peran
B.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Peningkatan suhu tubuh b/d proses
infeksi.
2. Kurang pengetahuan mengenai
penyakitnya b/d
kurang informasi.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d
nafsu makan menurun.
C.
RENCANA
KEPERAWATAN
1. Peningkatan suhu tubuh b/d
proses infeksi.
Tujuan : kenaikan suhu tubuh dapat teratasi.
KH : - suhu tubuh dalam batas normal (36,5-37,5 °C).
- tidak terjadi tanda-tanda hypertermi.
Rencana tindakan :
1. Jelaskan pada pasien dan keluarga
tentang terjadinya peningkatan suhu.
2. Berikan kompres hangat.
3. Anjurkan pasin menggunakan baju
tipis yang dapat menyerap keringat.
4. Observasi gejala tiap 2 jam atau
bila diperlukan.
5. Anjurkan untuk banyak minum.
6. Anjurka pada pasien untuk
beristirahat.
7. Ciptakan suasana yang aman
dan nyaman.
8. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat.
2. Kurang pengetahuan mengenai
penyakit b/d
kurang informasi.
Tujuan : rasa cemas
berkurang atau hilang.
KH : - pasien mampu
mengungkapkan tentang proses penyakit
dan perawatannya.
- pasien mampu mengidentifikasi
faktor penyebab penyakit.
Rencana tindakan :
1. Jelaskan pada klien tentang
penyakit, gejala dan
perawatan yang akan dilakukan.
2. Bantu pasien untuk mengungkapkan
perasaannya dan
identifikasikan kecemasan.
3. Alihkan perhatian pasien untuk
melakukan
aktifitas yang diperbolehkan.
4. Ikut sertakan keluarga dalam
perawatan pasien.
5. Pertahankan lingkungan yang tenang
dan aman.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan
b/d
nafsu makan menurun.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi,
berat badan meningkat secara
bertahap.
KH
: - pasien dapat menghabiskan porsi makan yang disediakan.
- berat badan meningkat.
Rencana tindakan :
1. Jelaskan pada pasien tentang
pentingnya nutrisi dan
akibat bila kekurangan nutrisi.
2. Sajikan makanan dalam porsi kecil
dan sering.
3. Anjurkan pada pasien untuk
mengkonsumsi makanan tambahan
tetapi yang tidak bertentangan dengan diet.
4. Observasi Intake dan output
per sihf.
5. Hidangkan menu dalam keadaan
hangat.
6. Kolaborasi dengan tim dokter.