LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN BRONCHO PNEUMONIA
1. PENGERTIAN
Broncho
Pneumonia adalah suatu inflamasi pada parenkim paru atau suatu proses
infeksi akut yang terjadi pada bronchus. (Doenguss, 2006)
infeksi akut yang terjadi pada bronchus. (Doenguss, 2006)
2. FATOFISIOLOGI
3.
ETIOLOGI
-
Disebabkan oleh virus dan
bakteri
Bakteri tersebut misalnya pneumcoccus,
streptcoccus, stapilococcus, hemaphilus influenza.
-
Masa tunasnya + 1-3 hari
4.
TANDA DAN GEJALA
-
Demam tinggi 38oC –
40oC
-
Kadang-kadang tegang karena
panas tinggi
-
Kesadaran: gelisah
-
Adanya pernafasan cuping
hidung, batuk, pernafasan cepat dan dangkal
-
Muntah, anoreksia
-
Ada stridor
5.
PENATALAKSANAAN / PENGOBATAN
-
Beri antibiotik
sekurang-kurangnya 8 hari
·
Penicilin prokain : 50.000 u/kg BB, IM sekali sehari
·
Amoksisilin : 15 mg/kg BB oral tiap 8 jam
·
Ampisillin : 25 mg/kg BB oral tiap 6 jam
·
Kotrimoksasol : 4 mg/kg BB oral tiap 12 jam
-
Jika mengalami pusing “kejang”
lakukan fungsi lumbal untuk mencari kemungkinan terjadi meningitis.
-
Gunakan spuit plastik, jika
perlu hisaplah dengan lembut lendir yang ada di hidung anak agar jalan nafas
bebas.
-
Berikan oksigen intranasal
dengan ukuran 1 liter/menit jika anak menderita sianosis.
-
Beri kloramfenikol 25 mg/kg BB,
IM setiap 6 jam, setelah ada perbaikan baru ganti dengan kloramfenikol oral.
-
Jika dehidrasi dan tidak mampu
minum, berikan cairan melalui jalur intragatrik. Jika anak dalam keadaan syok
berikan cairan secara IV sewaktu menetukan jumlah cairan yang akan diberikan,
ingatlah bahwa anak ini mudah mendapatkan edema paru dan kegagalan pernafasan.
(Peter Anugrah, 2007)
-
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a)
Pemeriksaan Laboratorium
-
Sputum : terdapat sel-sel
polimorfonuklear dan bakteri gran +
-
Darah :
·
Jumlah leokosit meningkat
(10.000 – 30.000 mm)
·
LED meningkat 1 jam 40 mm, 2
jam 60 mm
·
Bilirubin D/1 miningkat 6,1
mg/dl
·
Analisa gas darah (AGD) Pa O2
< 50 mmhg.Pa CO2>50 mmhg . Sa O2 <90 7="" ph="" span="">90>
b)
Pemeriksaan Radiologi
Pada foto torax terlihat konsolidasi satu
atau beberapa lonus dan bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus.
(Doengus, 2005)
1.
PENGKAJIAN
a)
Biodata
Meliputi identitas yang terdiri dari mana,
umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, suku bangsa, dan identitas orang tua.
b)
Keluhan Utama
Biasanya demam, batuk berdahak, pilek,
anoreksia, kelelahan, sesak nafas
c)
Riwayat Perjalanan Penyakit
-
Demam
Mendadak suhu tubuh naik 40o C,
keluar keringat, muka kemerahan, nyeri otot, dan sakit kepala.
-
Batuk berdahak
Ini timbul beberpa hari sebelumnya,
mula-mula batuk kering kemudian keluar dahak berwarna putih seperti lendir.
-
Sesak nafas
Sesak nafas timbul desertai dahak, sesak
timbul terutama waktu berbaring, waktu inspirasi maupun ekspirasi.
d)
Riwayat Penyakit Sebelumnya
Menyangkut riwayat sakit yang pernah
diderita yang dapat menyebabkan terjadinya pnemonia seperti penderita didahului
oleh ISPA, dimana tanda-tandanya batuk, pilek, kesulitan bernafas, dan demam.
e)
Riwayat Penyakit Keluarga
Yang perlu dikaji yaitu penyakit yang pernak
diderita seperti penyakit menular yang khusunya penyakit saluran pernafasan
meskipun penderita bukan penyakit keturunan, namun perlu deperhatikan karena
bila salah satu anggota keluarga ada yang menderita pneumonia hal ini
diperngaruhi oleh sanitasi dan personal hygiene. (Doengus, 2010).
f)
Kebutuhan
Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1.
Biologis
-
Bernafas
Gejalanya pernafasan cepat dan dangkal,
adanya tarikan dinding dada, pernafasan cuping hidung.
-
Nutrisi
Kehilangan safsu makan, mual/muntah, turgor
kulit jelek, mukosa mulut kering, malnutrisi.
-
Elimanasi
Terjadi perubahan pola BAB dan BAK karena
peruh intake dan out put makanan dan minuman.
-
Aktivitas
Ditandai dengan kelelahan, kelemahan, sering
menangis.
-
Istirahat tidur
Terjadi perubahan pola istirahat yang
disebabkan karena sesak nafas dan batuk.
2.
Psikologis
Ditandai dengan ketakutan, kegelisahan,
cemas, dan rewel.
3.
Sosial
Pada data sosial yang perlu dikaji adalah hubungan dengan lingkungan
sekitar, hubungan dengan keluarga, tetangga atau orang sekitarnya.
4.
Spiritual
Biasanya kelurga mengatakan hanya bisa
berdo’a untuk kesembuhan anaknya. (Doengus, 2010).
II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.
Bersihan jalan nafas tidak
efektif b/d inflamasi dan obstruksi pada traktus respiratorius bagian bawah.
b.
Devisit volume cairan b/d
intake oral yang tidak adekuat, demam, tachypnea.
c.
Devisit kebebasan aktivitas b/d
respiration isolation.
d.
Ketidak nyamanan b/d panas,
dispneu, dan nyeri dada.
III.
RENCANA KEPERAWATAN
1)
Dx 1
Tujuan : klien bebas dari komplikasi dengan kriteria bunyi
nafas bersih dan udara dapat keluar dan masuk tanpa hambatan.
Intervensi :
-
Monitor respiration rate setiap
2 jam
Rasional :
merupakan tanda-tanda dan menunjukkan perkembagan penyakit.
-
Ovservasi usaha pernafasan
setiap 2 jam, auskultasi suara nafas
Rasional :
suara nafas yang tidak bersih menujukkan adanya obstruksi saluran pernafasan.
-
Observasi tanda-tanda
peningkatan obstruksi jalan nafas (rachypnea, tachycardia).
Rasional :
terjadinya obstruksi jalan anfas harus segera keketahui karena dapat
menyebabkan kematian dan diperlukan penanganan yang cepat.
-
Berikan oksigen dengan aliran
sesuai dengan yang diperintahkan.
Rasional : oksigen
dapat menambah kenyamanan untuk bernafas.
-
Sediakan galon suction untuk infant muda.
Rasional :
infant muda diharuskan bernafas melalui hidung, harus dijaga keefektifan
bersihan jalan nafas.
-
Bantu untuk membatukan sekret.
Rasional :
sekert yang menumpuk dapat mengurangi kebersihan jalan nafas.
-
Pertahankan lingkungan yang
tenang dan nyaman.
Rasional :
ketenangan dapat membantu anak untuk bisa istirahat.
2)
DX II
Tujuan : klien dapat minum secara adekuat dengan kriteria
intake dan output anak adekuat.
Intervensi
-
Pertahankan tetesan infus
sesuai order
Rasional :
cairan infus diperlukan jika tidak ada intake yang adekuat melalui oral.
-
Tawarkan minuman yang lebih
disukai agara kebutuhan cairan terpenuhi.
Rasional : klien akan senang minum
minuman yang disukai.
-
Anjurkan ibu melanjutkan
menyusui walaupun anak rewel.
Rasional :susu mengandung banyak
nutrisi yang dapat membantu memnuhi kebutuhan cairan tubuh.
-
Monitor intake dan output,
membran mukosa, turgor kulit.
Rasional :
merupakan tanda-tanda dehidrasi.
3)
DX III
Tujuan : klien dapat beraktivitas sendiri
Intervensi
-
Memastikan aktivitas favorit
dan membuat mereka dapat melakukan di t-4 isolasi.
Rasional : klien tidak merasa
terkurung di Rumah Sakit.
-
Menunjuk sukarelawan untuk
bermain bersama anak selagi orang tua tidak ada.
Rasional :
klien tidak boleh ditinggal sendiri karena dia merasa bosan.
-
Hadirkan saudara dengan
menggunakan masker dan baju panjang.
Rasional :
bersama orang yang dikenal anak akan merasa lebih nyaman.
-
Dukung orang tua untuk membawa
aktivitas sekolah, atur waktu sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
-
Rasional : kalau anak aktif akan membuat anak lebih semangat dan tidak
merasa menyia-nyiakan waktu.
4)
DX IV
Tujuan : Anak akan mendemonstrasikan bebas
dari dispneu dan nyeri dada dengan kriteria anak mengungkapkan kenyamanan,
bernafas dengan mudah.
Intercensi
-
Naikkan kepala tempat tidur,
bantu anak untuk mendapatkan posisi yang nyaman.
Rasional :
posisi dengan kepala lebih tinggi anak dapat memperlancar pernafasan.
-
Rencanakan perawatan agara anak
dapat beristirahat.
Rasional :
perawatan yang direncanakan memberikan
waktu luang kepada anak uanguk istirahat yang cukup.
-
Anjurkan keluarga uantuk
menemani anak dan jangan biarkan anak sendiri.
Rasional :
anak biasa lebih dekat dengan keluarga dan anak akan merasa takut sekali
ditinggal sendiri.
-
Cek suhu anak setiap 4 jam dan
berikan kompres hangat/dingin.
Rasional :
peningkatan suhu dapat miningkatkan metabolik dan kehilangan cairan melalui
evaporasi. (Diengu, 1990)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK”W”
DENGAN DX MEDIS BRONCHO PNEMONIA
DI BANGSAL DAHLIA RUMAH SAKIT UMUM MATARAM
TANGGAL 15 - 17 Maret 2005
I.
PENGKAJIAN
Nama Klien : Anak “W” Nama
Ayah : Ruslan
Umur :
9 bulan Nama Ibu : Erni
Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan
Ayah : Buruh
MR : 239282 Pekerjaan Ibu : IRT
Agama : Islam Pendidikan ayah : SMP
Suku : Sasak Pendidikan Ibu : SD
Tgl MRS : 15 Maret 2005 Agama : Islam
Tgl Pengkajian : 15 Maret 2005 Alamat : Dsn. Lebah Muntu Narmada
MR : 239282 Pekerjaan Ibu : IRT
Agama : Islam Pendidikan ayah : SMP
Suku : Sasak Pendidikan Ibu : SD
Tgl MRS : 15 Maret 2005 Agama : Islam
Tgl Pengkajian : 15 Maret 2005 Alamat : Dsn. Lebah Muntu Narmada
A.
KELUHAN UTAMA
1. Keluhan saat MRS
Nafas
sesak, batuk pilek
2. Keluhan saat pengkajian
Ibu
mengatakan klien masih betuk pilek , tidak ada nafsu makan serta nafas masih
sesak.
B.
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Ibu mengatakan klien batuk pilek disertai
sesak nafas dan demam sejak 2 hari yang lalu. Selain itu klien juga tidak mau
makan/minum dan menyusui. Kemudian pada tanggal 15 maret 2005 pukul 20.00 klien
dibawaq ke Rumah Sakit melalui IGD setelah dilakukan pemeriksaan fisik
didapatkan hasil S = 38o C, N
= 170x/menit, RR – 64x/menit, terdapat tarikan dinding dada ke dalam, BB = 6,5
kg. Berdasarkan keadaan tersebut oleh dokter klien didiagnosa menderita
penyakit Bronchopnemonia dan diberi terapy: infus KAEN IB 8 tetes/menit,
ampicilin 3 x 200mg/IV cloramfenikol 3 x 100 mg/IV, salbutamol 3 x 0,6 mg?IV.
selanjutnya klien debwa ke ruang dahlia uantuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut.
C.
RIWAYAT PENYAKIT
SEBELUMNYA
Ibu
mengatakan bahwa sebelumnya klien tidak pernah sakit apapun atau sakit seperti
yang dideritanya sekarang. Sebelumnya klien haya pernah batuk pilek biasa
setelah berobat ke puskesmas dan minum obat klien sembuh. Klien juga belum
pernah mengalami operasi atau kecelekaan apapun. Ibu mengatakan klien sudah
diimunisasi HB I, II, II, DPT I, II, III, BCG kecuali campkak belum didapatkan.
D.
RIWAYAT KEHAMILAN DAN
KELAHIRAN
a.
Prenatal (hamil)
Ibu mengatakan waktu hamil
tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi, pusing-pusing tetapi sering
mutah-muntah. Ibu memeriksakan kehamilannya tiap nulan di Puskesmas dan ibu
sudah mendapatkan imunisasi TT 2 kali yaitu TT I, TT II dan obat penambah darah
yang diminum selama hamil.
b.
Natal (lahir)
Ibu mengatakan anak “W” lahir pada usia
kehamilan 9 bulan dengan cara persalinan normal dibantu bidan dengan BB lahir
3.100 gram, RB 52 cm.
c.
Posnatal
Ibumengatakan
anak “W” tetap mendapatkan ASI dan diberi makanan tambahan yaitububur SUN sejak
umur 5 bulan sampai sekarang. Bila anak sakit batuk pilek atau demam biasanya
dibawa ke Puskesmas.
E.
RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
Ibu
mengatakan sekarang ini anak ‘W’ berumur 9 bulan, BB 7,5 kg, PB 72 cm, LK 42 cm. Pada saat diberi ASI anak ‘W’
dapat mengisap dengan baik tapi karena sakit klien tidak mau menetek, dapat
berkedip jika terkena cahaya, meraba tangan apabila diusap pada alis matanya.
Selain itu anak ‘W’ terkejut jika terdengar suara keras dengan mendadak. Ibu
juga mengatakan jika meletakkan jari tangan pada telapak tangan anak , maka
anak ‘W’ akan menggenggam, klien juga dapat menggerakkan kedua tungkai dengan
mudah, dapat menggerakkan kepala dari kanan/kiri, klien juga sudah bisa duduk
F.
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Ibu klien mengatakan
tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti yang dialami klien sekaran atau
mendertia penyakit menular seperti TBC dan penyakit keturunan seperti kencing
manis.
G.
RIWAYAT KESEHATAN
LINGKUNGAN
Ibu
mengatakan tinggal di perkampungan yang kurang bersih. Rumah biasa disapu 1 x
sehari halaman disapu 1 x sehari dan tempat pembungan sampah di kebun.
H.
RIWAYAT PSIKO SOSIAL
SPIRITUAL
Ibu
mengatakan sejak lahir klien diasuh oleh ibunya. Hubungan klien dengan anggota
keluarganya biak, setiap digendong oleh siapapun klien tidak pernah menangis.
Kebiasaan yang dilakukan klien adalah bila dihendong cepat terlelap. Tetapi
saat sakit, klien selalu rewel bila digendong . ibu klien mengatakan selalu
berdo’a demi kesembuhan anaknya.
I.
KEBUTUHAN DASAR BIOLOGIS
1)
Pernafasan
Ibu
mengatakan sebelum sakit klien tidak pernah mengalami kesulitan bernafas. Sejak
sakit klien mengalami kesulitan bernafas, nafas cepat dan dangkal serta sering
batuk.
2)
Nutrisi dan cairan
Ibu
mengatakan sebelum sakit klien minum ASI dengan kuat dan sering selain itu
klien mendapatkan makanan tambahan bubur SUN 2 x sehari. Saat sakit klien tidak
mau minum ASI, klien hanya minum susu buatan 200-300 cc/hari dan makan bubur
hanya 2-3 sendok sitiap kali makan.
3)
Eliminasi
Ibu klien
mengatakan bahwa klien tidak ada keluhan pada pola BAB dan BAK baik sebelum
maupun saat sakit. Klien BAB 2 x sehari dengan kosistensi lembek, warna kuning
dengan ciri khas bau feces dan BAK 2-3 x sehari tanpa ada keluhan.
4)
Istirahat tidur
Ibu
mengatakan sebelum sakit klien biasa tidur
+ 3-4 jam pada siang hari
dan malam tidur pukul 20.00-06.00 pagi. Kebiasaan klien sebelum tidur adalah
menyusu. Saat sakit anakanya lebih banyak rewel, sehingga pada siang atau malam
hari kadang-kadang menangis karena batuk dan sesak.
5)
Aktivitas bermain
Ibu
mengatakan sebelum sakit anaknya senang bermain di rumah bersama ibu. Alat
permainan yang disukai adalah bunyi-bunyian sedangkan saat klien tidak dapat
bermain karena klien lebih banyak berbaring di tempat tidur.
6)
Pola kebersihan diri
Ibu
mentgatakan sebelum sakit klien biasa dilap 2 x sehari saat sakit klien hanya
dilap 1 x sehari dan ganti pakaian 1 x sehari.
J.
PEMERIKSAAN FISIK
-
Keadaan umum: lemah, tampak
pucat, sesak, kesadaran komposmentis.
-
BB: 6,5 kg PB: 73 cm , LK: 42 cm
-
Tanda Vital
S : 38,5o
C N : 170 x/menit RR : 64 x/menit
-
Pemeriksaan Head to Toes
Kepala dan rambut : bentuk simetris, kulit kepala bersih, distribusi rambut merata,
rambut hitam dan tidak rontok.
rambut hitam dan tidak rontok.
Wajah : simetris, pucat, kulit sawo matang
Mata : simetris, terdapat
sekret, tidak ada polip,
ada cuping hidung terpasang oksigen.
ada cuping hidung terpasang oksigen.
Hidung : simetris, tidak ada serumen, tidak ada
benjolan
Mulut
& bibir : simetris, mukosa mulut lembab, lidah bersih
Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan
tidak ada pembesaran vena jugularis
tidak ada pembesaran vena jugularis
Dada : bentuk simetris, bersih, terlihat tarikan
dinding dada saat
inspirasi terdengar stridor.
inspirasi terdengar stridor.
Abdomen : bersih, turgor kulit baik, tidak terjadi
pembesaran abdomen.
Ekstremitas
atas : simetris, tidak ada oedema,
terpasang infus KAEN IB 8 tts/menit.
terpasang infus KAEN IB 8 tts/menit.
Ekstremitas
bawah : simetris, tidak ada oedema dan
pergerakan normal,
kuku pendek dan bersih.
kuku pendek dan bersih.
K.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1)
Hasil laboratorium :
tidak ada
2)
Therapy : - Infus KAEN IB 8 tts/mnt
-
ampicilin 3 x 200 mg/IV
-
cloramfenicol 3 x 100 mg/IV
-
saibotamol 3 x 0,6 mg/IV
-
oksigen 1 liter/menit.
II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a)
Analisa data
No
|
Data
Fokus
|
Etiologi
|
Problem
|
1.
|
Ds:Ibu klien mengeluh anaknya batuk dan sesak nafas
Do:- pernapasan cuping hidung
-
frekuensi pernafasan 64 x/menit
-
klien tampak sesak
-
adanya tarikan dinding dada
-
ada suara stridor
|
Inflamasi
dan obstruksi ksaluran pernafasan
|
Tidak
efektifnya bersihan jalan nafas
|
2.
|
Ds:Ibu mengeluh badan anaknya panas, rewel & berkeringat
Do:- badan anak teraba panas
-
anak berkeringat suhu badan 38o
|
Efek
peradangan pada saluran pernafasan
|
Gangguan
pengaturan suhu tubuh
|
3.
|
Ds:Ibu mengatakan saat sakit anaknya lebih banyak rewel pada siang
atau malam hari
Do:- anak tampak sering
terbangun dan menangis
-
anak nampak sesaka mafas dan
batuk
|
Ketidaknyamanan,
batuk dan sesak nafas
|
Gangguan
pola istirahat tidur
|
4.
|
Ds:Ibu mengatakan anaknya tidak mau makan atau minum ASI
Do:- anak makan hanya 2-3
sendok setiap makan
-
anak hanya minum susu buatan + 200-300
cc/hari
|
Anoreksia
|
Resiko
tinggi kekurangan nutrisi.
|
b) Diagnosa Keperawatan
1.
tidak efektifnya bersihan jalan
nafas b/d inflamasi dan obstruksi saluran pernafasan d/d ibu klien mengeluh
anaknya batuk dan sesak nafas, nampak pernafasan cuping hidung, klien nampak
sesak, adanya tarikan dinding dada, terdengar suara stridor, frek pernafasan 64
x/menit.
2.
Gangguan pengaturan suhu tubuh
b/d efek peradangan pada saluran pernafasan d/d ibu mengeluh badan anaknya
panas, rewel, berkeringat, badan teraba panas, anak nampak berkeringat, suhu
badan 38oC
3.
Gangguan pola istirahat tidur
b/d ketidaknyamanan, batuk dan sesak nafas d/d ibu mengatakan saat sakit
anaknya lebih banyak rewel pada siang atau malam hari sering terbangun dan
menangis, anak nampak sesak dan batuk.
4.
Resiko tinggi kekurangan
nutrisi b/d anoreksia d/d ibu mengatakan anaknya tidak mau makan atau minum
ASI anak makan bubur hanya 2-3 sendok
setiap makan, anak hanya minum susu buatan + 200-300 cc perhari.
I.
RENCANA KEPERAWATAN
a)
Prioritas Masalah
1.
Tidak efektifnya bersihan jalan
nafas b/d inflamasi dan obstruksi saluran pernafasan.
2.
Gangguan pengaturan suhu tubuh
b/d efek peradangan pada saluran pernafasan.
3.
Resiko tinggi kekurangan
nutrisi b/d anoreksia.
4.
Gangguan pla istirahattidur b/d
ketidaknyamanan, batuk dan sesak nafas.
b)
Rencana Keperawatan
Hari/tgl
|
DX
|
Tujuan
|
Rencana
Tindakan
|
Rasionalisasi
|
Selasa
15/03/05
|
I
|
Setelah
dilakukan tindakan 2 x 24 jam diharapkan bersihan jalan nafas efektif dengan
kriteria:
1. bunyi nafas bersih
2. tidak ada sesak nafas
3. efek pernafasan normal
|
1. Kaji frekuensi/kedalaman pernafasan dan gerakan
dada
2. Observasi usaha pernafasan setiap 2 jam,
auskultasi suara nafas
3. Berikan oksigen sesuai dengan yang diperintahkan
4. Bantu untuk membatukkan sekrek
5. Pertahankan lingkungan yang tenang dan nyaman
6. Rencanakan perawatan agar anak dapat istirahat
|
1. Takipnea, pernafasan dangkal
dan gerakan dada tak simetris terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding
dada
2. Suara nafas yang tidak bersih menunjukkan adanya obstruksi saluran pernafasasn
3. Oksigen dapat memberikan kenyamanan untuk bernafas
4. Sekret kyang menumpuk dapat mengurangi bersihan jalan nafas
5. Ketenangan dapat membantu anak untuk bisa istirahat.
6. Perawatan yang direncanakan memberikan waktu kepada anak untuk istirahat yang cukup
|
II
|
Setelah dilakuakan tindakan 2 x 24 jam diharapkan
suhu tubuh normal dengan kriteria suhu anak kembali normal
|
1. Anjurkan keluarga uanguk menemani anak dan jangan
biarkan anak sendiri
2. Cek suhu tubuh anak setiap 4 jam
3. Berikan kompres hangat/dingin
4.
Anjurkan memakai pakaian yang tipis
5. Kolaborasi dengan dokter pemberian antipiretik
|
1. Anak bisa lebih dekat dengan
keluarga dan anak akan merasa takut ditinggal sendiri
2. Peningkatan suhu dapat
meningkatkan metabolik dan kehilangan cairan
3. Kompres hangat/dingin
enurunkan demam
4. Pakaian tipis dapat mengurangi penguapan tubuh
5. Untuk menetapkan dosis pemberian
|
|
IIII
|
Setelah dilakuakan tindakan 2 x 24 jam diharapkan
resiko kekurangan nutrisi tidak terjadi dengan kriteria:
1. anak mau makan
2. anak mau minum ASI
|
1. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya nutrisi bagi
tubuh
2. Anjurkan ibu untuk merangsang anaknya menyusu
3.
Berikan makan dalam porsi sedikit
tapi sering
4.
Berikan sisi buatan lebih sering jika anak tidak
mau menyusu
5. Timbang BB
6. Kolaborasi dengan tim gizi
|
1. Penjelasan dapat menmbah pengetahuan ibu
2. ASI sangat penting bagi tubuh anak
3. Agar anak mau makan dan tidak muntah
4. Susu buatan sebagai pengganti ASI sangat penting
bagi tubuh anak
5. untuk mengetahui status gizi klien
6. agar dapat menentukan diet apa yang didapat klien
|
|
IV
|
Setelah dilakuakan tindakan 2 x 24 jam diharapkan
pola istirahat tidur tidak terganggu dengan kriteria:
1. klien tidak rewel dan menagis lagi
2. klien tidak terbangun lagi tengah malam
3. klien bisa istirahat dengan nyaman
|
1. Atur posisi tidur klien
2. Ciptakan lingkunganyang nyaman dan batasi
pengunjung
3. Kaji penyebab terbangun malam hari
4.
Anjurkan ibu untuk menggendong anaknya bila rewel
dan menangis
|
1. Posisi tepat memberikan kenyamanan pada klien
2. Lingkungan yang nyaman dan membuat klien istirahat
dengan tenang
3. Untuk mengetahui penyebab klien bangun sehingga
dapat diatasi
4. Anak akan berhenti menangis dan merasa nyaman bila
digendong
|
I.
IMPLEMENTASI
Tgl/jam
|
DX
|
Tindakan
|
Respon hasil
|
15/3-05
20.30
20.45
|
I
|
1)
Mengkaji frekuensi dan kedalaman
pernafasan
2)
Melakukan auskulasi suara nafas
tia
3)
Memberikan O2 sesuai dengan yang
diperintahkan
4)
Memkpertahankan linkungan yang
nyaman dan tenang dengan membatasi pengunjung
|
1)
Frkuensi pernafassan 64 x/menit.
2)
Suara nafas terdengar stridor
3)
Oksigen terpasang sebanyak 1
liter/menit
4)
Suasana tampak tenang pengujung
tanpak berkurang
|
21.00
21.15
21.30
|
II
|
1)
Mengobsevasi vital sign
2)
Menganjurkan utnuk menemani anak
dan jangan biarkan anak sendiri
3)
Menganjurkan ibu utnuk mengomres
anak
4)
Menganjurkan anak untuk banyak
minum
5)
Menganjurkan memakai pakaian yang
tipis
6)
Mengkolaborasi dengan dokter
pemberian antipiretik
|
1)
S : 38o, N : 170 x/menit, RR : 64 x/menit
2)
Ibu selalu menemani dan menjaga
klien
3)
Ibu mengatakan akan berusaha
mengikuti saran perawat
4)
Ibu mengatakan akan memberikan
minum yang banyak pada anaknya
5)
Ibu tampak mengganti pakaian
anaknya
6)
Antipiretik yang didapat
salbutamol 3x 0,6 mg/I
|
22.00
22.15
22.30
23.00
|
IV
|
1)
Mengatur posisi tidur klien
2)
Menciptakan yang nyaman dan
tenang
3)
Mengkaji penyebab klien sering
bangun malam hari
4)
Menganjurkan ibu untukmenggendong
ananknya bila rewel dan menangis
5)
Mengkaji frekuensi dan kedalaman
pernafasan
6)
Auskultasi suara nafas
7)
Monitor pemberian O2
|
1)
Klien kadang-kadang terlentang,
kadang-kadang miring
2)
Membatasi pengunjung
3)
Klien tampak sesak dan sering
batuk
4)
Ibu menggendong anaknya ketika
menangis
5)
Frekuensi pernafasan 64x/menit
dan pernafasan dangkal
6)
Terdengar suara stridor
7)
Oksigen terpasang 1 liter/menit
|
16/3-05
14.30
15.00
17.00
18.00
|
IIII
|
1)
Menganjurkan ibu untuk mengompres
anak
2)
Menganjurkan ibu utnuk memberikan
minum yang banyak pada anaknya
3)
Menjelaskan pada ibu tentang
pentingnya nutrisi bagi tubuh anak
4)
Menganjurkan ibu untuk merangsang
anaknya menyusu
5)
Memberikan makan bubur sedikit
tapi sering
6)
Memberikan susu buatan pada anak
7)
Menimbang BB
8)
Mengkolaborasi dengan tim gizi
|
1)
Ibu langsung mengompres anaknya dengan air hangat.
2)
Ibu mengatakan ananknya baru minum susu buatan + 200 cc
sejak tadi pagi
3)
Ibu mengerti dengan apa yang
dijelaskan perawat
4)
Ibu mengatakan sudah berusaha
tetapi anaknya tetap tidak mau
5)
Anak hanya makan 3-4 sendok saja
6)
Anak minum susu 6-7 sendok
7)
BB anak 7,5 kg
8)
Anak mendapat bubur
|
20.00
|
V
|
1)
Menciptakan lingkungan yang
nyaman
2)
Mengatur posisi tidur klien
3)
Menganjurkan ibu untuk menggendong anak
|
1)
Batasi pengunjung
2)
Klien tetap menangis dan rewel
dengan posisi apapun dan anak batuk
3)
Anak masih saja menangis meskipun
digendong
|
V.
EVALUASI
No
|
Hari / Tgl
|
DX
|
Catatan Perkembangan
|
1
|
Kamis
17-03-05
|
I
|
S : Ibu mengeluh anaknya masih
batuk da sesak
O:- Klien tampak sesak dan O2 terpasang 1
liter/menit
- Adanya tarikan
dinding dada
- Terdengar suara
nafas stridor
A: Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
I :- auskulatasi suara nafastiap 2 jam
- Monitor kebut oksigen
- Mempertahankan lingkungan yang nyaman
dan tenang
- Kolaborasi
pemberian antibiotik
E : Keadaan umum lemah
|
2
|
II
|
S : Ibu mengatakan anaknya tidak deman lagi tetapi
masih tampak sesak
O: - Klien
masih tampak sesak
-
A: Masalah
teratasi sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
I :- Mengobservasi vital sign
- Menitor
pemberian oksigen 1 liter/menit
E : Keadaan umum lemah
|
|
3
|
III
|
S : Ibu mengatakan anaknya belum mau menyusu
O:- makan 3-4 sendok
- Minum susu
buatan hanya 6-7 sendok
A: Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
I :- menganjurkan ibu untuk
tetap merangsang anaknya
menyusu
- Memberi makan
sedikit tapi sering
- Menganjurkan
ibu untuk tetap membri susu buatan
E : keadaan umum masih lemah
|
|
4
|
IV
|
S : ibu mengatakan anaknya
masih menangis dan rewel
O:-anak tampak menangis, anak
tampak batuk
A: Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
I :- menciptakan lingkungan yang nyaman
- Mengatur posisi
klien yang nyaman
- Menganjurkan
ibu menggendong anaknya bila me
Nangis dan rewel
E : anak tampak lemah
|