ASKEP STROKE HEMORAGI KEPERAWATAN GERONTIK


ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S 
DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER  
“ STROKE HEMORAGI “ 
                                         DI IGD RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA





A.    PENGKAJIAN

Hari, Tanggal  : Senin,08 Maret 2010
Jam               : 01.30 WIB

I.       Identitas Pasien
a.      Nama                       : Ny.S
b.      Umur                        : 61 th
c.       Jenis Kelamin           : Perempuan
d.       Pendidikan               : SD
e.       Pekerjaan                 : Swasta
f.        Agama                     : Islam
g.      Suku                        : Jawa
h.      Status Perkawinan    : Kawin
i.        Alamat                     :Surakarta

II.    Struktur Keluarga






III.     Riwayat Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit kronis, hanya anak nomor 6 yang meninggal karena ada penyakit tumor, sedangkan anggota keluarga yang lain dalam keadaan sehat.

IV. Riwayat Penyakit
1.      Keluhan utama:
Keluarga pasien mengatakan kepala pasien pusing,sesak nafas,ektremitas gerak kiri tidak bisa digerakkan dan bibir merot kekanan.
2.      Riwayat keluhan utama:
               Pasien kiriman dari RS PKU Muhamadiyah Solo dengan stroke hemoragik.
               Keluarga pasien   mengatakan sudah mempunyai penyakit hipertensi sejak umur 40 
               tahun.Kelurga pasien mengatakan sejak sore pasien merasa kepala pusing dan sesak 
               nafas.Ektremitas gerak kiri tidak dapat digerakkan dan bibir merot.
3.      Riwayat penyakit dahulu:
            Penyakit yang lain tidak ada. Klien mengatakan dari umur 40 tahun sampai sekarang 
            menderita penyakit  Hipertensi, sering pusing. Belum pernah dirawat dirumah sakit,
            hanya berobat ke petugas kesehatan setempat.
           
            V.  Pengkajian
            1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan:
Klien mengatakan mengerti tentang sehat dan sakit, dan kalau ada anggota keluarga yang sakit  biasanya memeriksakan diri kepetugas kesehatan,Puskesmas,RS atau dokter praktek
2. Pola Nutrisi: (Makan dan minum)
Sebelum sakit :
·         Keluarga pasien mengatakan  nafsu makan baik, frekwensi makan 3 x sehari tapi sekarang puasa jadi disesuaikan, makanan yang dimakan bervariasi, nasi tetap ada, kadang-kadang lauknya tempe dan tahu. Makanan yang dipantang yaitu daging kambing, emping dan daun melinjo. Untuk kebutuhan minum dalam sehari kadang tidak menentu tergantung situasi tapi biasanya habis 6-7 gelas/hari.  Minuman yang di pantang adalah kopi.

Setelah sakit :
·         Keluarga pasien mengatakan pasien terpasang NGT setiap 4 jam diberikan makanan cair 150 cc dan air matang 50 cc.Untuk kebutuhan minum 3-4 gelas/hari.minuman yang dipantang adalah kopi.
1.      Pola eliminasi:
Sebelum sakit :
a.       Buang air besar; Buang air besar biasanya sehari sekali, konsistensinya kadang keras
       kadang lunak dan saat ini tidak ada masalah.
b.      Buang air kecil; sehari 3 kali kadang-kadang lebih kalau cuaca dingin. 
      Saat pengkajian tidak ada masalah.
Setelah sakit :
a.      Buang air besar:Buang air besar biasanya sehari sekali,konsistensinya keras dan  
       sedikit.
b.      Buang air kecil;Buang air kecil 200-300 ml/hari,terpasang kateter.
2.      Pola aktivitas dan latihan

Kemampuan Perawatan Diri
0
1
2
3
4
Makan/minum

V



Mandi


V


Toileting



V

Berpakaian


V


Mobilitas di tempat tidur


V


Berpindah/berjalan




V
Ambulasi/ROM




V

Keterangan : 0 : mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang lain,   
                       3 : dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total.

             Pada latihan ambulasi/ROM, Klien mengatakan dulu selalu melakukan sendiri latihan 
             dengan gerakan-gerakan ringan secara rutin mengikuti petunjuk di buku, tapi sekarang 
             jarang dilakukan, hanya dengan latihan jalan-jalan saja.
3.      Pola tidur dan istirahat.
Sebelum sakit ;
·         Klien mengatakan kebutuhan tidurnya cukup, kebiasaan tidur malam mulai jam 21.00 – 04.30 WIB baru bangun.  Tapi kadang-kadang agak larut malam baru tidur kalau ada acara bola kaki di TV, karena senang nonton. Istirahat siang biasanya dilakukan kalau sudah selesai sholat Dzuhur, tapi kadang-kadang juga tidak menentu.
Setelah sakit ;
·         Keluarga pasien mengatakan pasien bisa tidur walaupun dimalam hari sering terbangun karena lingkungan RS yang ramai.
6.   Pola perceptual (fisik dan fungsi):
                  Penglihatan    : Dapat melihat dengan jelas, tidak pakai kaca mata.
Pendengaran  : Masih dapat mendengar dengan jelas, tidak menggunakan    alat bantu dengar.
Pengecap      : Masih dapat membedakan rasa antara manis, pahit, asam  dan asin.
Sensasi         : Masih dapat membedakan panas, dingin, sakit maupun nyeri.
7.  Pola persepsi diri:
                 a.    Gambaran diri
                Keluarga pasien mengatakan  pasien tidak merasa terganggu dengan kondisinya saat ini 
                karena sudah merasa terbiasa dengan keadaan seperti itu.
                 b.     Ideal diri
                 Keluarga pasien mengatakan pasien selalu berdoa saja semoga Allah SWT selalu     
                 memberikan kesehatan dan kemudahan dalam menjalani hidup ini karena semuanya 
                 sudah digariskan demikian.
                 c.      Harga diri
                 Klien merasa bahwa dirinya masih berguna dan diperlukan oleh keluarganya maupun 
                 di masyarakat setempat.
                 d.     Identitas diri
                 Keluarga pasien mengatakan pasien sudah dapat menerima keadaannya, tidak merasa 
                 malu dengan keadaannya, keluarganya juga selalu memperhatikan kondisinya.
           e.     Peran diri     
                 Keluarga pasien mengatakan pasien berperan sebagai berperan sebagai ibu rumah 
                 tangga dan membantu dalam mencari uang,Juga diharapkan dalam keluarga dan 
                 menjadi panutan dalam keluarga, walaupun sakit klien masih mampu untuk bekerja           
                 sendiri.
8.      Pola peran hubungan
Di dalam komunikasi sehari-hari klien tidak mengalami hambatan. Dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa dan kadang-kadang bahasa Indonesia.  Klien  tinggal di rumah bersama suaminya dan satu orang anaknya beserta cucunya dua orang.
9.      Pola managemen  koping stress
Perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-akhir ini adalah  keadaan sakitnya. Keadaan sakit ini diatasi dengan berobat rutin, berdoa, dan ada usaha untuk merawat dirinya  di rumah, atau kalau klien tidak sempat ke pelayanan kesehatan biasanya klien meminta bantuan anaknya untuk membeli obat sendiri di apotik sesuai dengan obat minum sebelumnya.
10.  Sistem nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam, berusaha untuk menjalankan sholat dan puasa, akan tetapi kondisi sakitnya maka klien selalu meninggalkan kewajiban tersebut bila kondisinya tidak stabil. Klien juga rajin mengikuti kegiatan keagamaan.
11.  Masalah psikososial
                  a. Dukungan keluarga dan kelompok
Keluarga pasien mengatakan anak-anaknya selalu memberikan dukungan untuk kesembuhannya dan  juga kelompok pengajian atau arisan semuanya sudah mengetahui kondisi saya dan selalu mengingatkan terutama masalah pantangan makanan yang biasanya di sajikan pada setiap acara arisan atau hajatan.
b. Hubungan dengan lingkungan
Keluarga pasien mengatakan pasien hubungan dengan tetangga baik maupun dengan lingkungan yang lain.
c. Keadaan pekerjaan, perumahan, ekonomi
Keluarga pasien mengatakan pasien bekerja sebagai penjual makanan, tetapi sekarang sudah tidak aktif lagi karena keadaan sakitnya sehingga hanya dirumah saja. Status perumahan milik sendiri, keadaan rumah tampak kotor. Keadaan ekonomi bisa mencukupi kebutuhan hari-hari, tapi kadang-kadang juga hanya pas-pasan.
d. Pelayanan kesehatan
Keluarga pasien mengatakan pasien sering mengikuti posyandu lansia yang ada di Lingkungannya.
e. Mekanisme koping dan adaptasi stress
1).  Koping adaptif
 Jika ada permasalahan dalam keluarga atau sesuatu yang dipikirkan klien selalu 
 membicarakannya dengan istri dan anaknya.
                  2). Koping maladaptif
 Keluarga pasien mengatakan pasien selama ini belum pernah tampak menggunakan  
 salah satu mekanisme koping maladaptif (menghindar, minum alkohol, reaksi lambat  
 atau lebih, bekerja berlebihan, mencederai diri, dll).

VI. Pemeriksaan Fisik
1.       Status mental
                   a.      Keadaan umum pasien lemah.
                   b.     Pembicaraan pelo.
                   c.     Kekuatan motorik ekstremitas gerak kiri tidak dapat digerakkan.
                   d.      Afek sesuai dan emosi stabil.
                   e.      Pasien Sadar, orientasi orang, waktu, tempat, dan situasi terganggu.
                   f.      Memori jangka panjang maupun jangka pendek terganggu.
2.      Tanda-tanda vital
Tekanan darah: 170/120 mmHg
Frekuensi nadi: 78 kali/menit,lemah.
Pernafasan: 30 kali/menit, sesak nafas,dangkal,cepat.
3.     Status gizi
TB: 165 Cm
BB: 70 Kg
4.      Pemeriksaan Head to Toe
                  a.      Kepala :
1).    Rambut sebagian besar sudah beruban.
2).    Mata : penglihatan kabur,konjungtiva anemis. Tidak menggunakan alat bantu.
3).    Hidung bersih, fungsi pembauan tidak ada masalah.
4).    Mulut merot ke kanan,berbicara pelo, gigi masih utuh semua, belum ada yang copot.
5).    Telinga bersih, fungsi pendengaran baik masih bisa mendengar dengan jelas.
6).     Leher tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid.
b.      Dada :
- Paru-paru : 
  Inspeksi    : tidak terdapat pembesaran, 
                     tidak tampak penggunaan otot pernapasan tambahan,
  palpasi     : tidak ada nyeri atau massa, 
  perkusi     : batas paru normal, suara sonor, 
  auskultasi : tidak terdengar suara paru tambahan.
- Jantung : 
  Inspeksi   : tidak tampak adanya pembesaran atau vena, ictus cordis pada ICS 4-5, 
  palpasi     : tidak ada nyeri, 
  perkusi     : jantung dalam batas normal, suara redup, 
  auskultasi : tidak terdengar bunyi jantung tambahan.
                  c.     Perut :
                  Inspeksi    : tidak tampak adanya jaringan parut, tampak kosong, 
                  auskultasi : frekuensi peristaltik 7 kali/menit, kuat, 
                  perkusi     : tidak terdapat pembesaran organ, tidak terdapat cairan, 
                  palpasi     : teraba lunak, tidak ada massa.
                 d.      Ekstremitas
                  Kekuatan otot baik, edema (-), ROM pada ekstremitas gerak kiri tidak dapat digerakkan 
                  normal sedangkan pada ekstremitas bawah berkurang karena terasa kesemutan dan agak 
                  nyeri.  Pada ibu jari kaki kiri terdapat luka akibat tertusuk benda tajam. Daerah luka 
                  tampak agak edema, luas permukaan luka ± 1x1x0,5 cm, luka di tutup dengan kain 
                  percah dan tampak kotor, nyeri (-), tampak tidak memakai pengalas kaki. Sensasi rasa 
                  masih baik tidak mengalami baal.

  B.     ANALISA MASALAH
 
No
Data
Penyebab
Masalah
1.
DS:
- Keluarga pasien mengatakan pasien mulai sore tidak dapat mengerakkan ekstremitas gerak kiri dan mulutnya merot kekenan.
DO:
- ROM pada ekstremitas gerak kiri tidak dapat digerakkan.
- Tampak mulutnya merot kekenan.
Kerusakan pusat syaraf pergerakan

Kerusakan mobilitas fisik
2.
DS:
- Keluarga pasien mengatakan pasien penyakit yang dialami mulai umur 40  tahun sampai sekarang dan rasanya berat pada  kaki dan tangan sebelah kiri  sehingga kalau berjalan dan beraktivitas
- Klien mengatakan  berobat ke dokter praktek dan bisa berjalan ± sudah 5 tahun sampai sekarang walaupun masih terseret-seret.
- Klien  mengatakan kesemutan pada kedua kaki dan terasa berat bila berjalan.
- Sering kepalanya pusing.
DO:
- Postur tubuh tampak tidak stabil ketika berjalan.
- Tampak menyeret kedua kakinya saat berjalan.
- Aktivitas dan latihan dilakukan mandiri.
- Kekuatan otot ekstremitas bawah berkurang.
-  Tekanan darah: 190/100 mmHg
Keterbatasan mobilitas fisik
Resiko  jatuh














3.
DS:
- Klien mengatakan luka di bawah telapak kaki ibu jari kiri akibat terinjak benda tajam ± sudah 3 minggu belum sembuh.
DO:
-  Tampak luka di bawah telapak kaki ibu jari kiri
-  Luas permukaan luka ± 1x1x0,5 cm.
-  Sensasi rasa masih baik tidak mengalami baal.
Faktor mekanik






Kerusakan integritas kulit





4.
DS:
-        Keluarga pasien mengatakan pasien sudah dari sore ektremi
DO:
-      Luka ditutup dengan kain percah dan tampak kotor.
-      Daerah luka pada ibu jari kaki kiri tampak agak edema.
-      Tampak tidak memakai pengalas kaki
Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
Resiko Infeksi
5.
DS:
-        Klien mengatakan sudah lama menderita penyakit darah tinggi sampai mengalami stroke.
-        Klien mengatakan sering mengalami pusing
DO:
-          TD: 170/120 mmHg
-          Nadi: 78x/menit
-          Mulut tampak perot ke kanan dan bicara pelo.

PK: Hipertensi


C. DIAGNOSA KPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

1.   Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan keengganan untuk melakukan pergerakan.
2.   Resiko jatuh berhubugan dengan  keterbatasan mobilitas fisik.
3.   Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik.
4.      Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan.
5.      PK: Hipertensi.


D. PERENCANAAN

No
Dx. Kep
Tujuan
Intervensi
1.









Kerusakan mobilitas fisik b.d. keengganan untuk melakukan pergerakan

Tupen:

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4 hari klien mampu melakukan latihan ROM dengan baik.

Tupen:

Setelah 4 kali kunjungan klien
mampu melakukan latihan 
pergerakan ROM dengan 
kriteria;
1.   Menyatakan akan melakukan latihan ROM setiap pagi.
2.   Dapat mempraktekkan gerakan ROM.
1.   Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit stroke dan  perawatan bagi penderita gangguan mobilitas.
2.   Monitor tanda-tanda vital.
3.   Monitor kekuatan otot dan ROM pada klien.
4.   Diskusikan cara-cara melatih pergerakan pada klien.
5.   Demonstrasikan cara melakukan latihan ROM aktif.
6.   Minta klien untuk mempraktekkan latihan ROM yang telah diajarkan setiap 2 kali sehari.
7.   Tanyakan kesanggupan klien untuk melakukan latihan ROM secara rutin.
8.   Motivasi klien untuk mencoba melakukan latihan.
9.   Beri pujian atas keberhasilan yang telah dicapai.

2.



















Resiko jatuh b.d keterbatasan mobilitas fisik.















Tupan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari klien tidak mengalami jatuh.

Tupen:
Setelah 3 kali kunjungan klien mampu mengantisipasi resiko jatuh dengan kriteria;
1.Tidak ada laporan jatuh
2.Tidak terdapat tanda-tanda jatuh.

1.   Kaji pengetahuan klien dan keluarga terhadap perubahan fisik pada lanjut usia dan akibatnya.
2.   Monitor tanda-tanda jatuh pada klien
3.   Gali pengetahuan klien dan keluarga mengenai upaya pencegahan agar klien tidak jatuh.
4.   Kaji faktor pendukung terjadinya jatuh; kondisi rumah, kondisi klien.
5.   Anjurkan latihan ROM secara bertahap.
6.   Diskusikan cara-cara pencegahan jatuh pada klien
7.   Anjurkan memegang tongkat bila berdiri dari duduk
8.   Beri pujian atas usaha yang dilakukan.
3.
Kerusakan integritas kulit b.d faktor mekanik

Tupan:
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan selama 4 hari luka  sembuh dan kulit kembali normal.

Tupen:
Setelah dilakukan kunjungan selama 4 kali,  klien mampu;
- Melakukan perawatan   luka dengan benar.
- Luka dapat sembuh cepat.
- Memahami pentingnya perawatan luka
1.   Kaji pengetahuan  klien tentang  perawatan luka.
2.   Jelaskan pentingnya perawatan luka yang benar.
3.   Motivasi klien untuk selalu menggunakan pengalas kaki.
4.   Lakukan perawatan luka.
5.   Libatkan klien dan keluarga dalam perawatan luka yang dilakukan
6.   Motivasi pada klien dan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan untuk tindakan lanjut.



4.
Resiko infeksi b.d kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
Tupan:
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan selama 4 hari resiko infeksi tidak terjadi.

Tupen:
Setelah dilakukan kunjungan selama 4 kali klien melaporkan tidak terjadi infeksi, dengan kriteria:
-Tidak ada tanda-tanda infeksi.
-Tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Luka sembuh.
1. Kaji kondisi luka klien
2. Observasi tanda-tanda vital
3.   Observasi tanda-tanda infeksi pada daerah luka.
4.   Anjurkan untuk selalu menjaga kebersihan diri terutama pada daerah luka.
5.   Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka.
6.   Anjurkan melakukan perawatan luka pagi sore dengan menggunakan kassa steril dan kompres Rivanol.
7.   Anjurkan untuk menggunakan pengalas kaki.
8.   Motivasi klien ke Puskesmas untuk pemeriksaan laboratorium.
5.
PK: Hipertensi
Tupan:
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan selama 4 hari TD dapat terkontrol.

Tupen:
Setelah di lakukan kunjungan selama 4 kali TD klien terkontrol dengan kriteria;
-TD dalam batas normal.
-Klien mampu mengontrol diit.
1.  Kaji pengetahuan klien tentang  penyakit Hipertensi
2.  Observasi TD tiap kunjungan.
3.  Anjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan yang asin.
4.  Motivasi klien untuk kontrol ke fasilitas kesehatan atau dokter.
5.  Libatkan keluarga dalam perawatan klien.




E. PELAKSANAAN  DAN  EVALUASI

Dx. Kep
Tanggal
Implementasi
Evaluasi
1. Kerusakan mobilitas fisik b.d. Keengganan untuk melakukan pergerakan







1-11-2004
Jam: 12.00 WIB.





















2-11-2004
Jam 13.00 WIB












4-11-2004
Jam: 09.30 WIB










6-11-2004
Jam: 10.00
WIB
1.   Menjalin hubungan saling percaya yang baik dengan menyampaikan maksud/ tujuan kepada klien.
2.   Melakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik.
3.   Mengkaji pengetahuan klien tentang penyakitnya dan perawatan mobilitas fisik.
4.   Mendiskusikan cara-cara melatih pergerakan pada klien.
5.   Mengukur tanda-tanda vital
6.   Menilai kekuatan otot dan ROM pada klien.











1.  Memonitor tanda-tanda vital
2.  Menanyakan kesanggupan klien untuk melakukan latihan ROM secara rutin.
3.  Memotivasi klien untuk mencoba melakukan latihan.









1.  Mendemonstrasikan cara melakukan latihan ROM aktif terutama pada bagian extremitas bawah.
2.  Memberi pujian atas keberhasilan yang telah dicapai.





 

1.  Mengevaluasi latihan pergerakan klien
2.  Memberikan contoh gambar untuk latihan pergerakan
3.  Memotivasi klien untuk terus berlatih setiap hari sesuai kemampuan klien.
4.  Melibatkan keluarga dalam melatih klien.
5.  Memberi pujian atas keberhasilan  klien.





S:-Klien mengatakan sudah memahami tentang penyakit yang dideritanya karena penyakit stroke ini diderita sudah lama dan sudah diobati.
- Klien mengatakan dulu sering melakukan latihan pergerakan tapi sekarang kadang-kadang saja.
O:-Tampak menyeret kedua kakinya saat berjalan.
- ROM pada ekstremitas bawah berkurang.
-  TD: 190/100 mmHg
-   Nadi : 80x/menit.
A: Masalah belum teratasi
P:- Lanjutkan intervensi
-Kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya tanggal 2-11-2004.



S:-Klien mengatakan belum melakukan latihan yang sebenarnya hanya melatih jalan-jalan dalam ruangan saja.
O: Tampak berjalan sendiri tanpa dibantu.
A: Masalah teratasi sebagian.
P: -Intervensi yang lain dilanjutkan
-Kontrak waktu untuk kunjungan tanggal 4-11-2004.
 
S: Klien mengatakan akan melakukan latihan secara rutin.
O: Tampak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan perawat
A: Masalah teratasi sebagian.
P: - Anjurkan untuk tetap berlatih.
- Kontrak waktu untuk pendampingan hari Sabtu, 6-11-2004.

S: Klien mengatakan sudah melakukan latihan pergerakan secara bertahap dan jalan keliling rumah dengan menggunakan tongkat penyangga.
O: Tampak berjalan-jalan sekitar rumah saat datang kunjungan dengan menggunakan togkat.
A: Masalah teratasi
P: Anjuran tetap diberikan dan beri pujian.
Dx. Kep
Tanggal
Implementasi
Evaluasi
2. Resiko jatuh  b. d keterbatasan mobilitas fisik
1-11-2004
Jam: 12.00 WIB.











2-11-2004
Jam: 12.30
WIB










4-11-2004
Jam: 10.00
WIB










1.  Mengkaji pengetahuan klien tentang perubahan fisik dan akibat yang ditimbulkan.
2.  Mengkaji faktor pendukung terjadinya jatuh, seperti kondisi rumah dan kondisi klien.








1.      Menggali pengetahuan klien dan keluarga mengenai upaya pencegahan agar tidak jatuh.
2.      Memonitor tanda-tanda jatuh.









1.      Menganjurkan latihan ROM secara bertahap.
2.      Mendiskusikan cara-cara pencegahan jatuh pada klien.
3.      Menganjurkan memegang tongkat bila berdiri dari duduk.
4.      Memberi pujian atas usaha yang dilakukan.
S:-Klien mengatakan mengerti dengan kondisi fisik dan akibatnya.
-Klien mengatakan   kalau berjalan keluar rumah menggunakan tongkat.
O:-Kedua kaki tampak terseret-seret pada saat berjalan.
-Kekuatan otot ekstremitas bawah berkurang.
A: Masalah belum teratasi.
P: Lanjutkan intervenís.

S:-Klien mengatakan sering menggunakan tongkat kalau berjalan keluar rumah
O:-Tampak masih terseret-seret saat berjalan.
-Kekuatan otot ektremitas bawah berkurang.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi


S: Klien mengatakan akan melakukan semua anjuran yang diberikan
O:-Tampak memegang   tongkat saat berjalan.
-  Tidak tampak tanda-tanda jatuh
A: Masalah teratasi.
P: Libatkan keluarga untuk pemantauan lanjut.

Dx. Kep
Tanggal
Implementasi
Evaluasi
3. Kerusakan integritas kulit b.d faktor mekanik















1-11-2004
Jam: 12.00 WIB.
















2-11-2004
Jam: 13.00 WIB





 
4-11-2004
Jam: 10.00 WIB









 


6-11-2004
Jam: 10.30 WIB







1.      Mengkaji pengetahuan  klien tentang  perawatan luka.
2.      Mengobservasi kondisi luka
3.      Menganjurkan untuk selalu memakai pengalas kaki.















1.   Menjelaskan pentingnya perawatan luka yang benar.
2.   Menganjurkan selalu memakai pengalas kaki.
3.   Mengobservasi tanda-tanda vital



1.   Mengobservasi keadaan luka.
2.   Memotivasi klien dan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan untuk tindakan lanjut.











1.   Melakukan perawatan luka
2.   Menganjurkan klien untuk selalu menjaga kebersihan luka.
3.   Memotivasi klien untuk ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan lanjut (laboratorium)
S:- Klien mengatakan mencuci luka dengan air garam kemudian ditaburi puyer capsul dan dibungkus dengan kain percah.
- Klien mengatakan lukanya sudah 3 minggu tapi belum sembuh.
O:-Tampak luka di telapak ibu jari kaki kiri.
-  Tampak edema di    daerah luka.
A: Masalah belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
- Kontrak waktu untuk kunjungan berikutnya tanggal 2-11-2004.

S:-Klien mengatakan lukanya sudah diobati dengan obat puyer.
O:-Luka tampak di balut
- TD: 160/80 mmHg
- Nadi: 88x/menit.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

S: Klien mengatakan lukanya sudah diobati sendiri
O:- Luka tampak dibalut dengan kain percah dan ditaburi obat puyer.
- Tampak edema pada pinggiran luka.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
dan kontrak waktu untuk perawatan luka hari Sabtu, 6-11- 2004 saat pendampingan.

S: Klien mengatakan merasa nyaman setelah  perawatan luka dan mengatakan akan kontrol ke puskesmas.
O: Luka dikompres dengan Rivanol dan dibalut dengan verban.
A: Masalah teratasi sebagian
P: Motivasi klien untuk melakukan perawatan luka dan menganjurkan ke puskesmas.
Dx. Kep
Tanggal
Implementasi
Evaluasi
4. Resiko infeksi b.d kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
1-11-2004
Jam: 12.15 WIB











2-11-2004
Jam: 13.30
WIB









4-11-2004
Jam: 10.30
WIB















6-11-2004
Jam: 10.30
WIB

1.  Mengkaji kondisi luka klien
2.  Mengobservasi tanda-tanda vital.
3.  Mengobservasi tanda-tanda infeksi pada daerah luka.










1.  Mengobservasi tanda-tanda vital.
2.  Mengobservasi tanda-tanda infeksi pada daerah luka.
3.  Menganjurkan untuk selalu menjaga kebersihan diri terutama pada daerah luka.






1.  Menganjurkan untuk menggunakan pengalas kaki.
2.  Menganjurkan untuk menjaga kebersihan luka.
3.  Mengobservasi TTV














1.      Mengukur TTV
2.      Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka.
3.  Menganjurkan melakukan perawatan luka pagi sore dengan menggunakan kassa steril dan kompres Rivanol.
4.  Memotivasi klien ke Puskesmas untuk pemeriksaan laboratorium.
S:-Klien mengatakan lukanya sudah 3 minggu tapi belum sembuh
O:-Tampak edema pada daerah luka
-  TD: 190/100 mmHg
-  Nadi: 80x/mnt
-  Suhu: 36,60C
-  Nyeri tekan (-)
-  Keadaan luka dan   balutan tampak kotor
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

S:-Klien mengatakan  lukanya belum sembuh tapi tidak merasa nyeri.
O:-Balutan luka dan kondisi luka tampak kotor.
-  TD: 160/100 mmHg
-  Nadi: 80x/menit
-  Suhu: 36,60C
-  RR: 20x/menit
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

S:-Klien mengatakan selalu mencuci luka dengan air garam
-  Klien mengatakan kalau keluar rumah sering menggunakan pengalas kaki.
O: - Luka tampak dibalut
- Edema sekitar luka.
- TD: 160/80 mmHg
- Nadi: 80x/mnt
- Suhu: 360C,
- RR: 18x/mnt
A: Masalah belum teratasi
P: Kontrak waktu untuk perawatan luka tanggal 6-11-2004.

S:  Klien mengatakan akan ke puskesmas untuk periksa darah karena sudah lama tidak kontrol.
O: -Tidak tampak tanda-tanda infeksi.
-TTV semua dbn.
A:  Masalah tidak terjadi
P: Motivasi klien untuk tetap kontrol
Dx. Kep
Tanggal
Implementasi
Evaluasi
5. PK:
Hipertensi
1-11-2004
Jam: 12.00 WIB.






 
2-11-2004
Jam: 13.30
WIB








4-11-2004
Jam: 10.30
WIB











6-11-2004
Jam: 10.30
WIB
1.  Mengkaji pengetahuan klien tentang  penyakit Hipertensi
2.  Mengukur Tekanan Darah







1.   Mengukur Tekanan Darah
2.   Menganjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan yang asin.








1.  Mengukur Tekanan Darah
2.  Memotivasi klien untuk kontrol ke fasilitas kesehatan atau dokter.
3.  Melibatkan keluarga dalam perawatan klien.








1.  Mengontrol Tekanan Darah dan Nadi
2.  Terminasi dengan keluarga




S:-Klien mengatakan menderita penyakit Darah Tinggi sudah lama dan sering kontrol ke dokter.
O: - TD: 190/100 mmHg
-  Nadi: 80x/menit.
A:  Masalah belum teratasi
P:  Lanjutkan intervensi.


S:- Klien mengatakan sudah lama tidak makan makanan yang asin juga pantangan yang lain seperti daging kambing, emping, melinjo, dll.
O: TD: 160/100 mmHg
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi


S: Klien mengatakan beli obat keji beling  di apotik dan sudah diminum 2x1 tab.
-Klien mengatakan sudah biasa minum obat ini kalau TD naik.
O:-Klien menunjukkan  obat Keji Beling tertulis 2x1 tab.
- TD: 160/80 mmHg
A:Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi masih tetap dilanjutkan.
 
S: -
O: -Tekanan darah: 130/80 mmHg.
-Nadi: 88x/menit
A:   Masalah teratasi
P:  Anjurkan untuk kontrol rutin ke dokter atau puskesmas.